Teringat guratan kisah dua tahun yang lalu
Aku ungkapkan hatiku yang berisi tentangmu
Aku tuliskan segala cinta dan luka
Lalu aku puisikan tentang sakitnya dihianati
Saat dimana kau datang mengundang cinta
Tentang dimana kau membuat sebuah harapan tuk selalu bersama
Saat dimana aku menerima cintamu
Dan tempat dimana kita memulai kisah
Kau datang memberi harapan cinta
Namun Datang dengan cinta beriringan dusta
Rapuh terinjak-injak
Oleh kemunafikan cinta dan dusta
Tindakan kejammu menghianati perasaan
Tindakan yang menyenangkan berujung dengan kemunafikan
Melukai hati yang tak kan bisa terobati lagi
Membekas dihati takkan mau pergi
Luka ini kekal dalam ujung ingatanku
Kau adalah ketidakpastian Cinta
Terlalu banyak dusta yang kau bawa
Terpendam dalam rahim kebusukan cinta mu
Buta gulita tanam kecewa niscaya kau dusta
Seikat kesungguhan cinta suciku
Kau balas dan menguras deras dengan sayatan pedas
Tajam kejam belati dusta mu menebas jiwaku
Dustamu meremuk melukaiku
Kau tanam dusta diujung cinta
Menebar duri penghancur pondasi hati
Kau begitu lantang berkata sejatinya tak mencintaiku....!
Cinta kukuhku hanya sebuah pelampiasanmu
Aku terima semua kenyataan yang kau beri
Aku memahami semua alasan tuk kau pergi
Kau adalah badai yang meretakkan kepercayaanku disaat aku jatuh
Biarkan kecewaku menjadi karma bagimu.
Yogyakarta, 06 maret 2020
Ikuti tulisan menarik Irfansyah Baharudin lainnya di sini.