x

Petugas memeriksa barang temuan berupa arca Gegajahan yang diduga memiliki nilai sejarah di Museum Sribaduga Bandung, 5 September 2017. ANTARA

Iklan

Fadhil Aulia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pentingnya Sejarah Sebagai Pembangun

Sejarah tidak semestinya dilupakan dan diabaikan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menurut pandangan ilmuwan sejarah, Kuntowidjojo (2001) didalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah, yang diterbitkan Yayasan Bentang Budaya, disebutkan bahwa histori merupakan pengetahuan yang mempunyai makna sosial yang perlu bagi perkembangan dan perubahan masyarakat.

 

Melalui catatan histori mampu memotivasi seseorang untuk berbuat lebih baik berasal dari nenek moyangnya. Bahkan terpenting di dalam pemahaman peristiwa jaman lalu, bakal menggugah kesadaran peristiwa yang bersifat kolektif yaitu bentuk pengalaman bersama dengan sebagai ungkapan reaksi mereka kepada suasana didalam momen sosial, politik, ekonomi, kebudayaan berasal dari jaman ke masa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Tentu saja rentetan momen jaman lalu yang disejarahkan didalam konteks ini bertujuan sebagai karya para sejarahwan yang benar-benar miliki tanggung jawab moral atas pencatatan dan penyebaraluasan atas catatan-catatan moment era lantas yang dikemukakan/ditulis secara apa adanya, setidaknya terbebas berasal dari unsur subyektivitas dan menjauhi tendensi khusus supaya tidak banyak punya kandungan bias.

 

Mengingat sejarah ditulis oleh seseorang, sanggup saja karya peristiwa yang dirangkum di dalam bentuk tulisan, rekaman suara, film atau media audio-visual apa-pun dapat dikatakan tidak lepas berasal dari subyektivitas, banyak keperluan yang barangkali dimasukkan sehingga didalam hal ini mampu dikatakan miliki kebenaran yang tetap layak diuji, dinalar kembali dan tidak cenderung tendensius dengan sebutan lain memenuhi keperluan sepihak.

 

Sebagai orang awam, penulis semakin mengetahui betapa pentingnya mempelajari dan menyadari sejarah. Mengapa? Karena bersama dengan mempelajari sejarah, kami bakal banyak memahami apa yang terjadi terhadap jaman selanjutnya (secara faktual) terkait bersama kehidupan atau kesibukan kami di jaman kini. Adanya masa kini disebabkan kejadian/peristiwa era lalu dan bilamana perihal selanjutnya dimengerti dapat menggugah kesadaran kita untuk berbuat lebih bijak di masa yang akan datang.

 

Sayangnya pembelajaran peristiwa di lingkungan kita tetap terbatas, baik secara resmi (di lingkungan pendidikan, di sekolah-sekolah) apalagi di lingkungan non-formal masih wajib peningkatan dan pengembangan disana-sini.

 

Metode pembelajaran yang tetap berbentuk normatif, lebih-lebih condong cuma mengenalkan angka atau th. di mana peristiwa terjadi, studi menghafal dan memahami seseorang yang ditokohkan -- tanpa mengupas lebih mendalam mengenai kaitan bersama dengan situasi dan keadaan sementara momen masa lantas itu berlangsung -- telah menjadikan kami sebagai murid/pembelajar hanya menerima ilmu sejarah secara monoton (hanya dari sumber terbatas, hanya dari satu sudut pandang), tidak mampu menghayati nilai-nilai yang sebetulnya pada momen masa selanjutnya yang didalamnya terkandung arti tersirat.

 

Seperti dituliskan didalam artikel Ignas Kleden dalam artikel berjudul: Atas Nama Sejarah (Harian Kompas, 3 Oktober 2017, halaman 6) disebutkan: histori konon penting gara-gara orang yang tak mengenal histori ditakdirkan ulangilah kesalahan masa lampau. Sejarah dianggap memberi tambahan bahan pelajaran. Namun didalam kenyataan, orang sanggup saja banyak membaca buku peristiwa tetapi tak menyita suatu pelajaran berasal dari padanya.

 

Ada benarnya apa yang dituliskan Ignas Kleden diatas, ini mengindikasikan bahwa histori kurang diapresiasi oleh banyak kalangan di lingkungan kita. Mungkin metode pembelajarannya yang kudu dievaluasi, diperbaiki, atau dikarenakan bangsa ini sudah tidak cukup berminat terhadap peristiwa agar fondasi kehidupan maupun aktivitas era kini dan kemungkinan jaman depan menjadi tidak kokoh dengan sebutan lain rapuh.

 

Sudah saatnya semua pihak, terlebih para pengambil keputusan/kebijakan di negeri ini jelas bakal sejarah, terlebih menyangkut perjalanan bangsa, berasal dari sistem perjuangan menuju bangsa yang merdeka sampai sehabis merdeka termasuk pergantian/perubahan proses pemerintahan terekam dalam histori atas dasar fakta-fakta tanpa dibarengi tendensi spesifik supaya para penerus cita-cita di negeri ini tidak terjebak pada Info peristiwa yang bias.

 

Hal yang tidak dapat kami lepaskan di dalam hal ini adalah para penulis atau pemroduksi karya sejarah. Disinilah letak pertanggung jawaban ethical agar kesalahan atau manipulasi atas fakta terlampau berdampak terhadap kehidupan dan kesibukan di lantas hari.

 

Di tengah kemajuan jaman yang serba canggih, masif dalam penyebaraluasan informasi, ditandai kehadiran sarana online, ditambah maraknya penggunaan fasilitas sosial dalam berbagai bentuk dan aplikasinya, fakta-fakta berkait histori atau momen era lalu jangan sampai didistorsi sehingga mengaburkan keadaan/peristiwa yang sesungguhnya.

 

Kekeliruan di dalam menanamkan fondasi akan menghasilkan kesalahan lebih lanjut dan jadi bangsa yang tidak dapat membijaki diri. Sebab itu pula, betapa pentingnya fakta di dalam mengungkapkan rentetan momen jaman lalu, dan langkah penyampaiannya mesti lewat media yang mampu dipercaya

 

Singkat kata, betapa pentingnya sejarah. Dengan mempelajari dan paham histori atau peristiwa yang berjalan di masa selanjutnya lebih-lebih yang mengenai dengan kehidupan dan kegiatan di mana kami berada, setidaknya kami atau bangsa ini bakal lebih bijaksana didalam bersikap dan berperilaku, turut mengisi atau mewarnai kehidupan yang bermakna, baik era kini dan di era mendatang.

keepsoh

Ikuti tulisan menarik Fadhil Aulia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler