x

Iklan

Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 22 Oktober 2019 17:49 WIB

Mau Investasi Saham, Sudah Siap Mental untuk Rugi?

Risiko (risk) dalam investasi saham tentu saja terkait dengan kerugian yang biasanya disebabkan oleh banyak faktor mulai inflasi, pertumbuhan ekonomi, mekanisme pasar, dan lain-lainnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Siapa pun yang terjun ke dunia investasi saham tentu berharap mendulang cuan. Namun apakah mereka itu sebenarnya juga siap untuk rugi juga? Ini pertanyaan yang cukup menggelitik.

Sangat manusiawi siapa pun mau enaknya, tetapi nggak mau yang nggak enaknya. Cuan memang mengenakkan, tetapi rugi nggak mengenakkan. Mana ada investor saham ingin merugi?

Nggak ada cerita investor saham ingin merugi. Yang ada mereka itu ingin mendulang cuan alias menambah aset. Sayangnya, tidak sedikit investor saham pemula yang menyadari bahwa selain ingin mendulang keuntungan, mereka perlu siap juga untuk merugi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apalagi di dalam investasi saham dikenal prinsip high return high risk. Return dan risk berkorelasi dalam investasi saham secara searah atau linear. Semakin tinggi return maka semakin tinggi pula risiko.

Risk merepresentasikan kondisi yang tidak diharapkan, sedangkan return kebalikannya yakni kondisi menguntungkan yang paling banyak diharapkan.

Risiko (risk) dalam investasi saham tentu saja terkait dengan kerugian yang biasanya disebabkan oleh banyak faktor mulai inflasi, pertumbuhan ekonomi, mekanisme pasar, dan lain-lainnya.

Menariknya lagi, walau pun bertentangan, namun risk dan return memiliki korelasi yang searah atau bersifat linear. Semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi pula tingkat imbal hasil (high risk high return).

Karena risiko sudah menjadi bagian dari investasi saham makanya selain potensi keuntungan (cuan) tinggi, investor saham harus siap juga dengan risiko, dalam hal ini berupa kerugian.

Pada investor saham pemula, hal ini perlu dicamkan baik-baik. Bukan rahasia lagi, investor pemula biasanya siap untuk untung (cuan), tetapi tidak siap untuk rugi.

Alhasil, begitu mendapati saham-saham yang dikoleksinya memerah (merugi) banyak yang menjadi tidak lapang dada. Padahal, keberanian untuk menerima kerugian wajib dimiliki investor pemula.

Kerugian banyak dianggap sebagai akhir dari segalanya. Padahal yang namanya kerugian dalam investasi saham tak melulu diartikan sebagai kerugian yang sesungguhnya, sejauh tidak berniat untuk menjual sahamnya. Kerugian tidak nyata (unrealized loss) atau kerugian di atas kertas (paper loss).

Di saat seperti ini, berani menerima kerugian sebaiknya dibarengi dengan sikap bersabar untuk menunggu dan berharap harga akan kembali menggeliat naik.

Dalam kesabaran seperti ini, ada baiknya investor benar-benar melakukan review dengan analisis. Apalagi, analisis mulai dari fundamental atau pun teknikal kini sudah mudah dilakukan, semisal di IPOTSTOCK besutan PT Indo Premier Sekuritas.

Platform online trading tersebut menyediakan kenyamanan investasi saham dengan dukungan fitur dan tools analisis andal ditambah dengan distribusi berita dan informasi riset secara berkala yang komprehensif. So, analisis lah saham terlebih dahalu dengan cermat agar bisa melakukan aksi (tindakan) atas saham dengan alasan yang kuat dan mendasar.

Ikuti tulisan menarik Johanes Sutanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler