x

Iklan

Muhammad Radhi Mafazi

Penulis Bebas
Bergabung Sejak: 15 Januari 2020

Kamis, 7 Mei 2020 17:10 WIB

Merawat Jiwa yang Tetap Waras dengan Menjadi Orang Baik di Tengah Pandemi

Pandemi yang disebabkan oleh virus corona, menyebabkan ketidakpastian pada kehidupan bermanusia. Terbukti dari tindak kejahatan yang semakin meningkat. Merawat jiwa dengan tetap menjadi orang baik ditengah ketidakpastian, adalah cara agar kita selalu waras dalam menitih jalan ini. Terus menjadi orang baik, dan hingga saatnya nanti kita kembali menjadi "fitri" secara natural.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Memasuki bulan ke-3 (tiga), pandemi yang disebabkan oleh virus covid-19 sudah menjangkiti negara ini. Ternyata, selama tiga bulan pandemi, perlahan namun pasti pandemi ini mulai mengubah pola hidup masyarakat Indonesia termasuk pola perilaku tindak pidana yang dilakukan oleh para penjahat Akhir bulan April 2020, ada kasus pencurian dengan kekerasan yang begitu sadis yang diangkat oleh media. Pelaku disinyalir bukan bagian dari 39 Narapidana Asimilasi di Rumah yang melakukan pengulangan tindak pidana, artinya ia orang baru. Menarik untuk gagasan pokok dari tulisan ini.

Seperti prediksi dari para ahli, bahwa negara ini sedang menekan tombol bom waktu di tengah pandemi, mereka yang tidak bisa mengikuti perubahan di tengah pandemi, akan mendapatkan stressor (sumber stress) baru. Adanya stressor yang baru ini membuat perilaku manusia, dipaksa untuk beradaptasi, termasuk perilaku tindak pidana. Salah satu penyebab berpindahnya tempat operasi kejahatan karena perubahan pola perilaku masyarakat. Menurut Ka.Bid Humas Polda Metro Jaya, dikutip dari katadata.co.id, Pelaku kejahatan sekarang sudah jarang membongkar rumah, karena masyarakat sekarang di rumah saja

Di tengah pandemi ini, perubahan pola perilaku kriminalitas sudah banyak berubah, bahkan menurut data dari Karopenmas Mabes Polri yang dimuat oleh katadata.co.id, dari selama pandemi kriminalitas meningkat sebanyak 19,72 persen. Ada yang menarik di tengah hiruk pikuk perilaku manusia yang semakin hari mementingkan diri sendiri, bahkan merenggut rasa kemanusiaan dengan sesamanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kalau mau meminjam istilah dalam game mobile legend, perilaku kejahatan sudah kenak double kill, saat semua diminta di rumah karena sedang mengalami pandemi, dan sedang dalam moment ibadah. Ternyata keteladanan tidak pernah surut di Bumi pertiwi, ada nenek dari Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, yang menolak sumbangan beras, dengan jawaban cukup menohok hati, dikutip dari harian Kompas, beliau menjawab, “Saya harus usaha sendiri. Tuhan beri saya 10 jari dipakai untuk usaha”. Lalu apa bedanya dengan para perilaku para diatas?, bagaimana cara menjaga jiwa di tengah ketidak jelasan? Ini menjadi poin tulisan kali ini

Menalar Akar Kejahatan

Kejahatan di muka bumi ini, tidak dapat digeneralisasikan akar sebab musababnya, seperti pendapat dari Ibnul Qayyim dalam bukunya berjudul Terapi Mensucikan Jiwa, akar  terjadinya kesalahan, yaitu, pertama takabur. Itulah yang menjerumuskan iblis kepada kedudukan yang hina. Kedua, tamak itulah yang mengeluarkan adam dari surga, Ketiga, dengki itulah yang menyebabkan salah satu anak adam membunuh saudaranya sendiri. Bahkan beberapa ulama menyebutkan bahwa peristiwa Qabil dan Habil sebagai pertumpahan darah pertama di dunia.

Tetapi tidak semua kesalahan dapat dikategorikan sebagai kejahatan, sedangkan kejahatan hampir bisa disebut sebagai kriminalitas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kejahatan, merupakan kata dasar dari jahat, dan memiliki setidaknya 4 (empat) makna, yaitu perbuatan jahat,sifat jahat,dosa, dan perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku yang telah disahkan oleh hukum tertulis.

            Menurut Alam (2018), dalam buku Kriminologi Suatu Pengantar Kejahatan dapat dibagi menjadi dua perspektif. Pertama, secara hukum, ialah setiap perilaku yang melanggar hukum pidana. Kedua, perspetif masyarakat, perbuatan yang melaggar norma-norma yang masih hidup di dalam masyarakat.  Dua prespektif diatas sebagian sudah terfasilitasi dengan KUHP yang berlaku di Indonesia.

            Pola perilaku masyarakat secara umum di tengah pandemi ini mulai berubah secara cepat, beberapa orang tidak dapat mengikutinya, bahkan oleh beberapa pelaku industri yang ada, akhirnya berdampak pada para pekerjanya. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan ini terus-terusan terjadi kepada para pekerja di pabrik, ini bisa memicu sebuah ledakan kejahatan oleh orang-orang baru, atau residivis yang tidak tahu diri. Hal ini diperkuat oleh teori Anomie, dalam bukunya Alam (2018), menjelaskan bahwa kejahatan sebagai gejala sosial disebabkan oleh struktur sosial yang mengalami perubahan, sehingga seseorang tidak mampu beradaptasi dengan linggkunganya.

Tetapi ada apa dengan dua contoh perilaku manusia di awal tulisan ini keadaan mereka  sama, terhimpit dengan keadaan, tetapi tindakan yang diambil oleh keduanya saling berlawan. Apa yang menjadi penyebab di balik itu semua. Bahkan nenek yang berasal dari Kabupaten Alor, bukanlah orang yang kaya secara materi, jawabannya ketika diberi sembako membuat manusia lain menjadi heran.

Inilah kerja jiwa manusia, mereka yang jiwanya menghambakan diri pada Tuhan, dunia tidak akan pernah ada habisnya. Hati manusia, dalam hal ini adalah jantung/heart, merupakan tempat bersemayamnya jiwa.

 Hati Manusia

            Masih ingat peristiwa pembelahan dada Rasulullah Saw?, beberapa riwayat menyebutkan dua kali beberapa yang lain hingga empat kali, salah satu yang paling disepakati bersama peristiwa ketika Rasullah didatangi malaikat Jibril ketika akan menerima wahyu kenabian, diriwayatkan oleh HR. Muslim no 162, ada kalimat yang perlu digaris bawahi ketika Jibril mengambil segumpal darah beku sambil mengatakan “Ini adalah bagian setan darimu”, kemudian mencucinya dalam wadah yang terbuat dari emas dengan air zam-zam. 

Dewasa ini penelitian mengenai organ tubuh manusia yang satu ini menjadi sorotan. Ialah  jantung, yang letaknya di dada. Dalam bahasa Arab disebut kalbu, secara ilmu anatomi tubuh manusia  mempunyai tugas memompa darah. Kasus transfer pengalaman dari pendonor organ kepada penerima organ hampir sering terjadi, apalagi pada organ jantung, hingga banyak ahli dibidang kedokteran yang menyetop transplantasi pada organ ini.

Cerita mengenai Claire Sylvia pada tahun 1998, yang diangkat dalam buku otobiografi A Change Of Heart, dilansir dari situs whitecoathunter.com, ia bermimpi bertemu dengan seorang anak bernama Tim, dan ia merasa mempunyai hubungan yang dekat dengannya. Setelah ditelusuri ternyata anak bernama Tim adalah orang yang mendonorkan jatungnya kepada dirinya. Atau kasus seorang anak yang tiba-tiba menaruh minat pada musik, dan puisi, ternyata pendonornya orang yang menaruh minat pada seni. Ini bukan suatu kebetulan, bahkan beberapa penelitian dalam bentuk jurnal sudah mulai muncul.

            Dr.Andrew Armour, seorang dokter yang ahli pelopor dibidang Neurokardiologi, menerbitkan jurnal penelitian yang berjudul Little Brain on The Heart pada sekitar tahun 2007 dikutip dari laman researchgate.net, menyimpulkan bahwa pada setiap bagian terkecil dari jantung, termasuk pembuluh darah ateri memiliki kaitannya dengan emosi, inilah yang menyebabkan manusia yang menerima donor jantung dapat merasakan emosi dari pendonornya.

            Apa yang sebenarnya terjadi dengan kasus pembunuhan sadis dengan obeng terletak pada hatinya (read; jantung), iya sudah benar-benar menghitam, dibutakan oleh dunia, hanya karena terpepet oleh utang piutang, dan kebutuhan lainnya, seolah jalannya hanya itu. Sedangka seorang nenek dari Kabupaten Alor, terhimpit juga, tetapi dia masih punya pengharapan yang tinggi, karena ia mengimani Tuhan, secara spiritual. Ada satu hadis menutup point ini dari Bukhari dan Muslim  Ketahuilah, sungguh di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Jika daging tersebut baik, baiklah seluruh tubuh. Jika rusak, rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah kalbu (jantung).”

Obat Jiwa yang Teluka di tengah Pandemi

            Quotes dari Joker yang begitu diyakini kebenaranya adalah “Orang jahat lahir dari orang baik yang tersakiti”, seolah ini menjadi pembenar diantar masyarakat, karena pada dasarnya, manusia itu semuanya baik, yang membuat tindakan manusia kelasnya di bawah binatang adalah perenungan terhadap rasa sakit dari pengalaman yang dirasa ia paling pahit. 

            Mark Manson dalam bukunnya berjudul Everything is F*cked, pengalaman hidup manusia ini diibaratkan seperti bola saju, yang menggelinding terus menerus, menyerap semua nilai, hingga menjadi dirinya yang sekarang, ia akan berhenti ketika hancur dengan nilai yang dimiliki. Pada moment ini manusia hanya memiliki dua pilihan melanjutkan apa yang iya percaya, atau berubah dengan merombak nilainya.

Akhir-akhir ini di Instagram ada hal yang menarik, kampanye dengan hastag #WeShouldAlwaysBeKind, melalui instastory,yang awalnya digaungkan oleh seorang User Experience Design, bernama Sulaiman Syahrod, Ia ingin mengingatkan pada seluruh pengguna instagram bahwa pada dasarnya semua orang itu baik. Luarbiasa dengan cara seperti itu banyak pengguna instagram di Indonesia, yang mulai menyambung silaturahmi melalui daring, kita pada dasarnya memang baik, dan akan tetap menjadi orang baik, dengan jiwa yang tersakiti lalu menjadi jahat, adalah manusia yang tersesat karena mencari pembenaran

Bulan suci Ramadan ternyata belum bisa menjadi jaminan untuk beberapa jiwa manusia yang tidak siap dengan keagungannya. Karena menyiapkan jiwa, dan meneguhkan visi untuk kembali menjadi fitri secara spiritual, bukanlah hal yang mudah, kesiapan fisik yang diperlukan juga menjadi hal vital. Hingga pada saatnya nanti seharusnya kita bukan saja fitri secara kultural saja. Kesempatan ini, membuat kita bisa lebih fokus dalam memperbaiki diri, dan menularkan kebaikan bagi orang sekitar. Ingat kita orang yang baik, dan selamanya akan menjadi baik terhadap manusia, selamat menjadi manusia yang baik kawan.

Ikuti tulisan menarik Muhammad Radhi Mafazi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB