x

Iklan

sitikhadijah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Studi Permasalahan dan Dinamika Psikologi Seorang Janda

Ringkasan kajian ilmiah tentang dinamika dan permasalahan psikologi seorang janda lengkap dengan referensi jurnal internasionalnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Studi Permasalahan Seorang Janda

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengkaji kajian kejiwaan ibu rumah tangga janda, maka berarti juga

 

membahas beberapa hal, diantaranya fisik, sosial serta emosi.

 

mengkaji segi fisik, bahwa meninggalnya suami menyebabkan

 

peningkatan permasalahan kesehatan, jumlah rawat inap di rumah

 

sakit, meningkatnya perilaku yang merusak kesehatan, seperti merokok

 

atau minum-minum, serta meningkatnya resiko kematian pasangan yang

 

ditinggalkan (Santrock, 1995).

 

Kehidupan bermasyarakat seorang janda juga mengalami perubahan.

 

Keluarga dan teman-teman biasanya selalu berada di dekat singlemom

 

pada masa-masa awal setelah kematian, namun sehabis itu mereka akan

 

pulang pada dunia mereka sendiri (Brubaker dalam Papali, 2008).

Persoalan yang sering muncul ialah tentang hubungannya dengan teman

 

dan kenalannya. Seorang singlemom sering tidak diikutsertakan dalam

 

suatu program sosial oleh pasangan menikah lain sebab dia dipandang

 

sebagai bahaya oleh para istri (Freeman, 1994).

 

Ibu yang menjanda juga menyampaikan kalau mereka sering merasa aneh

 

atau kurang nyaman ketika berada dalam situasi ketika dia harus

 

bareng dengan orang yang berpasangan, yang membuat semakin terpisah

 

dari lingkungan sosialnya (Matlin, 2004).

 

Wanita yang menjanda mungkin akan merasa kurang minat ataupun tidak

 

nyaman dalam lingkungan sosial sebagaimana dulunya dia diterima.

 

Hubungan dengan rekan mungkin akan rusak atau mengalami perubahan,

 

terutama ketika ikatan itu ada karena ada hubungannya dengan

 

pasangan yang sudah meninggal (Belsky, 1990), contohnya seorang

 

janda mungkin tidak akan mengikuti lagi pertemuan istri-istri di

 

tempat suaminya bekerja dahulu. Dia lebih membangun ikatan sosial

 

yang baru dan memilih rekan baru (Barrow, 1996).

 

Secara emosional, janda yang telah ditinggal suaminya juga

 

kehilangan perlindungan dan pelayanan dari rekan yang dekat secara

 

intim dengan suaminya (Barrow, 1996).

(aneka model gamis syari terbaru)

 

Selain itu, ada beberapa perempuan yang seolah-olah merasakan momen

 

terakhir bersama dengan suaminya; ada yang mengenakan jaket

 

pasangannya agar merasa nyaman dan dekat dengan suaminya; dan

 

sebagian lainnya tetap memasak atau mengatur meja untuk suaminya

 

walaupun suaminya itu telah meninggal (Heinemann dalam Nock, 1987).

 

Beberapa janda menyatakan mereka tetap melihat dan mendengar

 

kehadiran suaminya selama setahun.

Mereka merasa kecewa pada suaminya sebab sudah meninggalkannya, dan

 

mengharapkan saran dari pasangannya selama beberapa waktu (Caine

 

dalam Notch, 1987).

Meninggalnya suaminya serta banyaknya masalah yang muncul memicu

 

masa sendiri ini menjadi masa krisis. Layaknya masa krisis lainnya,

 

dalam melampaui masa menjanda ini seorang singlemom sangat

 

membutuhkan dorongan sosial (Lem me, 1995).

Motivasi sosial diantaranya penerimaan, perhatian, penghargaan,

 

maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang dirasakannya dari orang

 

lain atau dari komunitas (Sarafino, 2006). Motivasi sosial yang

 

dibutuhkan seseorang janda bisa berasal dari keluarga, rekan,

 

perkumpulan di tempat berkrir, dan dari rekan kegiatan-kegiatan yang

 

diikutinya (Lopata dalam Craig, 1996).

 

Terdapat lima bentuk dukungan sosial yang dapat dirasakan oleh

 

individu, yaitu dukungan perasaan, penghargaan, instrumental,

 

informasi, dan dukungan kelompok (Sarafino, 2006). Semua ragam

 

dorongan sosial ini yang akan dipakai dalam mengukur dukungan sosial

 

yang didapatkan individu. Satu yang paling utama dari suatu dukungan

 

sosial adalah individu memiliki teman berbagi, memiliki seseorang

 

untuk memberikan saran, memiliki sosok untuk menghibur dan

 

membangkitkan semangat. Kemudian dukungan kelompok yang dibutuhkan

 

seseorang bisa berasal dari keluarga, rekan, perkumpulan di tempat

 

kerja, atau dari rekan kegiatan-kegiatan yang diikutinya (Lopata

 

dalam Craig, 1996).

Meninggalnya pasangan yang dialami seseorang, menjdikan seseorang

 

harus mengatasi masalah dan beban hidup keluarganya sendiri. Satu

 

kondisi yang seharusnya seorang istri dapat berbagi beban dengan

 

suami namun sekarang harus menjalani semua masalah seorang diri

 

adalah beban terberat bagi seorang singlemom. Jika seorang perempuan

 

merasa terbebani lalu memikirkan suatu permasalahan, dia begitu

 

membutuhkan sosok lain untuk diajak berbicara dan biasanya suamilah

 

yang menjadi rekan berbagi dan bertukar pendapat, namun pasangannya

 

telah meninggal. Ketiadaan suami akan menjadikannya merasa tidak

 

berdaya (An-Nuaimi, 2005).

 

Seorang janda juga menghadapi pemasalahan dalam kehidupan sosialnya.

 

Keluarga dan teman-teman biasanya selalu ada di dekat janda pada

 

masa-masa awal setelah kematian, namun setelah itu mereka mulai

 

menjauh darinya dan kembali ke kehidupan masing-masing. (Brubaker

 

dalam Papalia, Old & Feldman, 2008)

Referensi Jurnal

Baron, R.A & Byrne. (1991). Social psychology: Understanding human interaction.6th . USA: Allyn & Bacon.

 

Barrow, G.M. (1996). Aging, the individual, and society. 6th edition. United States of         America: West Publishing Company.

 

Belsky, Janet K. (1990). The Psychology of Aging Theory, Research, and Interventions. Pacific Grove: Brooks/Cole Publishing Company.

 

Craig. R.L. (1996). The ASTD training and development handbook. A guide to       human resource development.4th ed. New York: Mcgraw-Hill

 

Freeman, R.E. (1994). The politics of stakeholder theory,  in: Bussiness ethics quarterly. Vol 4 No. 4

Lahey, B. B. (2007). Psychology: An introduction, Ninth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies.

 

Lemme, B. H. (1995). Development in Adulthood. USA : Allyn & Bacon.

 

Matlin, M. W. (2004). The psychology of women (5th ed.). California: Wadsworth.

 

Nock, L.S. (1987). Sociology of the family. New Jersey: Englewood Cliffs, Prentice-         Hall

 

Papalia, Diane, Old, S. W., Feldman, R. D. (2008). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

 

Plotnik, Rod. (2005). Introduction to psychology, 7th edition. Belmont: Wadsworth             Thompson Learning.

 

Santrock, John W. (1995). Life-span development  perkembangan  masa hidup. Jakarta: Erlangga.

 

Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology : Biopsychosocial Interactions. Fifth Edition.USA : John Wiley & Sons.

 

 

 

Ikuti tulisan menarik sitikhadijah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu