x

peran media massa

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Minggu, 10 Mei 2020 12:35 WIB

Peranan Positif Media Massa, Sangat Dibutuhkan di Tengah Corona

Di tengah pandemi corona, harus diakui segala kekisruhan yang terjadi di Indonesia, peran sentralnya adalah media massa

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di tengah pandemi corona yang terus konsisten menyebar dan memangsa korban, rentetan kisruh menyoal pencegahan, antisipasi, dan penanganan Covid 19 (PAPC19) terutama dari Presiden, para menteri, parlemen, dan elite partai juga terus konsisten "bergentayangan", sehingga konsisten pula "mengaduk-aduk" perasaan dan hati nurani rakyat? 

Siapa biang keladinya? Kira-kira adakah masyarakat yang tidak setuju, bila saya sebut, orksetra kisruh yang akibatkan opini bahwa Presiden dan para menterinya jadi tidak tegas, tidak konsisten, dan mencla-mencle adalah karena peranan "media massa?" 

Sejak pandemi corona hadir, apapun yang  kebijakan dan program PAPC19 yang diluncurkan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah, ternyata bak bahan nasi goreng, yang terus di olah "koki" media massa menjadi nasi goreng aneka rasa. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi dalam kehidupan nyata, nasi goreng itu adalah aneka rasa masalah dan kisruh. Bukan hanya bentuk kebijakan, namun sekadar kata-kata saja, juga menjadi adonan kuat untuk dibikin nasi goreng kisruh. Bila sedikit saya identifikasi, misal, saat pemerintah tak tegas dan tak segera me-lockdown Indonesia. 

Berapa rentetan kemelut dan masalah yang tercipta hingga sekarang? Lalu, apapkah corona virus alami atau konsiprasi, siapa yang mengapungkan? Berikutnya, saat Menkes cengengesan, siapa yang mendeskripsikan? Kemudian,  begitu pemimpin daerah berseberangan dengan pemerintah pusat, lalu saling hujat dan menekan, siapa yang membumbui dengan mengutip berbagai pesan dan komentar tokoh atau ahli atau elite partai yang justru menambah persoalan. 

Masalah kecil terus dibesarkan. Hingga sampai saat Presiden mengucap mudik dan pulang kampung beda, lalu sekarang minta masyarakat berdamai dengan corona. Siapa pula yang membikin Mendikbud, Menko Pembangunan Manusia, Menhub seperti baru bangun dari tidur? Siapa pula yang menganggap LBP bak perdana menteri? 

Teranyar, kini foto fase penyelamatan ekonomi seusai pandemi pun menjadi gorengan aneka rasa pula. Mengapa program yang baru rencana dari Kementerian Ekonomi untuk pemulihan seusai pandemi, sampai bocor ke media? Inilah masalahnya. 

Komunikasi manajemen Kabinet sangat lemah. Padahal itu baru rencana, namun saat bocor dan menjadi berita, judulnya pun dipelintir seolah menjadi sesuatu yang salah dan tidak tepat. 

Memang harus diakui, komunikasi publik Kabinet Indonesia Maju, tak seperti layaknya pemerintahan yang mengorganisir sebuah negara. Banyak yang sok tahu, grasa-grusu, dan miskomunikasi, hingga sebuah pernyataan apalagi kebijakan, penjelasannya harus berulang-ulang, karena rakyat tak paham dan tak tersosialisasi dengan baik. 

Sudah begitu, juga sangat nampak, mereka tidak dalam koridor menjadi pemimpin yang amanah terhadap rakyat. 

Jadi, dengan fakta adanya kelemahan personal dan profesional di jajaran individu Kabinet Indonesia Maju, tak pelak, masalah komunikasi juga menjadi daya hambat terbesar. 

Akibatnya, atas semua kelemahan tersebut, menjadi makanan empuk media massa untuk menggoreng isu, menjadi adonan informasi dan berita demi menaikkan oplah cetak ataupun viewer pembaca. Termasuk kisah seorang host acara televisi, yang begitu bebas dan berani mengulik kinerja parlemen, pun tak pelak menjadi bahan empuk pemberitaan, dan lain sebagainya. 

Media massa kompeten tetap amanah

Sungguh, kini media massa jadi seenaknya menyampaikan informasi dan berita, yang bukan membikin suasana menjadi tenang dan nyaman, namun sebaliknya membikin semua pihak menjadi blingsatan. 

Ibaratnya, media massa justru menjadi virus yang lebih berbahaya dari virus corona, sebab, karenanya, setiap detik ada saja olah rasa dan pikiran masyarakat dari informasi dan berita yang ditayangkannya, meski harus diakui untuk media massa yang berkompeten tetap konsisten sesuai fungsi dan kedudukannya. 

Mereka tetap berperan dengan benar, berimbang dan terutama amanah, tidak ditunggangi kepentingan dan skenario dari pihak yang memanfaatkan.

Ayo media massa yang keluar dari patron (pola, suri teladan) berperanlah dengan benar. Sadarlah, sebagian kisruh dan masalah yang terus berkepanjangan di negeri ini, terutama menyoal corona, akibat informasi dan berita yang Anda buat. 

Semoga di bulan yang penuh hikmah, berkah, dan ampunan ini, Anda menjadi amanah (jujur dan dapat dipercaya) Aamiin. 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB