x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Membaca Pengakuan Penulis

Banyak penulis yang menghargai kontribusi orang lain dalam penyusunan bukunya, tapi sebagian mereka abai.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Salah satu bagian menarik dari sebuah buku ialah ‘Ucapan terima kasih’ atau acknowledgment. Ada penulis dan editor penerbit yang meletakkan bagian ini di awal buku, ada pula di halaman-halaman akhir buku. Bagi saya, yang menarik dari acknowledgment ialah penuturan mengenai kisah-kisah yang terjadi di balik layar—seperti dalam film ada sedikit cuplikan ‘behind the scene’.

Kita dapat mengetahui bagaimana sebuah buku disusun dan kepada siapa penulis merasa berutang budi dalam proses penyusunan buku itu. Kenyataannya memang seperti itu, banyak orang yang terlibat agar sebuah buku dapat terbit, bahkan ada yang sejak masih berupa gagasan. Misalnya saja, sebuah peristiwa yang dialami orang lain dan percakapan dengan teman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Memang tidak ada kewajiban bagi penulis untuk menyertakan acknowledgment, hanya kelaziman. Banyak penulis bahkan hanya mencantumkan semacam halaman ‘persembahan’, tapi ada pula yang mencantumkan halaman ‘persembahan’ dan halaman ‘ucapan terima kasih’.

Dalam bukunya, Crazynomics, umpamanya, ekonom Ian Ayres menulis di halaman persembahan: Untuk John Donohve dan Perer Siegelman yang selalu hadir saat dibutuhkan. Di halaman Ucapa Terima Kasih, yang ditempatkan di bagian akhir buku menjelang halaman referensi, Ayres mencantumkan puluhan nama orang-orang yang dia anggap berjasa dalam upayanya mewujudkan buku ini. Bahkan, gurunya semasa SMA pun disebutkan. Bunyinya: “Kepada John Finan, guru matematika saya di sekolah menengah, yang mengatakan kepada saya bahwa saya tidak akan pernah bagus dalam soal angka sebab tulisan saya terlalu morat-marit.” Entah maksudnya menyidir, atau gurunya itu jadi ‘penyemangat’, faktanya kemudian Ayres jadi ekonom yang bergulat dengan angka-angka.

Penulis yang menyertakan halaman ‘Ucapan Terima Kasih’ telah menunjukkan bahwa dirinya cukup berbesar hati untuk berterima kasih kepada orang-orang yang membantunya dalam proses penyusunan bukunya. Ia cukup berendah hati pula untuk mengakui bahwa dalam menulis sebuah buku, ia tidak sepenuhnya bekerja seorang diri.

Dalam Musikofilia, sebuah buku yang memaparkan kisah-kisah tentang musik dan otak, neuroscientist Oliver Sacks menyebut puluhan nama yang ia anggap berkontribusi bagi penulisan bukunya. Di antara mereka, Sacks menyebut tiga nama yang ia anggap memainkan peran penting karena menjadi teman diskusinya selama bertahun-tahun mengenai topik musik dan otak. Mereka adalah Orrin Devinsky, Ralph M. Siegel, dan Connie Tomaino.

Sacks merasa pula berutang budi kepada para dokter, pasien, kolega, maupun terapis yang sempat bertukar pikiran dengannnya. Sacks tidak lupa mencantumkan nama sejumlah orang yang membantunya dalam redaksional dan penerbitan, maupun orang-orang yang membantunya melakukan riset. Sacks juga tak bisa mengabaikan dukungan keuangan dari banyak universitas dan organisasi yang mendukung proyek penelitiannya. Mereka masing-masing memberi kontribusi yang berbeda: melakukan riset dan pengumpulan bahan, mencarikan kontak, membaca naskah awal, mengetik ulang, memberi komentar dan saran, serta mengusulkan perubahan. Bahkan sekedar membuatkan secangkir kopi panas dan kudapan ketika penulis tengah bergulat dengan idenya di larut malam.

Dalam menulis novelnya yang berbasis kehidupan nyata pekulis Vincent van Gogh, Lust for Life, Irving Stone juga menghargai banyak orang yang menyimpan jejak-jejak historis pelukis Belanda ini dengan mencantumkan nama mereka di halaman Ucapan Terima Kasih. Juga orang-orang yang membaca manuskrip dan memberi masukan untuk perbaikan.

Apa yang dilakukan orang-orang untuk membantu penulis mewujudkan bukunya merupakan sesuatu yang sangat lumrah terjadi. Sayangnya, banyak pula penulis buku yang melupakan kontribusi mereka, seakan-akan mereka bekerja seorang diri tanpa kontribusi orang lain, misalnya saja periset, korektor, maupun editor. Kadang-kadang peran mereka dilupakan dan credit point sebuah buku mau diambil semuanya oleh penulis. **

 

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu