Jangan Karena Ibukota Mau Pindah, Pikiran jadi Jahat?

Rabu, 4 September 2019 22:25 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jangan karena ibukota mau pindah, pikiran jadi jahat. Kok bisa?

Berbuat Baik Itu Sederhana ...

 

Zaman makin maju, justru makin banyak orang bimbang. Ragu alias galau. Satu daerah rusuh, dibaca dan dikomentari macam-macam. Mau pindah ibu kota, disangka besok subuh pindahnya. Komen segudang logika, seolah bakal tetap hidup saat ibu kotanya benar-benar sudah pindah. Sungguh, apa yang kita lakukan itu akan kembali kepada kita lagi. Jangan gara-gara ibu kota mau pindah, pikiran jadi jahat.  


Cara pikir baik, apa yang dilakukan pun baik. Cara pikir buruk, apa yang dilakukan pun buruk. Walau ada juga yang cara pikir baik, apa yang dilakukan buruk atau sebaliknya. Tapi semua itu tidak masalah. Karena intinya, apa yang kita lakukan akan kembali kepada kita lagi, cepat atau lambat.


Maka tidak usah bimbang, apalagi galau. Sebab, akan tiba saatnya apa yang kita lakukan akan kembali kepada kita dengan cara yang sama. Itu hukum-Nya.

 

Bila kita berbuat baik. Itu bukan karena kita mau mengalahkan malaikat. Tapi tuntunannya, memang harus berbuat baik. Memang jika tidak berbuat bai, terus kita mau apa lagi di muak bumi ini?

 

Maka, jangan pernah merasa bahwa perbuatan baik atau kebaiakan kita sia-sia begitu saja. Karena imbalan kebaikan ya hanya kebaikan pula. Tidak ada yang lain. Sesungguhnya apapun yang kita lakukan di bumi ini, diperuntukkan bagi diri sendiri. Kita manusia, tidak akan diberikan balasan. Melainkan atas dasar amal perbuatan kita sendiri.

 

"Barang siapa yang mengerjakan amal yang shalih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidakah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya," (Fushshilat: 46).


Lalu, berapa banyak kebaikan yang kita berikan kepada orang lain?

Itulah masalahnya. Karena hari ini, sungguh tidak banyak orang yang mau dan bersedia berbuat baik pada orang lain. Walau hanya bercengkrama bersama anak-anak yatim, mengajarkan anak-anak membaca, mengajar kain buta huruf, menyekolahkan anak yatim. Atau menjawab pertanyaan orang lain yang tidak paham sekalipun. Apalagi bersedekah dan mengangkat derajat kaum lemah.


Berbuat baik itu sederhana. Karena memang tidak ada kebaikan yang rumit. Apa yang kita pikir baik, kerjakanlah. Apa yang kita kerjakan baik, maka lanjutkanlah.  Karena tiap gerak langkah kebaikan yang kita torehkan, apapun alasannya, pasti akan kembali kepadaa kita dengan cara yang sama, atau bahkan lebih.


Maka, lakukan saja terus yang baik. Agar kita tetap berada di garis kebaikan. Biarkan orang lain hanya mampu berpikir baik tanpa mampu berbuat baik. Akibat mereka masih bimbang dan ragu. Karena, kebaikan yang kita lakukan. Pasti akan kembali kepada kita... Tabik #TGS #TBMLenteraPustaka #GeberBura

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler