x

Iklan

Daeng

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Teka-teki di Balik Apel Siaga 313

Rangkaian Pesta demokrasi di negeri ini baru saja dimulai, mendekati hari “H” yang InsyaAllah akan dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Rangkaian Pesta demokrasi di negeri ini baru saja dimulai, mendekati hari “H” yang InsyaAllah akan dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019. Masing-masing peserta pemilu berlomba-lomba mempersiapkan dirinya secara maksimal. Terutama pada Pemilihan Presiden-Wakil Presiden RI, pemimpin bangsa untuk 5 tahun kedepan.

Bagi para pendukung masing-masing paslon, saat ini diibaratkan bak calon penganten yang akan melangsungkan pernikahan. Berbagai macam perasaan yang muncul dan berbaur menjadi satu. Ada semacam “luapan perasaan” yang akan mencapai titik puncaknya, beberapa hari depan.

Masyarakat Indonesia mengimpikan pemimpin bangsa yang diharapkan mampu membawa perubahan 5 tahun kedepan dan pada hari ini, dihadapan seluruh masyarakat Indonesia beradab dan ber-budi pekerti luhur, kedua paslon Presiden-Wapres telah membuktikan diri mereka sebagai putera terbaik bangsa ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Betapa tidak? Kedua paslon yang ada saat ini merupakan representasi karakter masyarakat Indonesia yang bisa dijadikan suri tauladan, beradab, dan bermartabat.

Sebagai masyarakat Indonesia, saya optimis masyarakat kita selalu mendambakan ketentraman, kedamaian, dan tidak mudah terprovokasi. Sekalipun pihak-pihak yang mengganggu ketentraman dan kedamaian berupaya memprovokasi, namun masyarakat Indonesia tidak mudah “termakan” oleh isu dan ajakan pihak tersebut.

Masyarakat Indonesia adalah insan yang cerdas dan peka melihat fenomena yang terjadi di negara ini. Pun saat ada yang membuat kegiatan dengan menyisipkan kampanye politik terselubung dengan mudah ditebak dan diketahui masyarakat.

Pada 31 Maret 2019 mendatang Forum Umat Islam (FUI) akan mengadakan “apel siaga 313” dengan tema “Putihkan KPU & KPUD se-Indonesia”, mereka meminta KPU agar tidak curang pada saat pelaksanaan Pemilu nanti.

Perlu kita pahami bersama, bahwa para anggota KPU/KPUD adalah orang-orang terpilih sebagai penyelenggara Pemilu. Untuk menjadi KPU/KPUD, mereka tidak serta merta duduk begitu saja akan tetapi melalui proses seleksi yang ketat.

Sebagai penyelenggara Pemilu, mereka adalah orang yang menurut hemat saya, tidak diragukan profesionalitasnya, integritas, netralitas, dan akuntabilitas pada saat proses Pemilu berlangsung.

Sebagai masyarakat Indonesia sekaligus umat muslim dimanapun kita berada dari Aceh sampai dengan Papua, jadilah insan yang cerdas yang mampu memilih dan memilah mana yang seharusnya dilakukan atau diikuti, dan mana pula yang tidak perlu kita ikuti. Kegiatan yang dipromotori oleh FUI beserta Habib Rizieq Sihab (HRS) dan mengatasnamakan “Apel siaga 313” perlu kita waspadai bersama akan adanya misi terselubung dalam kegiatan tersebut.

Bisa jadi ada “pesan” kampanye politik yang menggiring kita untuk memilih salah satu paslon. Sekaligus menjadi ajakan untuk meng-underestimate-kan lembaga negara (KPU/KPUD), yang sudah berupaya keras untuk menunjukan kinerja terbaiknya sebagai lembaga independen dalam pemilu.

Diakhir tulisan ini sebagai masyarakat Indonesia, mari bergandengan tangan tanpa melihat perbedaan partai politik atau paslon yang didukung. Kita menjadi satu padu yang mendambakan negara kesatuan Republik Indonesia baldatun toyyibatun warabbun ghafur. Kepada KPU/KPUD kami akan selalu mendukung anda semua, jangan gentar dan tetap tunjukkan kinerja terbaikmu sebagai penyelenggara Pemilu yang independen.

Semoga menginspirasi.

Oleh: Ramli Aziz (Alumnus UIN, Penulis, dan pemerhati masalah sosial keagamaan)

Ikuti tulisan menarik Daeng lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler