Oleh : Evie Luthfiyah

Wahai sahabat…

                        Cukuplah satu ayat yang terlupa dari hafalan yang ada sebagai teguran keras dari Allah Subhanahu Wata’ala pada diri seorang penghafal Al-Qur’an.

                        Al-Qur’an itu suci dan hanya mau mendekat dihati orang-orang yang terlalu berusaha menjaga kesucian diri dari dosa dan kesalahan. Al-Qur’an itu sensitif dan sangat cemburu ketika ia tak lagi jadi prioritas dan tidak dijaga dengan baik. Hafalan yang benar-benar lancar tanpa cacat akan sangat terasa nikmatnya ketika kegiatan muroja’ah atau mengualang hafalan menjadi rutinitas.

                        Lalu bagaimana seandainya yang terlupa tidak hanya satu atau dua ayat, tapi satu atau dua juz bahkan lebih. Seakan-akan hafalan tersebut hilang dari memori saat lisan tak lagi bisa melantunkannya secara refleksi.

                        Wahai sahabat Al-Qur’an…

                        Cukuplah itu sebagai tanda bahwa ada yang salah dengan perilaku kita, ada yang salah dari menejemen waktu dan kesibukan. Ada malam yang mungkin sering terlewatkan dari kegiatan menjaga Al-Qur’an, ada hati yang sering terlenakan, dan mungkin ada dosa dan kesalahan yang dilakukan.

                        Evaluasi diri dan segera lakukan perbaikan bagaimanapun caranya agar Allah Subhanahu Wata’ala mengembalikan lagi kepercayaan-Nya pada kita. Karena menghafal Al-Qur’an adalah sebuah proses perjuangan, ia tidak mungkin bisa diperjuangkan ala kadarnya.

                        Kenapa berjuan itu manis?

                        Karena ada niat yang harus senantiasa diluruskan dan diperbaharui, ada pengorbanan yang harus terus dilakukan, juga ada cinta yang selalu meminta untuk dibuktikan.

                        Ya Allah, jika nanti telah habis masa kami di dunia ini, ingin rasanya diri ini Engkau panggil dalam keadaan husnul khatimah, dengan simpanan ayat-ayat Al-Qur’an yang sempurna, teramalkan lagi terjaga dengan baik.

Alfaqiiroh_

Ikuti tulisan menarik Evie Luthfiyah lainnya di sini.