Iklim Indonesia sangat cocok untuk menanam berbagai jenis buah (tropis). Menurut informasi dari Kementerian Pertanian Indonesia, ada 60 jenis buah yang berpotensi tumbuh di Indonesia. Salah satu buahnya adalah durian. Buah durian, yang berasal dari Asia Tenggara, dianggap sebagai "raja buah" karena bentuknya yang khas (besar) dan rasanya yang kaya (meskipun beberapa tidak menyukai rasanya). Durian juga dikenal sebagai buah yang paling bau di dunia karena baunya yang khas (baca: mengerikan).
Buah durian, terutama ditemukan di Thailand, Indonesia, Vietnam dan Malaysia, menikmati popularitas luas di Indonesia dan luar negeri. Karena permintaan yang tinggi dan pasokan yang terbatas (ini adalah buah musiman, meskipun karena berbagai jenis durian - masing-masing memiliki masa panen yang sedikit berbeda - panen pada dasarnya dapat berlanjut sepanjang tahun) harga durian biasanya cukup tinggi. Namun, dibandingkan dengan negara lain, harga buah durian relatif rendah di Indonesia karena produksi lokal melebihi konsumsi domestik. Perbedaan harga antara durian di tingkat petani dan di tingkat konsumen berbeda sekitar lima kali lipat.
Menurut survei dari Survei Sosial ekonomi Nasional (yang dilakukan antara tahun 2002 dan 2013), konsumsi durian per kapita Indonesia mencapai 1,18 kilogram per tahun pada tahun 2013, sementara produksi nasional diperkirakan mencapai 750.000 ton pada tahun 2014. Produksi durian di Indonesia diperkirakan akan mencapai naik karena ukuran perkebunan durian tumbuh rata-rata 3,7 persen per tahun, sementara produktivitas di perkebunan naik rata-rata 4,8 persen (y / y).
Hebatnya, Indonesia adalah importir bersih buah durian, meskipun data menunjukkan bahwa produksi durian lokal melebihi konsumsi lokal. Indonesia mengimpor durian dari Thailand (eksportir durian terbesar di dunia), Vietnam dan Malaysia. Memang, impor durian agak turun sejalan dengan kebijakan pemerintah yang baru. Pada 2012 pemerintah Indonesia menerapkan pendekatan yang lebih proteksionis terkait produk hortikultura dengan membatasi jumlah pelabuhan yang diizinkan untuk mengimpor produk hortikultura. Selain itu, pelabuhan tersibuk di Indonesia Tanjung Priok di Jakarta tidak dipilih. Sementara itu, peraturan baru juga menyatakan bahwa hanya importir terdaftar yang dapat menangani impor hortikultura. Untuk menjadi importir hortikultura terdaftar, perusahaan diwajibkan untuk mendapatkan rekomendasi dari direktorat jenderal yang ditunjuk di Kementerian Pertanian.
Untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan ekspor durian ada berbagai hal yang dapat diperbaiki (dan perlu dukungan dari pemerintah). Saat ini, Indonesia hanya memiliki perkebunan durian skala kecil, sementara itu akan jauh lebih efektif untuk memiliki perkebunan besar karena petani kecil biasanya memiliki sumber daya keuangan yang terbatas untuk berinvestasi dalam benih yang baik serta pupuk dan kurangnya teknik pertanian berkualitas tinggi (namun, peningkatan produktivitas per hektar dalam hal produksi durian di Indonesia menandakan bahwa petani semakin menggunakan teknik dan bahan yang lebih baik).
Pemerintah juga dapat membantu dengan mendukung petani tanaman buah durian secara finansial (menawarkan pinjaman bersubsidi) dan mendidik mereka tentang teknik pertanian terbaik serta memberikan informasi tentang prosedur ekspor (prosedur ini juga perlu penyederhanaan). Terakhir tetapi tidak kalah pentingnya, pemerintah perlu melanjutkan upayanya untuk meningkatkan infrastruktur negara sehingga transportasi menjadi lebih mudah (sementara biaya logistik berkurang).
Menarik juga untuk dicatat bahwa telah muncul berbagai produk makanan olahan yang mengandung buah durian. Sebagai contoh, semakin banyak restoran sekarang memiliki sup durian di banyak dan di banyak supermarket Anda dapat menemukan es krim durian. Adalah positif bahwa industri hilir yang sedang berkembang ini agaknya dapat menyerap kelebihan pasokan lokal durian.
Ikuti tulisan menarik Taman Inspirasi lainnya di sini.
