x

Iklan

Fahmi Faqih

Fahmi Faqih, dilahirkan di Banjarmasin pada 26 November. Menulis puisi, esei, dan catatan reportase. Saat ini ikut membantu merintis sureplus.id, sebuah media online yang berbasis di Surabaya.
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Penemu Biji Kopi dan Pembuat Minuman Kopi

Penemu dan Pembuat

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Budaya minum kopi telah menyebar ke seluruh dunia. Akan tetapi kaum sufi sebagai pemilik awal tradisi ini, jarang sekali kita dengar penuturannya. Kalau pun ada, riwayat yang sampai kepada kita hanyalah riwayat dari ‘pena kedua’—hasil dari analisa dan tafsiran yang seringkali sarat dengan muatan kepentingan. Karenanya upaya menghadirkan riwayat berdasarkan risalah-risalah yang mereka tulis adalah keniscayaan bagi siapapun yang menginginkan gambaran—sekecil apapun—tentang bagaimana kopi diperlakukan dalam kehidupan mereka.

Sayyid Abdul Rahman bin Muhammad Al-Aydrus (1070 – 1113 H), dalam kitabnyanya Linash us-Shafwah bi Anfas il-Qahwah, menulis, “Biji kopi baru ditemukan pada akhir abad ke-8 di Yaman oleh Al-Imam Abu Hasan Ali Ash-Shadzili bin Umar bin Ibrahim bin Abi Hudaimah Muhammad bin Abdullah bin Al-Faqih Muhammad Disa’in, yang nasabnya bersambung hingga kepada sahabat bernama Khalid bin Asad bin Abil Ish bin Umayyah Al-Akbar bin Abdi Shams bin Abdi Manaf bin Qushay”.

Yaman, sebagai tempat ditemukannya biji kopi seperti yang dikatakan Sayyid Abdul Rahman bin Muhammad Al-Aydrus di atas, juga disebut Ibnu Sina dalam risalah Al-Qanun fi Al-Thibb ketika menjelaskan dampak positif kopi bagi tubuh; “… bahan yang berasal dari Yaman, yang dihasilkan dari akar Aegiptia Thorn yang jatuh karena proses pematangan. Jenis yang lebih baik berwarna kuning. Ringan dan berbau sedap. Sedang yang putih dan berat, adalah yang buruk. Ia menyegarkan tubuh, membersihkan kulit, dan memberikan aroma wangi bagi tubuh”.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika Al-Imam Abu Hasan Ali bin Umar Asy-Syadzili adalah penemu biji kopi, maka orang yang pertama kali menggunaannya sebagai minuman adalah Al-Imam Abu Bakar bin Abdullah Al-Aydrus (851 – 914 H). Hal ini dicatat oleh sufi sejarawan Al-Allamah Najmuddin Al-Ghazzi dalam karangannya, Al-Kawakib As-Sairah fi A’yan Al-Miah Al-A’syirah. Al-Imam Abu Bakar bin Abdullah Al-Aydrus bahkan menulis syair sebagai kecintaannya kepada kopi:

“Wahai orang-orang yang asyik dalam cinta sejati dengan-Nya,

kopi membantuku mengusir kantuk.

Dengan pertolongan Allah, kopi menggiatkanku taat beribadah kepada-Nya

di kala orang-orang sedang terlelap tidur.

 Dari Yaman, melalui para pelancong, peziarah, pedagang, dan tentu aja kaum sufi beserta ajaran Islam, keharuman kopi merebak ke berbagai wilayah di kawasan sekitarnya menuju benua biru Eropa, Amerika, ke negeri kita Indonesia, dan akhirnya mendunia.

Ikuti tulisan menarik Fahmi Faqih lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler