x

pencegahan

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 5 Maret 2020 18:29 WIB

Capai Menunggu Instruksi, Banyak Pihak Inisiatif Mencegah Virus Corona Sendiri

Ditunggu kebijakannya, hingga kini, tidak tahu apa yang sedang dilakukan pemerintah, sampai berbagai pihak inisiatif sendiri.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Capai menunggu kebijakan/arahan/larangan pemerintah, akhirnya salut kepada beberapa pihak yang telah melakukan inisiatif pencegahan virus corona secara sendiri-sendiri. 

Dari "tempat dansa" yang telah meliburkan staf dan karyawan, sekolah internasional yang juga meliburkan siswa, guru, dan karyawan, sekolah-sekolah sepak bola yang meliburkan latihan regulernya, penyelenggara Kompetisi Sepak Bola Akar Rumput Indonesia Junior Soccer League (IJSL) dan PSSI-PT LIB yang menunda Liga 1 mengikuti langkah FIFA yang juga menunda lanjutan kualifikasi Piala Dunia serta beberapa kantor, institusi, hingga instansi yang meminta karyawan yang sakit tetap di rumah demi pencegahan virus corona. 

Selain itu, juga salut kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI yang telah mengeluarkan Surat Intruksi Pencegahan per tanggal 3 Maret 2020 dengan sangat rinci, meski tidak menjangkau bidang pendidikan dan pekerjaan umum. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, Surat Instruksi tersebut dapat dijadikan pegangan resmi bagi seluruh stakeholder terkait dan rakyat dalam rangka sebagai arah konkrit pencegahan virus corona. 

Hal ini sangat terbalik dengan sikap pemerintah yang hingga detik ini belum melakukan tindak pencegahan khusus untuk rakyat, semisal meliburkan sekolah, meliburkan kantor dll. Sudah begitu, pemerintah juga membiarkan rakyat ribut membeli masker sendiri, bukan konsen menyediakan masker untuk rakyat dan hanya menghimbau agar rakyat tidak panik. 

Namun, Istana Kepresidenan ketat ada deteksi virus corona.

Lebih miris, pemerintah pusat pun tidak sejalan dengan pemerintahan daerah yang terus bergerak baik dalam tindak pencegahan, pengawasan, dan pemantauan. 

Pemerintah pusat kini semakin terlihat kacau dalam komunikasi dan koordinasi dalam hal virus corona ini, karena masih konsen pada urusan ekonomi dan bahkan masih berpikir menghadirkan wisatawan dengan mengeluarkan diskon-diskon baik pada tiket pesawat dan lain sebagainya. 

Sangat disayangkan, virus corona yang tadinya tinggal menunggu waktu masuk ke Indonesia, dan saat kini virus itu benar-benar masuk ke Indonesia, nampak sekali pemerintah pusat gagap, tidak memiliki komunikasi yang sama dengan daerah. 

Bandara-Bandara juga tidak ketat mengawasi siapa pembawa virus corona baik itu WNI maupun WNA. Demi tetap memikirkan ekonomi, hingga detik ini, rakyat dibiarkan berinisiatif mencegah virus corona sendiri-sendiri. 

Kegagapan itu nampak jelas, saat wakil pemerintah dicecar pertanyaan oleh Karni Ilyas di ILC, juga oleh Najwa, di Mata Najwa, dan juga di acara diskusi live di saluran televisi nasional juga. 

Mungkin, akan banyak pihak yang berinisiatif lagi, dari pada capai menunggu kebijakan pemerintah. Malahan, masyarakat Depok saja hingga kini juga tidak paham atas kebijakan pemerintah daerahnya. 

Tadinya ada wacana sekolah diliburkan, namun hingga kini tidak ada tanda-tanda sekolah libur. Lalu pertanyaan masyarakat, bagaimana dengan kelanjutan para tenaga medis RS Mitra Keluarga Depok yang dirumahkan.  

Bagaimana dengan penanganan warga di lokasi sekitar rumah korban, karena warga pun ada yang kesulitan untuk masuk kantor karena harus membawa surat bebas virus corona. 

Ayo kita nanti kegagapan dan buruknya komunikasi pemerintah menyoal pencegahan dan penanganan virus corona ini, sampai kapan? Apa sampai menunggu jatuhnya banyak korban? 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler