Hari ini para pandu Indonesia memperingati Hari Pramuka yang ke-58. Kembali gerakan Pramuka mesti mawas diri karena di era milenial ini gerakan Pramuka menghadapi tantangan yang sangat berat. Apakah yang mesti dilakukan agar aktivitas kepanduan tetap bisa menjadi pilihan para remaja dan anak muda?
Pada peringatan Hari Pramuka ke-57 tahun lalu, Presiden Joko Widodo sudah mewanti-wanti gerakan Pramuka harus melakukan revitalisasi. Di jaman yang memasuki revolusi industri 4.0 ini para pandu tidak cukup lagi hanya belajar bahasa isyarat dan simapur. “Tapi harus juga belajar pemrograman,” kata kak Jokowi saat itu.
Pramuka, kata Jokowi, harus paham juga bahasa dan pengetahuan tentang digital, coding, dan artificial intelligence. Karena hal itu semua bakal mengubah peradaban manusia.
Toh, presiden tetap mengingatkan, bahwa nilai-nilai kekaryaan dalam Pramuka tetap harus dipertahankan. “Di balik latihan baris-berbaris, latihan mendirikan tenda, latihan membuat simpul tali dalam Pramuka, harus disadari ada nilai-nilai unggul kedisiplinan, nilai unggul ketekunan, dan akhlak yang mulia.”
Harun Mahbub, wartawan dan pernah aktif dalam gerakan Pramuka semasa remajanya, berpendapat bahwa jika ingin kepanduan tetap menarik di kalanagn muda, maka harus fokus pada sasaran audiensnya. Target pasarnya adalah anak-anak yang sejak kecil sudah akrab dengan gadget. Kalau tidak mau ditinggalkan, tulis dia di sebuah media, Pramuka harus mengalah dan mengikuti kemauan mereka. “Atau dengan kata lain mengikuti selera pasar.”
Setelah itu pelan-pelan dikenalkan nilai-nilai mulia Pramuka dalam kesadaran mereka. Nah, seturut pola pikir ini, harus ada upaya menjadikan Pramuka sebagai simbol identitas dan kebanggaan mereka. Istilah anak muda sekarang, PR-nya adalah bagaimana menjadikan Pramuka itu "gue banget".
Pendeknya, gerakan Pramuka harus memperkuat diri ke dalam, kemudian memasarkan diri dengan cerdik. Jika ini dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh oleh berbagai pihak, para remaja bisa jadi tak sabar menanti saatnya latihan Pramuka tiba.
Menutup tulisan ini, penting untuk selalu mengingat pesan Bapak Kepanduan Dunia Robert Baden-Powell: "Cobalah meninggalkan dunia ini menjadi sedikit lebih baik, ketimbang keadaan sekarang."
Selamat Hari Pramuka.
Ikuti tulisan menarik Indonesiana lainnya di sini.