x

Iklan

Yudel Neno

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 6 Maret 2020 13:05 WIB

Judi Perlu Diberantas Karena Ini!

Praktek judi menciderai mentalitas atau semangat kerja keras, karena itu perlu diberantas demi terciptanya masyarakat dalam budaya kerja keras

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kunjungan Kerja (Kunker) Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) ke Kabupaten Malaka dan Kabupaten Belu, meminta dengan tegas agar praktek judi diberantas hingga akar-akarnya.

VBL lantas mengecam, tatkala ada informasi bahwa praktek perjudian dibackup oleh adanya "orang kuat". Dengan tegas VBL mengatakan bahwa orang kuat di NTT ini hanya Gubernur, karena itu dirinya mau lihat siapa orang kuat itu, dan bakalan dicelup dalam laut.

Permintaan dan peringatan yang sangat tegas ini ditanggapi secara serius oleh Polda NTT, dan hingga kini, Polda NTT telah membentuk satgas khusus untuk memberantas judi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Kabupaten Malaka, atas perintah Kapolres Malaka, AKBP Albert Neno, SH, Sat Reskrim Polres Malaka telah membekuk salah satu pelaku praktek judi KP.

Kapolres Malaka, AKBP Albert Neno, SH berkomitmen untuk memberantas segala praktek perjudian di wilayah Polres Malaka. Dirinya juga meminta kepada semua Kapolsek agar serius menangani praktek judi khususnya di wilayah Kabupaten Malaka. Sebagai upaya awal, minimal setiap Polsek mengungkap satu kasus judi, pungkasnya.

Sebagai tokoh agama, saya mendukung penuh niat Gubernur NTT dan pihak kepolisian. Adapun alasan-alasan saya, mengapa segala praktek judi perlu diberantas. Yang pertama : Mental Instant

Praktek judi memperkuat mental instant entah bandar, pengecer maupun pelaku judi lainnya. Mengapa? Karena mudah untung (cepat dapat hasil). Bagi yang mudah untung, dan terus-menerus, perlahan namun pasti, suatu kenyamanan mental terbentuk. Lebih baik berjudi daripada kerja keras, yang hanya membawa sedikit keuntungan.

Prinsip seperti ini bisa menimbulkan sikap suam-suam kuku terhadap semangat kerja keras,  yang sesuai dengan proses yang normal. Orang bisa lebih memilih untuk berjudi daripada menjemur diri di panas matahari untuk bekerja kebun atau sawah.

Pekerjaan-pekerjaan skala kecil dalam hidup berumah tangga, bisa diabaikan begitu saja, karena kecapaian semalaman berjudi.

Kebiasaan selalu menerima atau mendapatkan untung yang besar dalam berjudi bisa juga berimbas pada menurunnya semangat pada pekerjaan-pekerjaan serius, yang menghasilkan nominal uang dalam skala kecil.

Yang kedua : Pemicu KDRT

Saya kenal baik beberapa pasang keluarga dan betapa kacaunya kehidupan rumah tangga mereka karena hobby bermain judi. Judi bahkan lebih penting dari keluarga. Judi lebih penting dari pekerjaan. Tidak masuk rumah berhari-hari, no problem, yang penting praktek judi berjalan.

Kadang-kadang, katakanlah si A, pasca gajian, pulang rumah tak sepeserpun diserahkan kepada si B di rumah karena ludes dimakan bandar. Alhasil menimbulkan percekcokan, dalam kehidupan berumah tangga.

Adanya juga efek lainnya, misalkan dalam permainan itu, si A atau B menang, hasil menang itu, karena status uangnya diluar gaji dan diluar pekerjaan normal, sebagai efeknya, kasus perselingkuhan bisa terjadi karena jaminan uang.

Yang ketiga : Pemicu Pencurian

Tingginya niat dan praktek berpotensial menimbulkan tinggi niat dan tindakan untuk mencuri ataupun korupsi.

Judi kelas tinggi membutuhkan nominal uang yang tinggi pula. Kalau pendapatan pas-pasan, niat untuk mencuri ataupun korupsi bisa terjadi. Siapa tahu di antara maraknya kasus korupsi yang terjadi, salah satu pemicunya ialah ingin berjudi.

Selain judi memicu pencurian, judi juga bisa menciptakan utang yang tinggi. Dalam kondisi utang, apalagi dalam waktu lama, relasi bisa saja mandeg.

Yang keempat : Lemahnya Mentalitas Produktif

Produktif menunjuk pada perpaduan antara otak, rasa dan fisik. Otak bekerja cerdas, rasa at home pada pekerjaan dan fisik pun bekerja keras. Kreativitas pekerjaan ditentukan berdasarkan tiga poin di atas. Kreativitas akan menghasilkan produktivitas, tatkala otak, rasa dan fisik dipadukan secara berdaya guna.

Kita sulit menemukan bahwa judi itu produktif sebab permainan judi lebih banyak menghabiskan uang daripada menghasilkan uang. Kita sulit menemukan bahwa judi itu kreatif sebab tidak ada satupun yang dihasilkan secara baru dari judi.

Praktek judi, semisal KP, berpotensi mematikan daya kritis akal, sebab orang hanya lebih percaya kepada mimpi untuk menentukan nasib keberuntungan ekonomis daripada menggunakan akal budi secara murni untuk memikirkan strategi pemberdayaan terhadap hidup. Sementara jauh sebelumnya, dalam ilmu filsafat abad pertengahan, telah diserukan dengan sangat tegas bahwa logos telah mengalahkan mitos. Percaya pada mimpi itu, mitos, sebab memang sulit dibuktikan berdasarkan prinsip rational.

Yang kelima : Mental Konsumtif

Judi memberi peluang terciptanya mentalitas konsumtif. Mengapa? Karena keinginan untuk mendapatkan keuntungan lebih kuat, walaupun kalah terus dalam permainan.

Menurut hemat saya, judi bukan pekerjaan, sebab di dunia ini, tidak ada orang yang mau bekerja untuk rugi. Judi, hakekatnya rugi  kalaupun menguntungkan, itupun syaratnya ialah kalau sejumlah orang telah kalah (mudah rugi), yang dapat menempatkan seorang bandar menjadi pemenang. Sementara hakekat pekerjaan, sebetulnya tidak boleh didapatkan dengan cara banyak orang kalah atau dengan cara mengalahkan banyak orang.

Solusi Saya : Berantas Mentalitas Judi

Judi memang harus diberantas tetapi tidak boleh dilupakan unsur utamanya yakni mentalitas untuk berjudi. Maka sosialisasi perlu dilakukan, dan itupun hanya efektif kalau dalam kerja mitra.

Seluruh tokoh, entah tokoh pemerintah, adat, agama, hukum perlu bekerja sama; membentuk tim sosialisasi guna menyentuh masyarakat akar rumput tentang efek negatif berjudi dan efek positif tidak berjudi.

Judi perlu diberantas tetapi sosialisasi terhadap para pelaku janganlah diabaikan. Suatu tindakan disebut bermoral apabila kita tegas tetapi di satu sisi, yang lain tidak boleh diremehkan.

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Yudel Neno lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu