Jalan Terbaik Terletak Pada Yang Maha Kuasa
Dibalik sebuah tembok yang kokoh
Sembari melihat ke arah cermin
Menanyakan sebuah arti kesamaan
Pada cermin tak bertuan
Mengenai sikapku kepadamu
Tak sepatah kata keluar dari mulut seorang cermin
Aku kembali terdiam..
Hati mulai merayu
Memanggil namamu kembali
Yang sempat terucap dalam doa
Hari itu..
Aku memasrahkan semua kepada-Nya
Apabila penulis takdir
Ingin menuliskan kisah tentangmu
Aku hanya berharap
Dia menuliskannya hanya untukku
Pagi Membenamkan Hati Yang Sepi
Hujan sirna tanpa jejak kaki
Asing bagiku ketika kamu hendak pergi
Dikala rintik ini tak kunjung berhenti
Deras angin menuntunmu pergi
Dari tempat tak berpenghuni
Andai kala itu aku sendiri
Tak sudi aku melihatmu seperti ini
Karena aku tak cukup handal tuk berlari
Aku senang menetap pada hati yang sunyi
Aku senang bersamamu kali ini
Terbenammu menutup hati yang sepi
Selesai Puisi Ini
Cahaya senja
Meredup di alam raya
Seperti dirinya
Tak lagi nampak menyapa
Diujung sebrang jalan bernama tanpa
Jemari kian melepas tanpa suara
Langkah kita telah berbeda
Sedari awal ku mengenalnya
Malam semakin menampakkan kegelapannya
Kisah tentang kita
Telah selesai secara terpaksa
Ikuti tulisan menarik Muhammad Ferry lainnya di sini.