x

Iklan

Muh. Yazid Alfatih

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 Februari 2020

Minggu, 8 Maret 2020 18:55 WIB

Sepasang Sandal Butut Ayah

Puisi untuk ayah

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sedari dulu ia memang tak begitu nampak,
Kawannya yang begitu memukau dengan sepatu yang membuat silau saat terik, ia hanya memiliki sepasang sandal butut, yang penting masih bisa terpakai, katanya.

Ia yang sejak dahulu hanya mewarisi pakaian ayah dan saudara tertuanya, itu jauh lebih mahal baginya daripada harus merogoh kocek membeli yang baru

Ia yang sejak lama selalu menahan diri untuk memiliki sandal baru hanya untuk memastikan koceknya cukup untuk Anak-anaknya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedari dulu
Sedari dulu bahkan sebelum ia menjadi apa-apa, ia hanya menjual kerajinan tangan dari anyaman bambu dan kayu buatan ayahnya, kemudian baru ia dapat memiliki sesuatu yang ia mau.
Baginya itu sudah sangat mahal.

Sekarang pun masih
Sekarang pun ia bahkan ragu untuk bersuara meminta membelikan sesuatu pada anaknya.
Ia tetap memiliki sepasang sandal butut di atas telapak kakinya.

Sepasang sandal butut yang berlubang
Mungkin menginjak paku hingga menusuk telapaknya atau mungkin karena telah sangat lama sehingga sudah waktunya rusak.

Anaknya merasa terpukul
Sangat terpukul rasanya
Ketika si ayah meminta membelikan sepasang sandal baru, yang murah saja katanya.

Lantas ia menunjukkan sepasang sandal butut tua itu. "minta tolong nak, belikan ayah sandal yang seperti ini untuk bepergian penting sesekali".

Anaknya merasa terenyuh
Merasa sedih ketika sang ayah meminta tolong. Menandakan sangat sulit bagi ayahnya mengeluarkan suara hanya untuk meminta tolong, padahal anaknya sendiri

Lantas, sepanjang hidupnya si anak tanpa bertanya apakah ada uang atau tidak ia langsung meminta apapun yang ia inginkan pada ayahnya, dan harus ada.

Ayahnya
Ia hanya memiliki sepasang sandal butut yang telah menahun.

Membelikannya yang paling bagus dan mahal sekalipun tak akan pernah menggantikan kebaikannya.

Ia hanya memiliki sepasang sandal butut.
Sandal yang telah melekat dengan darah tertusuk paku dan kayu.

Sandal yang telah bersatu dengan keringat yang bercucuran, bermuara dari ubung-ubung kepala ke telapak kakinya.

Hanya sepasang sandal butut ayah

Ikuti tulisan menarik Muh. Yazid Alfatih lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu