x

Iklan

Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja - FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ibu Kita Khadijah

Khadijah adalah insan pertama yang mengimani risalah yang dibawa Nabi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bulan Desember sebentar lagi tiba.Banyak yang memperingati Hari Ibu pada tanggal 22 Desember ini. Memang banyak sosok ibu yang mulia, tapi seperti apakah sosok ibu itu semestinya? Telah diuraikan kehidupan khadijah Radiyallahu’anha nan mulia dalam banyak kitab Hadits Shahih. Berikut analisa kami tentang kehidupannya sebagai alternatif bagi yang ingin memilihnya sebagai sosok Ibu mulia:

#Suami pertama Khadijah yang menjadi imamnya adalah Abu Halah. Setelah meninggal ia bersuami kepada Atiq bin Aidz.

#Profesi Khadijah sebagai entrepreneur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

#Khoirunnisa iha Maryam binti Imran, khoirunnisa iha Khadijah binti Khuwailid (lihat HR Bukhari 3178)

#Khadijah menjadi teladan bagi kaum nisa (wanita), sebaik-baik wanita di zaman ini adalah Khadijah (lihat hadits di atas).

#Khadijah menyeleksi karyawannya, Muhammad menjadi karyawan terbaik (yang jujur dan berakhlak mulia).

#Memiliki kecenderungan hati dan pikiran sehingga cenderung ingin dinikahkan dengan Muhammad karena kemuliaan akhlaknya dan kabar akan diutusnya Nabi Besar

#Khadijah adalah istri Nabi yang pertama dan satu-satunya selama Khadijah hidup (lihat HR Muslim 4466).

#Aisyah cemburu kepada Khadijah karena besarnya kecintaan Nabi kepada Khadijah meskipun Khadijah telah wafat. Nabi sering menyebut-nyebut nama Almarhumah Khadijah dan mengenangnya dengan menghadiahkan daging kambing kepada kerabat Khadijah.(lihat HR Bukhari 3534, Muslim 4464).

#Khadijah adalah insan pertama yang mengimani risalah yang dibawa Nabi.

#Nabi Muhammad mempunyai putra-putri dari Khadijah. Ada Zainab, Ruqayah, Ummu Kultsum, Qasim, Fatimah yang lahir sebelum masa kenabian. Sedangkan Abdullah lahir saat masa kenabian. Ini adalah anak-anak biologis Khadijah. Sedangkan Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah adalah anak-anak ideologisnya.

#Ketika Nabi bingung dan ketakutan pasca menerima wahyu perdana, Khadijah lah orang yang pas untuk mendukung Nabi. (lihat HR Bukhari 3 & 4572)

#Setelah Nabi merasa tenang barulah Khadijah menanyakan apa yang sedang terjadi. Kejiwaan kaum laki-laki biasanya menceritakan masalah setelah tenang. Sedangkan kaum wanita, sebaliknya, cenderung menceritakan masalah terlebih dahulu.

#Setelah diceritakan oleh Nabi, Khadijah meyakinkan Nabi dengan berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakanmu, engkau selalu menghubungkan silaturahim, berbicara benar, memikul beban orang lain, menolong orang lemah, menghormati tamu, dan membantu meringankan derita dan musibah orang lain.” (lihat HR Bukhari 3).

#Karakter Khadijah sangat mendukung bagi perjuangan Nabi. Tidak mungkin keluarga ini tidak memiliki visi yang kokoh. Khadijah dan Nabi adalah satu paket dan ada pembagian kerja yang efektif dalam keluarga ini. Tidak mungkin keluarga ini mencapai target yang sempurna jika tidak dengan pengorbanan yang besar walaupun harus menghabiskan harta dan mengorbankan nyawa.

#Khadijah rela kepada Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai utusan Allah, sehingga gangguan-gangguan dari pihak Quraisy Musyrik/Kafir dalam bentuk lisan maupun fisik dihadapi dengan kesabaran yang tinggi, strategi yang cerdas, sehingga ia menjadi Qurrata’ayun (penyejuk hati) bagi Nabi. Iman, kejujuran, kedisiplinan, relationship, dan cinta Khadijah lah yang mendukung kekokohan keluarga ini.

#Apabila dianggap sebagai bunga. Cinta Khadijah selalu tumbuh tanpa pandang musim. Karakter yang mirip dengan Nabi.

#Batas hidup Khadijah sudah tiba. Ia menderita sakit sejak pemboikotan (diisolasi, diasingkan) oleh kaum Quraisy Musyrik/Kafir terhadap bani Hasyim selama 3 tahun. Khadijah ikut menghadapi kelaparan dan kesempitan-kesempitan lainnya bersama Nabi dan orang-orang beriman.

#Pemboikotan ini malah meneguhkan kepribadian Khadijah karena iman kepada Allah, Sosok Nabi (pemimpin yang menyatukan umat), rasa memiliki tanggungjawab yang besar, iman kepada hari akhir, didikan Al-Qur’an, dan karena kabar gembira (janji Allah, akan datangnya keberhasilan).

#Khadijah wafat saat 3 tahun sebelum Nabi berhijrah.

#Benteng bagi dakwah Nabi telah tiada (Abu Thalib), disusul dengan wafatnya Khadijah di tahun yang sama (3 tahun sebelum Hijrah).

#Kehidupan Almarhumah Khadijah sangat membekas di hati Nabi hingga tahun-tahun berikutnya, meskipun Khadijah telah tutup usia pada usia 65 tahun, sedangkan Nabi baru berusia 50 tahun.

#Meskipun hidup bersama Khadijah selama kurang lebih 25 tahun, Nabi sangat terbayang dengan ksyukuran, kesabaran, kelembutan Khadijah. Seolah ia terus hadir dalam sisa usia Nabi hingga 13 tahun kemudian.

#Pasangan inilah sebagai sebuah paket yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia seluruhnya. Pribadi mulia untuk keluarga mulia, keluarga mulia untuk masyarakat mulia, masyarakat mulia untuk negeri yang mulia, negeri yang mulia untuk dunia yang mulia.

#Wajar jika Nabi teringat Almarhumah Khadijah ketika mendengar suara saudara perempuan Khadijah, hingga ekspresi wajah beliau sangat gembira. (lihat HR  Muslim 4467).

#Pengorbanan yang besar menghasilkan kemuliaan yang besar pula. Surga lah sebaik-baik kemuliaan.

#Sekali lagi Khadijah lah yang meringankan beban pada titik krisis Nabi (usia 40 tahun) yaitu saat menerima wahyu pertama kali. Begitu pula saat Nabi di titik krisis berikutnya, yaitu saat terputusnya wahyu beberapa hari.

#Surga lah yang memicu kecemburuan Aisyah binti Abu Bakar terhadap Khadijah binti Khuwailid (lihat HR Muslim 4462).

#Simaklah hadits riwayat dari Bukhari 3159 dan 4828, Muslim 4462, Ahmad 2805, Tirmidzi 3813!

#Afdholu nisail jannati arba’u (wanita penghuni Surga yang paling mulia adalah 4 orang): Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim (HR Ahmad 2805)

#Hasbuka min nisail ‘alamin (Cukuplah bagi mu dari wanita-penghulu-dunia): Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Asiyah istri Fir’aun (HR Tirmidzi 3813)

#Wa qod uhiya ila rasulillahishollallahualaihiwasallam ayyubasysyiraha bi baytil laha fil jannati (Sesungguhnya diwahyukan pada Rasululllah untuk memberi kabar gembira kepadanya (Khadijah) dengan rumah di Surga yang dipersembahkan untuknya) (HR Bukhari 4828)

#Basysyara rasulullahi shollallahu’alaihiwasallam, Khadijatu bintu Khuwailid baytin fil jannati (Rasulullah memberi kabar gembira kepada Khadijah dengan sebuah rumah di Surga) (HR Muslim 4462)

#Kamala min rijali katsirun wa lam yakmul min nisai illa Asiyatu mraatu fir’auna, wa Maryamu bintu imrana. Wa inna fadhla ‘Aisyah ‘alan nisai kafadhli tstsaridi ‘ala saairith tho’am (Manusia sempurna dari kalangan laki-laki banyak dan tidak ada manusia yang sempurna dari kalangan wanita kecuali Asiyah istri Fir’aun, Maryam binti ‘Imran. Dan keutamaan ‘Aisyah dibandingkan wanita-wanita lain adalah bagaikan keutamaan makanan ‘tsarid’ terhadap makanan yang lain (HR Bukhari 3159).

#Tsarid adalah sejenis makanan yang terbuat dari daging dan roti yang dibuat bubur dan berkuah.

#Ada beberapa perhatian di sini!

# Membina anak biologis (anak kandung) itu luar biasa. Membina anak ideologis (bukan anak kandung) itu juga luar biasa.

#Maryam binti Imran (tidak pernah bersuami), membina anak biologis tanpa suami, sukses barakah. Salah satu indikatornya Nabi Isa ‘alahissalam nan sholih.s

#Khadijah binti Khuwailid (pernah bersuami, Abu Halah, Atiq, Muhammad), membina anak biologis maupun ideologis bersama suami, sukses barakah. Salah satu Indikatornya Fatimah nan sholihah, terbinalah Ali dan Zaid nan sholih.

#Fatimah (pernah bersuami, ‘Ali), membina anak biologis bersama suami, sukses barakah. Salah satu Indikatornya Al Hasan dan Al Husain nan sholih.

#Asiyah binti Muzahim (pernah bersuami, Fir’aun yang fasik), membina anak biologis, sukses barakah. Salah satu Indikatornya, istri nan sholih meskipun suaminya tidak menjemput hidayah Allah (Asiyah dan putrinya disiksa oleh suami).

#‘Aisyah binti Abu Bakar (pernah bersuami, Muhammad), membina anak ideologis sukses barakah. Salah satu Indikatornya, Abdullah bin Zubair nan sholih. Indikator lainnya, istri nan sholih meskipun suaminya telah wafat lebih dahulu. (tentang Abdullah ibnu Zubair lihat HR Bukhari 5876, Tirmidzi 3762)

#Apabila Nabi SAW mengingat Khadijah, beliau selalu memujinya dengan pujian yang bagus. Maka pada suatu hari Aisyah merasa cemburu sehingga berkata kepada beliau, “Alangkah sering engkau mengingat wanita yang ujung bibirnya telah memerah padahal Allah telah menggantikan untuk engkau yang lebih baik darinya!” Nabi menjawab segera, “Ma abdalaniy Allahu ‘azza wa jalla khoirann min ha, qod amanat biy idz kafar biy nnas. Washoddaqotniy idz kadzdzabaniy nnas. Wa wasatniy bima liha idz haramaniy nnas. Warozaqoniy allahu ‘azza wa jalla waladaha idz haramaniy aulada nnisa” (HR Ahmad 23719).

#Allah ’azza wajalla tidak pernah mengganti untukku yang lebih baik darinya (Khadijah), dia adalah wanita yang beriman kepadaku di saat manusia kafir kepadaku, dan ia membenarkanku di saat manusia mendustakanku, dan ia juga menopangku dengan hartanya di saat manusia menutup diri mereka dariku, dan Allah ‘azza wajalla telah mengaruniakan anak kepadaku dengannya ketika Allah tidak mengaruniakan anak kepadaku dengan istri-istri yang lain (HR Ahmad 23719).

  • Gambar di atas diambil dari Film "Omar", merupakan tokoh yang memerankan istri Umar ibnul Khattab (Amirul Mukminin)

Ikuti tulisan menarik Mahendra Ibn Muhammad Adam lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler