x

Pemandu Wisata di Taman Sari

Iklan

Niskarana Rahmadani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 Desember 2019

Senin, 16 Desember 2019 06:32 WIB

Menyambung Hidup pada Eksistensi Taman Sari

Suatu atraksi wisata yang berkembang akan selalu memengaruhi masyarakat yang ada di sekitarnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Taman Sari, nama yang tidak asing bukan? Tahukah Anda tentang destinasi wisata yang satu ini? Taman Sari merupakan salah satu bangunan bersejarah Keraton Yogyakarta yang saat ini dijadikan sebagai atraksi wisata. Tempat ini berlokasi di dalam kompleks Keraton Yogyakarta.

Dahulu kala, tempat ini didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I pada 1758M. Bangunan yang biasa disebut dengan istana air dengan nilai arsitektur dan keunikan pada bangunannya ini memiliki daya tarik yang tinggi bagi wisatawan.

Bangunan Taman Sari telah ditetapkan sebagai sebuah cagar budaya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, cagar budaya merupakan hasil pemikiran dan perilaku manusia yang sangat berarti bagi kehidupan dan perlu dilestarikan untuk memajukan kebudayaan nasional dan kemakmuran rakyat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ini kompleks Taman Sari berada di tengah-tengah kampung yang sangat padat penduduk, tepatnya di Kampung Taman, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta. Banyaknya wisatawan yang datang ke kompleks wisata Taman Sari membawa dampak yang besar bagi kehidupan ekonomi warga di sekitarnya. Hal ini terjadi karena dengan adanya suatu destinasi wisata yang berkembang, orang-orang di sekitar destinasi tersebut akan memanfaatkan peluang-peluang yang ada dengan membuka usaha.

Dengan adanya Taman Sari yang dikunjungi oleh banyak wisatawan, warga sekitar dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membuka usaha-usaha kecil, seperti membuka warung-warung kecil yang menyediakan makanan dan minuman, menyediakan toilet umum, berjualan cendera mata, membuka les membatik, membuka usaha sablon kaos untuk cendera mata, dan lain-lain. Walaupun hanya usaha kecil-kecilan, usaha tersebut mampu menambah penghasilan penduduk sekitar.

Sebagai suatu situs budaya, kompleks Taman Sari menyajikan keunikan arsitektur bangunan masa lampau maupun fungsi-fungsi dari tiap bangunan yang ada. Berdirinya suatu bangunan, baik sebagai tempat tinggal, tempat ibadah, ataupun fungsi yang lain tidak dapat dilepaskan dari latar belakang budaya masyarakat pada saat itu. Karena situs istana air Taman Sari dibangun penguasa Keraton Yogyakarta, arsitektur dan bangunannya juga dipengaruhi oleh adat dan budaya Keraton Yogyakarta.

Agar dapat lebih memaknai situs Taman Sari, wisatawan memerlukan informasi tentang segala sesutau yang berhubungan dengan situs tersebut. Informasi tersebut dapat diperoleh dari para pemandu wisata yang bertugas maupun brosur yang disediakan. Tentu saja pemandu wisata lebih informatif daripada brosur.

Sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kepuasan kepada wisatawan, pengelola Taman Sari menyediakan jasa pemandu wisata. Untuk menjaga kualitas, para calon pemandu wisata dites dulu kemampuannya serta diberi bimbingan seperlunya.

Para pemandu wisata di Taman Sari diutamakan penduduk sekitar Taman Sari. Para pemandu wisata ini merasakan langsung bagaimana pengaruh kunjungan wisatawan terhadap kehidupan perekonomian mereka. Sebagai contoh adalah Bapak Didik Hartanto yang biasa dipanggil Pak Didik. Beliau adalah seorang pemandu wisata di kawasan Taman Sari.

Beliau juga menjadi ketua dari para pemandu wisata di Taman Sari. Rumahnya berada di satu lingkup kampung di mana Taman Sari berada. Penghasilan Pak Didik setiap harinya tidak dapat ditentukan karena tergantung pada banyaknya wisatawan yang menggunakan jasanya.

Pak Didik, seperti halnya dengan para pemandu wisata yang lain, tidak menentukan tarif yang harus dibayarkan kepada mereka. Wisatawan membayar secara sukarela. Meskipun bersifat sukarela, wisatawan, terutama wisatawan lokal, juga mempertimbangkan kelayakan jumlah pembayarannya.

Menurut Pak Didik, karena area Taman Sari bisa dikatakan luas dan untuk mengelilinginya membutuhkan waktu yang lama, serta nilai sejarah Taman Sari yang tinggi, untuk saat ini harga jasa yang wajar untuk sekali keliling bersama seorang pemandu wisata lokal adalah sekitar Rp50 ribu per individu, sedangkan untuk kelompok adalah sekitar Rp75 ribu. Meskipun demikian, Bapak Didik merasa sangat terbantu dengan adanya kompleks wisata Taman Sari karena ia dapat memiliki penghasilan.

Selain Bapak Didik Hartanto, ada pula Bapak Budi yang juga merupakan warga asli kampung di sekitar Taman Sari. Sekarang usia Bapak Budi adalah 51 tahun. Sebelum menjadi pemandu wisata, Bapak Budi bekerja sebagai tenaga kebersihan di suatu toko di Yogyakarta.

Namun, karena Bapak Budi merasa fisiknya sudah tidak kuat untuk bekerja kasar, ia memilih berhenti dan kemudian melamar menjadi pemandu wisata lokal di Taman sari. Bapak Budi berpendapat bahwa menjadi seorang pemandu wisata sangat memengaruhi kehidupannya karena penghasilannya bergantung pada profesinya sebagai pemandu wisata.

Selain Pak Didik dan Pak Budi, masih banyak lagi pemandu wisata lokal yang menggantungkan mata pencahariannya pada wisata Taman Sari.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kunjungan para wisatawan sangat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar. Adanya interaksi antara para wisatawan dengan masyarakat membuat masyarakat yang tinggal di sekitar kompleks wisata Taman Sari dapat membuka usaha kecil-kecilan yang membuat masyarakat yang tinggal di sekitar kompleks wisata Taman Sari mendapatkan keuntungan sehingga mereka mampu bertahan hidup.

Ikuti tulisan menarik Niskarana Rahmadani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 jam lalu

Terpopuler