x

Onbesmart Institute berkolaborasi dengan Fakultas Pertanian Universitas Asahan dan Stikes As-Syifa Kisaran mengadakan Webinar Series Menjadi Mahasiswa Berprestasi dan Sukses (mmbs) Seri 1 via Zoom dengan tema Studi di Luar Negeri Melalui Student Exchange dan Beasiswa. Webinar ini menghadirkan tiga narasumber, pertama Noka Yudhana mahasiswa Universitas Negeri Malang yang pernah mendapatkan Beasiswa Mevlana Student Exchange di Akdeniz University, Turki. Selanjutnya Wardatul Haifa Syafira Halim alumnus UPI Bandung yang pernah mendapatkan Beasiswa JASSO Student Exchange di University of Kitakyushu, Jepang. Narasumber ketiga Christina Candra Dewi, mahasiswa undergraduate di University of Applied Science Jena, Jerman. Dekan Fakultas Pertanian UNA, Safruddin SP, M.MA dan Founder Onbesmart Institute, Amar Ma’ruf memberi kata pembuka (opening speech) di awal acara. Webinar ini dimoderatori oleh Herviza Wulandari Pane, S.ST, M.Kes, dosen Stikes As-Syifa Kisaran (14/07/2020).

Iklan

Amar Sanis

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 Mei 2020

Rabu, 22 Juli 2020 06:56 WIB

Lebih Seratus Peserta Hadiri Webinar Seri 1 Kolaborasi Onbesmart Institute, Faperta UNA, dan Stikes As-syifa

Onbesmart Institute berkolaborasi dengan Fakultas Pertanian Universitas Asahan dan Stikes As-Syifa Kisaran mengadakan Webinar Series Menjadi Mahasiswa Berprestasi dan Sukses (mmbs) Seri 1 via Zoom dengan tema Studi di Luar Negeri Melalui Student Exchange dan Beasiswa. Webinar ini menghadirkan tiga narasumber, pertama Noka Yudhana mahasiswa Universitas Negeri Malang yang pernah mendapatkan Beasiswa Mevlana Student Exchange di Akdeniz University, Turki. Selanjutnya Wardatul Haifa Syafira Halim alumnus UPI Bandung yang pernah mendapatkan Beasiswa JASSO Student Exchange di University of Kitakyushu, Jepang. Narasumber ketiga Christina Candra Dewi, mahasiswa undergraduate di University of Applied Science Jena, Jerman. Dekan Fakultas Pertanian UNA, Safruddin SP, M.MA dan Founder Onbesmart Institute, Amar Ma’ruf memberi kata pembuka (opening speech) di awal acara. Webinar ini dimoderatori oleh Herviza Wulandari Pane, S.ST, M.Kes, dosen Stikes As-Syifa Kisaran (14/07/2020).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Onbesmart Institute berkolaborasi dengan Fakultas Pertanian Universitas Asahan dan Stikes As-Syifa Kisaran mengadakan Webinar Series Menjadi Mahasiswa Berprestasi dan Sukses" (mmbs) seri 1, via Zoom dengan tema "Studi di Luar Negeri Melalui Student Exchange dan Beasiswa".

Webinar ini menghadirkan tiga narasumber, pertama Noka Yudhana mahasiswa Universitas Negeri Malang yang pernah mendapatkan Beasiswa Mevlana Student Exchange di Akdeniz University, Turki. Selanjutnya Wardatul Haifa Syafira Halim alumnus UPI Bandung yang pernah mendapatkan Beasiswa JASSO Student Exchange di University of Kitakyushu, Jepang.

Narasumber ketiga Christina Candra Dewi, mahasiswa undergraduate di University of Applied Science Jena, Jerman. Dekan Fakultas Pertanian UNA, Safruddin SP, M.MA dan Founder Onbesmart Institute, Amar Ma’ruf memberi kata pembuka (opening speech) di awal acara. Webinar ini dimoderatori oleh Herviza Wulandari Pane, S.ST, M.Kes, dosen Stikes As-Syifa Kisaran (14/07/2020).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketua Panitia, Riky Santoso mengatakan lebih 100 peserta meramaikan webinar seri perdana kolaborasi Onbesmart Institute, Faperta UNA, dan Stikes As-syifa Kisaran. Para peserta berasal dari beragam perguruan tinggi maupun sekolah lanjutan tingkat atas deri penjuru Indonesia. Bukan hanya pelajar, sebagian peserta merupakan dosen beberapa perguran tinggi. Seluruh peserta yang hadir dari awal hingga akhir sesi diberikan sertifikat penghargaan dalam bentuk e-certificate.

Founder Onbesmart Institute, Amar Ma’ruf dalam opening speech memperkenalkan sekilas tentang Onbesmart Institute. “Kami merupakan wadah sosial pemerhati pendidikan yang fokus mengembangkan wawasan pelajar atau anak muda, khususnya di Asahan," kata da. Onbesmart Institute merunut prediksi beberapa ahli bahwa ke depannya digitalisasi untuk metode pembelajaran akan semakin ramai. Adanya Covid-19 mempercepat virtualisasi tersebut. Webinar-webinar semakin ramai.

“Selain melaksanakan diskusi online yang sifatnya sekali waktu, Onbesmart Institute juga menginisiasi diskusi berbentuk pelatihan, setiap batch dilaksanakan setiap pekan dalam tiga bulan berturut-turut. Ada tiga pelatihan yang akan dilaksanakan yaitu diskusi pelatihan percakapan bahasa Inggris, pelatihan bahasa Turki dasar, dan pelatihan menulis intensif. Para fasilitatornya juga keren-keren. Termasuk mengundang para pelajar dari luar negeri untuk mengisi diskusi bahasa Inggris dan bahasa Turki,” kata Kandidat Doktor Akdeniz University Turki tersebut.

Dekan Faperta UNA, Safruddin, M.MA dalam pembukaan menyampaikan bahwa webinar kali ini adalah aktualisasi dari Perpres no. 59 tahun 2017 tentang perencanaan pembangunan berkelanjutan yang menindaklanjuti program UNDP tentang Suistanable Development Goals. Hal tersebut berkaitan dengan rancangan Bapak Menteri untuk menguatkan kampus merdeka yang memberi ruang lebih luas kepada kampus dan mahasiswa untuk berkolaborasi dalam student exchange, shit in, dan program berbagai beasiswa baik dalam maupun luar negeri.

Dalam sesi materi, pemateri pertama Noka Yudhana menjelaskan pengalaman selama melaksanakan student exchange di Turki. “Bagi saya sangat berkesan dan membuka wawasan. Apalagi bisa belajar dan berteman dengan pelajar dari banyak negara, misalnya Jerman, China, Iran, Palestina, dan Turki. Selain belajar kita juga bisa menikmati keindahan kota-kota di Turki. Kebetulan selama 6 bulan saya tinggal di Kota Antalya yang termasuk kota terindah di Turki yang menghadap langsung dengan Laut Mediterania.”

            Di sesi tanya jawab, Noka menambahkan “Syarat-syarat untuk apply beasiswa student exchange dari pemerintah Turki yaitu TOEFL, berkas-berkas seperti KRS. Selanjutnya seluruh berkas diberikan kepada bagian HI kampus. Nanti HI yang akan menyeleksi. Mengenai persiapan TOEFL, untuk meningkatkan score TOEFL saya perlu mempersiapkan belajar bahasa Inggris rutin 1-2 tahun. Untuk teman-teman, mumpung masih banyak waktu silakan ikhtiar sebaik-baiknya untuk bisa mewujudkan keinginannya.”

            Pemateri kedua, Haifa Syafira Halim menjelaskan syarat-syarat untuk bisa mengikuti student exchange di Jepang “Yang pertama adalah administrasi, seperti CV, IPK minimal 3,5, kalau belum bisa bahasa Jepang bisa menggunakan syarat bahasa Inggris dengan TOEFL minimal 450. Syarat selanjutnya Tes Potensi Akademik. Kemudian mesti membuat mini research karena ketika melaksanakan student exchange kita juga akan mengikuti conference. Selain persiapan teknis, teman-teman silakan aktif pada kegiatan-kegiatan volunteer. Sertifikat-sertifikat, dan kemampuan menulis juga modal sangat penting.”

            Dalam sesi tanya jawab ketika ditanya bagaimana mengobati home sick selama di Jepang, Haifa memberikan tips untuk bertemu dengan teman sesama orang Indonesia yang ada di Jepang. Itu bisa mengobati rindu terhadap kampong halaman.

            Pemateri ketiga, Christina Candra Dewi menceritakan pengalamannya selama kuliah di Jerman “Saya di Jerman kuliah mandiri, biayanya cukup murah karena disubsidi oleh pemerintah Jerman. Untuk S1 beasiswa sangat jarang, karena memang uang kuliahnya sudah murah. Awalnya saya sejak kelas 3 SMA di Malang sudah kursus bahasa Jerman sampai level B2. Selanjutnya saya berangkat ke Jerman dan kursus bahasa lagi. Untuk bisa lolos kuliah di Jerman memang sangat ketat. Saya mesti tes berkali-kali, dan syukurnya tahun 2018 saya bisa lulus student college. Kuliah di Jerman santai tapi kondusif. Tidak bisa sistem kebut semalam tiap hari haris belajar. Karena kuliah di sini 99% menggunakan bahasa Jerman, jadi harus belajar keras untuk bahasa. Faktor bahasa sangat menentukan.”

            Mengenai peluang beasiswa di Jerman, Christina menambahkan “Untuk beasiswa S1 memang masih jarang. Tapi ada beasiswa prestasi yang kalau lolos bisa mendapatkan tambahan uang saku 300 euro per bulan. Untuk level pascasrajana, ada lembaga Jerman yang menyiapkan beasiswa yaitu DAAD Scholarship (bisa diakses di daad.id), bisa juga melalui LPDP, atau beasiswa dari Kemendikbud.” Terang mahasiswi asal Kota Malang tersebut.

            Di akhir sesi, panitia mengumumkan doorprize untuk tiga peserta yang dinilai paling aktif yaitu Ema Sari dan Julianti Maya Sari mahasiswa Stikes As-Syifa, dan Ditha Amalia Sinaga mahasiswa Unimed. Webinar Seri 2 akan dilaksanakan 24 Juli dengan tema Merintis Sukses di Usia Muda yang akan menghadirkan seorang pengusaha muda sukses dari Turki.

Ikuti tulisan menarik Amar Sanis lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu