x

Iklan

Deni Kurniawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Februari 2020

Sabtu, 11 April 2020 06:23 WIB

Hoax Covid-19, Mahasiswa Muslim Bisa Apa?


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Masyarakat Indonesia saat ini umumnya senang berbagi informasi. Dengan hadirnya media sosial seperti facebook, instagram, line, whatsaap membuat kita lebih mudah mendapatkan informasi ketimbang dari media cetak seperti Koran dan majalah. Namun kemudahan yang kita peroleh ternyata membawa dampak yang serius. Media sosial ternyata menjadi tempat yang sumbur tumbuhnya Hoax.

Berita hoax adalah berita bohong yang dibuat untuk merugikan orang lain. Chen (2014), menyatakan hoax adalah informasi sesat dan berbahaya karena menyesatkan persepsi manusia dengan menyampaikan informasi palsu sebagai kebenaran.

Sejak Virus corona yang menjangkit Negara china dan sebagian besar Negara-negara didunia termasuk Indonesia. Banyak sekali temuan berita mengenai virus tersebut yang ternyata merupakan informasi palsu atau hoax.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dan hingga pada Rabu (8/4/2020) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui siber drone menemukan 474 isu hoax di berbagai platform digital. Sungguh keadaan yang buruk jika semua hoax tersebut dipercaya oleh publik.

Meskipun pihak pemerintah bersama kementerian komunikasi dan informasi dan polri saat ini berusaha memerangi hoax. Penyedia layanan media sosial seperti facebook, instagram, whatsaap ikut digandeng juga, nyatanya belum bisa memberikan hasil yang sempurna.

Disinilah peran generasi muda terutama mahasiswa muslim sangat vital dalam mengantisipasi serangan berita bohong atau hoax di media sosial. Sebab mahasiswa memiliki sikap kritis dalam melihat setiap persoalan yang terjadi di sekelilingnya. Tidak boleh apatis atau menerima apa adanya tanpa menganalisis, menelaah terlebih dahulu setiap berita yang dikonsumsinya.

Sudah menjadi kewajiban besar mahasiswa dalam membawa masyarakat menuju perubahan kearah yang lebih baik. Dalam menjaga kenyamanan masyarakat, terkait maraknya hoax virus tersebut ada beberapa hal yang perlu mahasiswa muslim lakukan.

Pertama menjadi mahasiswa muslim yang punya kesadaran teologis, yaitu semua yang dilakukan harus jelas sumbernya. " Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya " ( QS.Al Isra' : 36 ).

Kedua menjadi mahasiswa muslim mau daya kritis dan objektif, tidak tergiur dengan apa yang ada di sekitarnya, tanpa memperhatikan dampak baik dan buruknya hal tersebut. " Wahai orang-orang yang beriman, jika ada orang fasik datang kepada kalian membawa suatu berita, maka Tabayyunlah ( teliti lah dulu ), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas Dasar kebodohan ( kecerobohan ), yang akhirnya kamu menyesali perbuatan mu itu ". ( QS. Al - Hujurat : 49 ).

Ketiga ialah jangan menyebarluaskan konten hoax. Jangan mudah tergoda untuk membagikan tautan. Saat ini pemerintah telah mengeluarkan UU ITE pasal 28 ayat 1 yang bisa menjerat siapa saja yang ikut menyebar luaskan konten hoax.

Bahaya betul jika seorang mahasiswa malah ikut-ikutan dalam menyebarluaskan sebuah hoax. Oleh karena itu mahasiswa harus benar-benar menjadi filter ditengah-tengah masyarakat. Memberikan informasi yang kredibel bagi masyarakat. Menjadi tameng dalam menjegah hoax corona yang mencoba merusak ketertiban masyarakat Indonesia.

Disinilah mahasiswa sebagai agen perubahan dan sebagai agen control sosial masyarakat dapat memberikan suasana disiplin, aman, tentram ditengah maraknya hoax corona. Demi membantu mewujudkan Negara Indonesia yang lebih baik lagi.

Ikuti tulisan menarik Deni Kurniawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler