x

cover buku Secangkir Cinta & Air Mata

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 13 Maret 2020 09:40 WIB

Secangkir Cinta & Air Mata

Cinta yang mengalahkan segala masalah hidup, termasuk derita akibat kanker.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Secangkir Cinta dan Air Mata

Penulis: Threes Emir

Tahun Terbit: 2015

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama                                                                    

Tebal: 112

ISBN: 978-602-03-1571-3

Cinta adalah sumber kekuatan. Itulah yang dibuktikan oleh Lisa (bukan nama sebenarnya). Dalam kesakitan karena kanker stadium empat, Lisa tetap ceria dan berkarya. Ia tetap menikmati hidupnya dan membantu sesama penderita kanker supaya tetap bersemangat. Hidup memang harus dinikmati. Dengan cinta rasa sakit bisa dikalahkan. Dengan cinta perasaan menderita bisa disingkirkan.

Tulisan Threes Emir tentang seorang penyintas kanker payudara ini didasarkan pada kisah nyata.

Lisa dibesarkan dalam keluarga yang berkelimpahan harta. Namun kehidupan rumah tangga orangtuanya tidak bahagia. Meski tampak baik-baik saja, sebenarnya hubungan ayah dan ibunya tinggal hubungan formal saja. Ayahnya adalah seorang pengusaha yang sangat sukses. Uang tidak menjadi masalah dalam keluarga Lisa. Namun ayah Lisa tidak betah di rumah. Ayah Lisa menjalin hubungan gelap dengan banyak perempuan. Ayah Lisa juga menumpahkan ketidaknyamanannya di rumah dengan berjudi. Sementara ibunya adalah seorang yang cantik, namun tidak bisa menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga. Hampir setiap hari ayahnya pergi pagi dan pulang larut malam. Hampir setiap malam ayah dan ibunya bertengkar. Tak jarang jeritan sang ibu yang dipukuli oleh ayahnya membangunkan tidurnya.

Meski bergelimang harta, tetapi hidup Lisa tanpa cinta di keluarga. Ibunya memanjakannya dengan benda tetapi tidak dengan cinta. Ibunya tak pernah menggendongnya. Tak pernah memeluknya. Semua urusan anak diserahkan kepada pembantu. Sementara ayahnya bagai tiada.

Meski tanpa cinta, Lisa yang ceria berhasil menjalani hidup remajanya dengan ceria. Ia tumbuh selayaknya remaja lainnya; bersekolah, berteman, punya pacar. Ia menemukan sedikit cinta dari kawan-kawannya saat remaja. Namun cinta yang didambanya dengan pacarnya kandas setamat SMA. Lisa juga berkesempatan kuliah di Amerika.

Di Amerika Lisa sekali lagi dikecewakan oleh Cinta. Pacar Jepangnya meninggalkannya begitu saja karena takut dengan orangtua yang tak menyutujui hubungannya dengan Lisa.

Saat kembali ke Jakarta, Lisa menerima kenyataan bahwa ayah ibunya telah bercerai. Ayahnya telah menikah lagi dengan perempuan simpanannya. Sementara ibunya tak lagi tinggal di rumah keluarganya. Sekali lagi Lisa mendapati hidupnya tanpa cinta.

Melalui pekerjaan yang ditekuninya, Lisa mendapatkan jodoh. Lisa memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga untuk menghadirkan cinta di keluarganya. Lisa tak ingin anak-anaknya mengalami masa seperti yang dialami saat kecil dulu. Itulah sebabnya Lisa menumpahkan seluruh waktu perhatiannya kepada keluarganya.

Sayang sekali. Karena resesi, suaminya kena PHK. Alih-alih kembali mencari kerja, ternyata suaminya lebih suka menganggur di rumah saja. Sementara tanggungjawab eknonomi keluarga menjadi beban Lisa. Dengan empat anak, Lisa harus bekerja dengan berdagang. Dengan bantuan uang dari ayahnya, ia membuka butik. Untuk sementara ia berhasil mengatasi kondisi ekonomi keluarganya.

Namun cobaan belum selesai. Lisa terkena kanker payudara. Payudara kirinya harus diangkat. Tak lama kemudian payudara kanannya juga diangkat. Ternyata kanker telah menyebar ke semua tulangnya. Jadi Lisa harus berjuang dengan penyakitnya, sekaligus tetap menjadi tulang punggung ekonomi keluarganya.

Alih-alih menyerah, Lisa malah menjadi semakin tegar. Ia bisa mengalahkan rasa sakit yang diakibatkan oleh kanker. Ia bergerak memberi motivasi kepada para penderita kanker lainnya. Penyakit bukan menjadi penghalang untuk menikmati hidup. Rasa sakit harus dikalahkan supaya tetap bisa membagi cinta. Meski ada air mata, tetapi cinta tetap harus ada.

Buku yang luar biasa ini memang menunjukkan bahwa cinta adalah kunci menikmati hidup. Cinta bisa mengalahkan rasa sakit. Cinta bisa menghapus air mata. Bahkan cinta bisa membuat orang lain bahagia. Sementara itu harta tanpa cinta adalah sia-sia.

 

 

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler