x

Iklan

Indonesiana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 13 Agustus 2019 19:26 WIB

Tiga Hal Menarik di Balik Pembuatan Film Bumi Manusia

Sudah jadi pengetahuan publik bahwa film ini diperkuat oleh nama-nama yang tak asing lagi, seperti Iqbaal Ramadhan (Minke) dan Sha Ine Febriyanti (Nyai Ontosoroh). Tapi tahukah anda apa impian Sha Ine terhadap karakter yang ia mainkan?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dua hari lagi, tepatnya 15 Agustus, film Bumi Manusia sudah mulai diputar di bioskup-bioskup untuk umum. Film yang merupakan adaptasi dari sekuel pertama Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer itu disutradari Hanung Bramantyo. Beberapa orang beruntung sudah menontonnya dalam pemutaran-pemutaran khusus.

Sudah jadi pengetahuan publik bahwa film ini diperkuat oleh nama-nama yang tak asing lagi, seperti Iqbaal Ramadhan (Minke) , Sha Ine Febriyanti (Nyai Ontosoroh), Ayu Laksmi (ibu Minke),  Donny Damara (Ayah Minke), dan  Mawar Eva de Jongh sebagai Annelies Mellema. Tapi tahukah anda apa impian Sha Ine terhadap karakter yang ia mainkan?

Nah, berikut adalah tiga hal yang menyertai pembuatan film ini dan  bisa menambah wawasan calon penonton dalam mengapresiasi Bumi Manusia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

1. Membangun Set Sesuai Novel

Membangun set dan properti sesuai yang dideskripsikan dalam novel adalah salah satu tantangan terbesar Hanung Bramantyo. Contohnya, ia ingin membangun rumah jenis kayu bertingkat yang lusuh dan berdebu dan benar-benar bisa ditinggali. Pasalnya, ia hanya mempunyai waktu terbatas. Belum lagi harus ada waktu bagi pemain untuk beradaptasi dengan set tersebut. Tapi tantangan itu ia hadapi dan hasilnya bisa dinilai sendiri saat Anda nonton film epik ini. 

Kelak, Hanung berniat menjadikan set dan propert film Bumi Manusia sebagai situs atau museum yang bisa dinikmati wisatawan sekaligus sebagai tempat belajar sejarah. Asyik, kan?  

2. Nyai Ontosoroh, peran impian Sha Ine Febrianti

Karakter Nyai Ontosoroh adalah peran yang sangat diimpikan Sha Ine Febrianti sejak ia berusia 19 tahun. Idealnya, dalam usia itu, dia ingin menjadi Annelies. Namun saat membaca novel Bumi Manusia, ia mahfum karakter Nyai Ontosoroh begitu kuat. "Dia digambarkan dengan sangat cantik, kuat, berpengaruh, luar biasa. Semua orang pasti jatuh cinta sama dia," ucap Ine.

Akhirnya, kini di usianya yang ke-43, Ine mendapatkan peran impiannya tersebut. "Alhamdulilah. Enggak saya sia-siakan kesempatan ini. Saya berupaya sungguh-sungguh memerankannya," kata dia. Sha Ine sadar, "Peran ini diinginkan semua aktris di Indonesia.”

Untuk mendalami karakternya Sha Ine berusaha masuk ke dalam karakter tokoh agar mendapatkan emosinya. "Bermain berdasarkan kebutuhan karakter itu. Kalau dia pedih, ya pedih. Caranya, ya, harus rendah diri, rendah hati," kata dia.

3. Lagu Ibu Pertiwi sebagai OST

Film ini menggunakan lagu Ibu Pertiwi sebagai original soundtrack (OST)  dan dinyanyikan oleh Iwan Fals, Once Merkel dan Fiersa Besari. Pemilihan Ibu Pertiwi adalah ide sutradara Hanung Bramantyo.  “Narasi yang dibawa lagu Ibu Pertiwi sesuai dengan Bumi Manusia yang  memang mood-nya tentang Ibu Pertiwi yang sedang bersusah hati, karena hukumnya sangat rasis. Pribumi diposisikan sangat berbeda dengan orang kolonial," ujar dia seperti ditulis dalam Tempo.co

Apa kata musisi senior Iwan Fals ketika dipercaya membawakan lagu karya Ismail Marzuki ini? "Seperti yang terlibat bermain, tentu bahagia dan bangga,” kata dia saat menghadiri gala premier film Perburuan dan Bumi Manusia, 9 Agustus 2019.

Ikuti tulisan menarik Indonesiana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler