Barangkali jika kembali ke masa lalu, kita bisa saja mengolok-olok para pencari rempah karena belum berpikir panjang untuk mengolah tanahnya. Dahulu jalur pelayaran akan mengikuti pasar-pasar pesisir yang memiliki komoditas rempah, seperti Sumatra, Jawa dan Maluku. Sementara, sekarang saja lada, yang juga komoditas rempah-rempah, sudah dibudidayakan secara sukses di Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Berau. Tidak ada yang tidak mungkin rupanya.

Sejauh ini, lada sudah menjadi komoditas unggulan di Berau. Bahkan, Berau telah ditetapkan sebagai salah satu kabupaten sentra lada ramah lingkungan di Provinsi Kalimantan Timur. Daerah yang menjadi pusat budidaya adalah Kampung Pesayan, Kecamatan Sambaliung. Dukungan pemerintah intens diberikan dalam rupa pendampingan, yang diadakan oleh Dinas Perkebunan, dan juga penyediaan bibit berkualitas.

Sehubungan dengan tingginya produksi, Bupati Berau H. Muharram juga telah merencanakan agar ada hilirisasi di Kampung Pesayan, sehingga sektor pengembangan lada akan hadir dari hulu ke hilir. “Hal ini akan sangat strategis, Berau bisa semakin mengukuhkan diri menjadi kawasan pengembangan lada di Provinsi Kalimantan Timur” ungkap Muharram.

Selain itu, Muharram juga menegaskan bahwa pengembangan lada di Berau telah menjadi perhatian serius Pemkab, bahkan Pemkab telah menggandeng Non Government Organization (NGO), salah satunya Millenium Challenge Account Indonesia (MCAI) untuk memberi pendampingan dan pelatihan kepada kurang lebih 3.000 petani lada yang ada di Berau.

Ikuti tulisan menarik Mentari Pagi lainnya di sini.