x

Foto Irfansyah

Iklan

Irfansyah Baharudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 Januari 2020

Jumat, 28 Februari 2020 13:43 WIB

Kemuliaan Manusia

Kemuliaan adalah sesuatu yang potensial dalam diri kita

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tubuh kita mengalami proses pertumbuhan dari waktu ke waktu, begitu juga akal dan pikiran kita. Namun tidak selalu demikian dengan jiwa Kita.
Manusia yang terlahir ke dunia ini, sebelumnya sudah ditiupkan ruh oleh Allah ketika dalam rahim Ibunya. Ruh atau jiwa yang ada dalam tubuh manusia inilah yang kemudian mengiringi perjalanan jasad manusia hingga akhirnya berpulang lagi ke tempat asalnya, yaitu negeri akhirat.

Secara sederhana saya memahami, bahwa kedatangannya dimuka bumi, jiwa dan jasad seperti dua orang anak kembar, memasuki alam yang sama sekali belum pernah mereka injak sebelumnya. Dan dalam proses perjalanannya inilah, terkadang kita lupa, bahwa keduanya juga memerlukan pertumbuhan. Jasad kita (manusia), tumbuh untuk menjalani aktifitas selama di muka bumi, ia akan rusak ketika tanah sudah menguburnya. Sedangkan jiwa yang berada didalamnya, ia justru akan memulai kehidupan yang baru yang abadi di negeri akhirat. Tentunya keduanya harus dipersiapkan sejak awal kelahirannya, hingga maut menjemput.

Kita sebagai manusia menghendaki kemuliaan, kebesaran, dan kejayaan. Ini wajar karena kita dilahirkan sebagai mahluk yang dimuliakan. Dikatakan mulia karena kita diberikan akal aleh Sang Pencipta. Karena mulia adalah sesuatu yang potensial dalam diri kita, sehingga untuk meraihnyapun tidak sulit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Begitu manusia dilahirkan ke dunia, ia sudah membawa potensi kebesaran itu. Mengapa? Karena, Allah telah memuliakannya ( Al-isra': 70 )
Allah melebihkannya atas mahluk yang lain ( Al -isra': 70 )
Allah menundukkan apa yang di langit dan di bumi untuknya ( Luqman: 20 )
Allah memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengemban amanah ( Al- Ahzab: 72 ).
Berbagai potensi ini menunjukkan kehormatan dan kebesaran manusia.

Manusia adalah makhluk mulia karena Allah telah memuliakannya dan memberikan kelebihan kepadanya. Untuk menjaga kemuliaan itu, Allah memerintahkan agar manusia hanya beribadah kepada Allah saja. Manusia jika tidak menjadi hamba Allah, ia akan menjadi hamba bagi dirinya sendiri atau bagi sesama makhluk. Bila itu yang terjadi, kehormatan dan kemuliaannya tercampakkan, ia jerumuskan dirinya dalam lembah kehinaan.

Manusia yang bersedia beribadah, ia akan menjadi orang yang bertakwa. Kemuliaan berbanding lurus dengan ketakwaan, semakin tinggi ketakwaan seseorang semakin besar kemuliaannya.
“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling takwa.” (al-Hujurat: 13)

Rahasia kemuliaan itu terletak pada berbagai fasilitas tambahan yang Allah berikan kepada manusia. Di antara fasilitas tambahan yang hanya diberikan kepada mereka yang bertakwa adalah: Rahmat, furqaan, keberkahan, solusi, rezeki, kemudahan, pengampunan dosa dan kesalahan, ampunan dan pahala besar.

Didalam Al-Quran kata takwa diulang sebanyak 259 kali, kata takwa merupakan kunci kemuliaan yang tertinggi bagi setiap umat manusia.
Orang yang sudah sampai kepada tingkat taqwa Allah juga akan memberikan keutamaan dalam kehidupan, antara lain firman Allah swt: ““Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, ( yaitu ) orang-orang yang menafkahkan ( hartanya ), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan ) orang. Allah menukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (QS. Ali ‘Imran : 133-135).

Jadi kita dapat menarik benang merahnya bahwa sejatinya kemuliaan manusia adalah Allah melebihkan dan menghiasinya dengan akal, sebagai mahluk yang berakal harus mampu mengarahkan dirinya secara baik dan benar sesuai dengan posisinya sebagai mahluk yang berakal, kunci kemuliaan manusia sejatinya teletak pada ketakwaannya. Dengan mengerjakan segala amal ibadah yang di perintahkan dan menjauhi segala laranganNya agar menjadi manusia terbaik dimuka bumi ini (ali Imran:110).

Yogyakarta, 28 Februari 2020

Ikuti tulisan menarik Irfansyah Baharudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler