x

masa lalu

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 20 April 2020 08:49 WIB

#DiRumahAja: Kelolalah Kisah Masa Lalu dengan Benar!

#DirumahAja, banyak yang baper dan mengingat masa lalu, karenanya harus dikelola dengan benar, apalagi bila sampai disebar di dunia maya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

#DirumahAja, banyak yang baper dan mengingat masa lalu, karenanya harus dikelola dengan benar, apalagi bila sampai disebar di dunia maya.

Di antara akibat pandemi corona, menjadikan warganet/netizen karena hanya berkutat di rumah, akhirnya banyak waktu, ujungnya memanfaatkan situasi dengan mengungkit dan mengingat masa lalu karena dianjurkan belajar, bekerja, dan beribadah di rumah, bahkan ada yang sampai bawa perasaan (baper) dan caper (cari perhatian), dan banyak pula yang memanfaatkan demi membandingkan atau malah menjatuhkan orang lain. 

Banyak muncul di media sosial, postingan, kisah/artikel/cerita/foto/video kisah-kisah masa lalu seseorang dikaitkan dengan hubungannya dengan teman, sahabat, tempat kerja, komunitas, dll, kembali dipublikasikan di dunia maya atau medsos. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada yang tujuannya hanya untuk mengingat kenangan masa lalu karena kangen. Ada yang demi menarik perhatian orang lain karena masih peduli. Ada yang ingin menunjukkan kehebatan masa lalu. Ada yang disengaja demi membandingkan atau menjatuhkan orang lain/kelompok lain/pihak lain, dll maksud lainnya. 

Yang pasti, acara mengungkit masa lalu dengan memposting kisah/artikel/kisah/foto/video dll, di masa pandemi corona ini meski hanya sekadar untuk saling mengingat, saling dapat bertegur sapa lagi, atau sekadar menunjukkan memori-memori siapa kita dulu, dan siapa kita sekarang, kini banyak bermunculan disertai bumbu dan alasan beragam.

Namun, kegiatan mengungkit atau mengingat masa lalu, sering kali menjadi masalah bagi sebagian orang, karena bisa akibatkan hal negatif. Maksud baik mengingat masa lalu, bisa menjadi hal buruk bagi orang lain. 

Meski, bagi orang/pihak lain, terkadang hal tersebut memang disengaja karena ada maksudnya. Setiap orang pasti punya masa lalu dan dari masa lalunya ada yang tidak ingin lagi mengingatnya, namun ada juga tipe orang yang cuek, tudak peduli, hingga “terlalu” peduli karena masa lalu baginya penting. 

Tipe orang yang “terlalu” peduli ini, biasanya sangat mengetahui detail hidup orang lain hingga ke cerita masa lalunya hingga memanfaatkan momentum "mengungkit" menjadi kendaraannya. 

Bagi yang melakukan kegiatan mengungkit masa lalu dengan tujuan baik dan positif, tentu akan dapat kita pahami. Namun, yang tidak banyak disadari, ada orang yang cuek berbagi masa lalu, padahal kisahnya ada orang dalam masa itu yang tidak ingin lagi mengingat, karena dengan kisah yang di bagikan lagi, justru mengungkit kisah sedih/duka dan trauma, padahal maksudnya baik. 

Karenanya, mengungkit kisah masa lalu, harus hati-hati, sebab ada yang sudah berusaha untuk menjadi lebih baik dan masih belajar memperbaiki, namun jadi mengingat kejadian kelam lagi, padahal sudah betapa kerasnya seseorang itu melupakan kejadian dalam masa lalu itu. Atau menjadikan orang lain merasa direndahkan.

Kira-kira, Anda yang membaca artikel ini, jenis orang yang seperti apa terkait kebiasaan membahas dan mengungkit masa lalu? Apakah yang memang bertujuan baik dan positif? Atau memang bertujuan menjatuhkan orang lain/pihak lain? 

Mengutip rilis dari IDN Times.com, Rabu (15/1/2020), ada 5 kerugian yang akan menghampiri hidup Anda, bila suka baper mengungkit masa lalu. 

Pertama, Anda dianggap sebagai pembongkar aib. Mengungkit masa lalu orang lain, merupakan sesuatu yang tidak baik. Karena, banyak hal dari masa lalu tersebut sangat ingin dilupakan oleh orang yang bersangkutan. Mungkin Anda tidak tahu, tapi ada serpihan-serpihan pahit yang pasti sangat ingin dihilangkan orang itu dari ingatannya. Jika Anda terus mengungkitnya, maka Anda adalah pembongkar aib yang bisa menyakiti hati orang lain. 

Kedua, Anda dihindari orang-orang. Tidak banyak orang yang suka ketika masa lalunya diungkit. Sehingga, tidak ada juga yang suka dengan orang yang selalu menceritakan kembali kisah pahitnya di masa lalu. Alhasil, Anda pasti akan dijauhi jika terus menerus menjadi orang yang menceritakan kisah yang ingin mereka lupakan. 

Ketiga, hidup di masa lalu dan tidak menikmati masa kini. Orang yang selalu mengingat kisah masa lalu tidak pernah benar-benar hidup di masa kini. Dia hanya sibuk mengingat kejadian apa yang bisa dia ceritakan kembali dari pengalaman pahit atau memalukan seseorang. Entah kenapa, baginya hidup di dunia masa kini terasa sulit sekali untuk dijalani. 

Keempat,  setiap ada kejadian, Anda hanya fokus pada hal-hal yang memalukan bagi orang lain. Menikmati momen merupakan hal yang sulit bagi orang yang senang mengungkit masa lalu orang lain. Baginya, mencari kesalahan dan hal-hal memalukan bagi orang lain justru terasa lebih menyenangkan dibanding apa pun. Tanpa disadari, Anda sedang  merugikan diri sendiri. 

Kelima, Anda tidak memperhatikan bagaimana cara memperbaiki diri sendiri. Masa lalu orang lain bukanlah konsumsi publik yang bisa dengan mudahnya Anda sebar ke mana-mana. Menyibukkan diri dengan kegiatan kurang berfaedah ini juga akan membuat Anda tidak fokus pada diri sendiri. Padahal, sudah pasti masa lalu Anda sendiri bukanlah hal yang luar biasa dan bebas dari kesalahan. Bagaimanapun juga, kisah masa lalu siapa pun tidak berhak Anda ceritakan pada siapa-siapa. Siapa tahu, Anda akan mengalami hal yang serupa karena Hukum Tuhan pasti berlaku. 

Meski maksud kita baik, mengungkit dan mengingat masa lalu baik dalam bentuk cerita/foto/video ke dunia maya, namun bila ada pihak yang tidak berkenan, tetap akan menimbulkan masalah, apalagi bila ditebar di dunia maya/medsos. 

Ayo songsong kisah masa depan kita. Bila kisah masa lalu ada jejak dan faktanya yang negatif atau positif, tetap dapat dijadikan pondasi pengalaman untuk terus melangkah lebih baik ke depan, baik bagi diri kita sendiri atau orang lain, namun tak harus terpublikasi di dunia maya. #diRumahAja, menjadikan diri kita lebih "dewasa" dan cerdas mengelola manajemen diri hingga berbuat yang membahagiakan diri, keluarga dan orang lain, bukan menjatuhkan, merendahkan, atau menyakiti.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu