x

Iklan

HMI Soshum Saintek UIN SUKA

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jangan memaksa perkara Rasa

“Perasaan tak bisa dipaksakan, apa kamu mau menjadi pihak yang berduka cita di dalam pihak yang bersuka cita?”

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Memang, manusia itu di takdirkan diberi rasa, dari yang terpeka sampai yang masa bodo luar biasa. Tak ada salahnya manusia menuntut apa yang telah ia berikan terhadap orang lain, dengan harapan agar apa yang ia berikan dibalas dengan kesesuaian harapan. Saat ini, aku sedang merasa tak sepaham, dengan apa yang engkau harapkan, Tuan. Posisiku saat ini sedang membutuhkan sandaran, dan kau hadir memberi peluang. Ku ceritakan segala keluh kesahku kepadamu, sampai akhirnya aku merasa nyaman, begitupun dirimu, Tuan. “Berboncengan denganmu, mengelilingi kota, menikmati Surya perlahan Menghilang” Lirik Fiersa Besari dalam lagunya Celengan Rindu, lagu itu tepat sekali seperti beberapa waktu lalu yang aku alami bersamamu, Tuan. Tapi maksudku bukan karena betah bersamamu dalam hal rasa yang lebih dari seorang sahabat belaka. Aku dengan sungguhpun menjawab, jikalau hatiku belum bisa menerima kehadiran siapapun selepas dari ditinggal olehnya. Aku masih merasa khawatir, jika janji manis yang akan kau buat pada akhirnya kandas di akhir. Seperti beberapa waktu silam. Bukan, bukan berarti aku tak percaya kau dapat menepatinya, hanya saja aku masih terpatri akan hal yang sama. Mudah-mudahan kau dapat memaklumi, mungkin ini bisa jadi kau anggap pembelaan. Tapi jujur, aku hanya sedang ingin berfokus pada masa depan, dan menginginkan hati yang tenang jauh dari yang namanya cinta-cintaan. Klise? Iya memang,mungkin terdengar seperti alasan anak SMA yang akan menghadapi ujian kan?. Tapi percayalah tuan, tidak ada niatanku untuk membuat hatimu terluka. Aku juga tak ingin bila kau nantinya larut, kedalam hal yang menurutku biasa, dan malah membuatmu terpuruk. Bukannya kau menanyakan akan sebuah kejujuran? Memang, terkadang jujur itu menyakitkan, makannya jangan menuntut aku untuk berkata jujur. Karena aku tak pandai menyembunyikan dan tak pandai menjaga Perasaan orang. Sabar Tuan, kali ini hatiku belum ku berikan kepada siapapun, dan aku masih menguncinya untuk siapapun. Berharap lah pada tuhan yang maha membolak-balikkan Hati. Mudah-mudahan aku diberi peluang untuk membuka hatiku dan bersanding bersama dirimu. Terimakasih atas bulan-bulan yang telah kita lalui tanpa kejelasan dan kepastian. Maaf membuatmu berantakan, tapi percayalah, Hidup terlalu Sayang jika untuk di sia-siakan. (Mira), Image:goetary.wordpress.com

 “Perasaan tak bisa dipaksakan, apa kamu mau menjadi pihak yang berduka cita di dalam pihak yang bersuka cita?”

 

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Ikuti tulisan menarik HMI Soshum Saintek UIN SUKA lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan