x

Sumber foto: pixabay.com/id/photos/bullying-wanita-wajah-menekankan-3096216/

Iklan

Lusi Ainun

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 Mei 2024

Rabu, 8 Mei 2024 09:17 WIB

Bullying dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental Siswa

Apakah kalian tahu? bullying perundungan atau bullying kini kerap dilakukan di lingkungan sekolah menjadi hal yang sangat memperhatikan. Hal tersebut juga dapat memengaruhi kesehatan mental bagi korban.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Belakangan ini kasus bullying atau perundungan semakin marak di media sosial. Beredarnya postingan-postingan yang menunjukkan aksi bullying yang dilakukan oleh anak-anak hingga remaja kerap dilakukan di lingkungan sekolah. Bahkan, dari jenjang pendidikan terendah seperti Sekolah Dasar. Hal tersebut tentu sangat memprihatinkan, mengingat data yang dirilis Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa di Indonesia sudah terdapat lebih dari 226 kasus kekerasan fisik dan psikis sepanjang tahun 2022, termasuk kasus perundungan yang jumlahnya semakin meningkat hingga saat ini. 

Bullying atau perundungan sendiri bisa diartikan sebagai sebuah penindasan maupun perilaku yang dilakukan oleh pihak yang menganggap dirinya lebih kuat terhadap pihak yang dianggap lemah. Aksi bullying ini sering dijumpai di kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekitar maupun kalangan masyarakat, terlebih di kalangan remaja atau pelajar yang kerap melakukannya di lingkungan sekolah. Hal tersebut menjadi masalah serius, karena jika terus menerus dibiarkan akan berakibat buruk bagi korban maupun pelaku bullying. Salah satu dampak dari tindakan bullying ialah terganggunya kesehatan mental. Karena, masalah yang sering terjadi pada remaja adalah ketidakseimbangan antara faktor internal dan eksternal yang memengaruhi mental sehat manusia.

Perundungan tidak hanya kekerasan pada fisik, tetapi juga verbal dan lainnya. Beberapa jenis bullying atau perundungan yang sering terjadi di lingkungan sekolah, diantaranya yaitu, bullying verbal, bullying fisik, bullying sosial, bullying dunia maya, dan bullying seksual. Diantara jenis bullying tersebut yang paling sering terjadi adalah bullying verbal, dimana biasanya tidak disadari oleh pelaku. Contohnya mengejek, mengancam, menuduh, dan lainnya. Kemudian, yang belakangan ini menjadi sorotan publik ialah jenis bullying fisik. Jenis perundungan ini dilakukan secara fisik, contohnya mendorong, menampar, memukul, dan bahkan menendang korban. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepribadian yang dimiliki anak menjadi salah satu faktor dari tindakan bullying. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, mulai dari lingkungan tempat tinggal maupun pengaruh dari orang sekitar. Misalnya, sering melihat atau mengalami kekerasan, pola asuh orang tua yang terlalu membebaskan anaknya ataupun bisa terjadi karena kurangnya perhatian dari orang tua. Sehingga, hal tersebut dapat menimbulkan pengaruh dari dalam, seperti rasa percaya diri yang kurang, mudah iri terhadap orang lain, mudah melampiaskan amarah dengan kekuatan fisik, dan rasa ingin mendominasi atas orang lain. Kurangnya pengawasan dari guru bisa menjadi faktor terjadinya bullying di lingkungan sekolah. Selain itu, tindakan yang kurang tegas dari pemerintah dalam menyikapi kasus bullying juga bisa menjadi faktor mengapa kasus ini terus terjadi.

Dampak dari tindakan bullying yang terjadi dalam jangka panjang bisa berakibat terhadap kesehatan mental, baik pada korban maupun pelaku. Bagi pelaku sendiri tindakan bullying ini dapat berdampak pada gangguan emosi dan beresiko menjadi pelaku kekerasan dalam lingkungan sosial maupun rumah tangga. Kemudian, bagi korban tindakan bullying bisa menyebabkan gangguan mental maupun fisik. Seperti dapat memicu masalah kesehatan tubuh, terganggunya aktivitas belajar, serta gangguan cemas hingga depresi, dan yang lebih fatalnya lagi adalah keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Seperti kasus yang terjadi pada Maret 2023, yakni seorang siswa SD di Banyuwangi yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, diduga karena mendapatkan perundungan di sekolah. Hal tersebut membuktikan bahwa tindakan bullying sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental. Kondisi ini bisa diakibatkan karena korban sudah merasa putus asa dan tidak sanggup merasakan tekanan emosional akibat perundungan. Selain itu, juga kurangnya dukungan dari keluarga maupun pihak sekolah.

Dalam hal ini, tentu saja peran orang tua dan guru sangat diperlukan untuk mencegah kasus perundungan. Upaya ini dapat dilakukan dengan memberikan pola asuh dan kontrol orang tua yang lebih memperhatikan sikap anak dan memastikan anak dalam lingkungan yang positif. Kemudian, guru dapat menciptakan suasana hangat dan hubungan saling mendukung antar semua siswa, serta bisa memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban. Selain orang tua dan guru, diperlukan juga tindakan dari pemerintah untuk mengatasi masalah bullying di sekolah, salah satunya yaitu dengan memberikan pelatihan kepada guru ataupun staf sekolah tentang bagaimana mengatasi masalah bullying. Selain itu, pemerintah juga bisa menetapkan pemberian sanksi yang tegas bagi pelaku bullying.

Ikuti tulisan menarik Lusi Ainun lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler