x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Rabu, 4 Maret 2020 08:12 WIB

Optimalkan Patroli Siber, Polri Siap Buru Penyebar Hoaks Soal Virus Corona

Ada 147 hoaks seputar virus corona. Ada 5 hoaks sejak diumumkan 2 warga Depok suspek virus corona. Maka Polri, siap memburu penyebar hoaks yang kian meresahkan masyarakat. Nantikanlah

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Media sosial kadang aneh. Kemarin-kemarin, saat banyak negara sudah terjangkit virus corona sementara Indonesia belum, banyak orang kebingungan. Antara negaranya dianggap hebat atau bohong? Sedangkan Senin kemarin (2/3), Presiden Jokowi secara resmi mengumumkan kali pertama dua warga Depok yang positif terjangkit virus corona justu malah panik bahkan ketakutan. Tiba-tiba terjadi panic buying. Aksi belanja barang berlebihan hingga menimbun masker, mie instan, sabun antiseptic, bahkan rempah-rempah. Hari ini, kematian warga di Cianjur dan Sukabumi pun dibikin hoaks seolah-olah suspek corona. Begitu dicek, ternyata negatif corona.

Fakta, penyebar hoaks virus corona masih banyak dan bekerja secara masif. Data Kominfo menyebutkan, ada147 berita bohong atau hoaks terkait virus corona selama 23 Januari-3 Maret 2020. Sementara itu, sejak Senin hingga Selasa (3/3) ini, ada 5 hoaks yang terdeteksi. Sementara, Pemerintah terus bekerja dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak panik. Karena virus corona pada dasarnya bisa ditangani oleh tenaga media dan rumah sakit dengan baik hingga sembuh.

Kepanikan dan ketakutan, inilah yang jadi mainan penyebar hoaks. Seolah-olah virus corona dianggap menjadi penyebab kematian massal atau bahkan kepunahan manusia. Penyebar hoaks terus berusaha mengubah virus corona yang rasional menjadi tidak rasional. Anehnya, tidak sedikit warga media sosial yang percaya hoaks itu lalu ikut menyebarluaskannya.   

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bisa jadi, penyebar hoaks sengaja menciptakan kepanikan soal virus corona. Agar ia dapat mengambil keuntungan di balik isu wabah virus corona. Atau setidaknya oknum penimbun masker, penimbun antiseptik, atau rempah-rempah bisa mereguk keuntungan ekonomi. Agar terjadi lonjakan harga. Sehingga sang penimbun untung dan masyarakat dirugikan.

Hoaks seputar virus corona di media sosial, sama sekali tidak bisa lagi ditoleransi. Sangat sengaja membuat kepanikan bahkan ketakutan masyarakat. Maka Kepolisian RI (Polri) harus bertindak tegas. Penyebar hoaks harus dijerat hokum atas perbuatannya. Media sosial bahkan ikut memperkeruh keadaan di negeri ini.  

"Kita setiap hari melakukan patroli siber di dunia maya. Apabila ditemukan hoaks, kita tidak ragu melakukan penindakan hukum," kata Kombes (Pol) Asep Adi Saputra, Kabag Penum Divisi Humas Polri di Jakarta Utara, Selasa (3/3/2020). Karena itu, Polri memastikan akan menindak tegas pelaku penyebaran berita bohong atau hoaks terkait virus corona.

Maka dari itu, Polri mengimbau publik bijak menggunakan sosial media dan berhati-hati sebelum menyebarkan informasi. Panic buying itu contohnya. Akibat hoaks akhirnya masyarakat terpaksa membeli masker dengan harga tinggi. "Kami mengimbau bijaklah menggunakan media sosial. Jangan kita percaya pada suatu pemberitaan dan langsung menyebarkan kepada orang lain," tambah Asep lagi.

Dari yang beredar hari-hari ini, utamanya terkait virus corona. Polri akan optimalkan patroli siber di media sosial. Para penyebar hoaks virus corona siap diburu Polri. Nantikanlah hai penyebar hoaks… #PolriBuruPenyebarHoaks #WaspadaVirusCorona

 

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler