Hari ini, Minggu, 31 Juli 2011 adalah hari terakhir saya dan rombongan berada di Eropa. Pagi hari di Hotel Landhaus Engelberg ini, memang sangat sejuk. Rasanya kalau boleh, saya maunya masih berlama-lama di dalam kamar sambil menikmati teh dan melahap pemandangan hijau pegunungan dari balik kaca jendela. Tapi rupanya sarapan pagi pun sudah siap menunggu kami.
Bukan hanya sarapan pagi, kami semua juga langsung mengemas barang-barang dan memaskukkannya ke rumah kami, bus yang setia mengantar kami keliling Eropa. Sebab, perjalanan dengan bus yang setia menemani kami akan berakhir hari ini, di Zurich Airport, Swiss. Sambil menikmati sarapan pagi, saya buka catatan perjalanan hari ini, yang akan diakhiri dengan kembali ke Istanbul Airport, Turki dan kembali ke Indonesia.
Sambil menikmati sarapan pagi, saya buka catatan perjalanan hari ini, yang akan diakhiri dengan kembali ke Istanbul Airport, Turki dan kembali ke Indonesia.
SUNDAY 31/JUL/11
BRUNNEN HOT BUFFET/FULL BREAKFAST AT HOTEL
08:30 HALF DAY EXCURSION TITLIS
ENGELBERG
09:00 CABLE CAR ENGELBERG - TITLIS, AND RETURN. *
TITLIS
11:30 LUNCH AT: PANORAMA RESTAURANT
MENU: ** CHICKEN MENU IN "ENGELBERGER STUBE"**/*
CHICKEN BROTH WITH VEGETABLES/*MARINATED CHICKEN
WINGS WITH SIAM RICE AND MIXED VEGETABLES/*COCONUT
TAPIOKA WITH SWEET CORN/ WATER AND TEA
ENGELBERG
13:00 ENGL_-_LUCE______36_KMS___00:30_HRS
LUCERNE
13:30 HALF DAY TOUR
ZURICH
18:00 DEPART ZURICH AIRPORT, ARRIVE 22.00
ISTANBUL
23:25 DEPART ISTANBUL TO JAKARTA
Usai sarapan pagi, bus pun meninggalkan halaman parkir Hotel Landhaus Engelberg. Setelah menempuh perjalanan yang kanan-kirinya penuh dengan pemandangan indah, danau, bukit, dan segala macam keindahannya, kurang lebih tiga puluh menit, bus pun sudah sampai di tempat parkir Titlis Rotair. Nampak pegunungan di atas kami yang penuh dengan salju. Belum terbayang, saat nanti saya akan ada di atas sana.
Yang saya pahami, sekarang saya sudah ada di bawah Titlis. Sebuah gunung di gugusan Pegunungan Alpen di Swiss dengan ketinggian 3.020 meter di atas permukaan laut. Bila ke Swiss tanpa ke Titlis, maka akan sia-sia, sebab Titlis adalah mutiara di mahkota Swiss, dan satu-satunya ”glacier” yang dapat diakses masyarakat umum.
Setelah semua rombongan turun dari bus. Dan, kami diberikan waktu untuk sekadar mengambil foto dan video untuk dokumentasi, kami pun langsung mengarah ke stasiun Cable Car Engelberg. Untuk sampai ke puncak gunung Titlis, maka semua wisatawan harus menggunakan cable car, yaitu kereta gantung yang terhubung dari bawah hingga puncak Titlis. Setiap cable car terbatas maksimal hany dapat dinaiki oleh empat orang.
Belum sampai ke puncak Titlis, sepanjang perjalanan naik cable car, pemandangan indah pun terhampar di depan mata. Dan, inilah canggih dan cerdasnya orang-orang Eropa. Puncak gunung salju yang rasanya mustahil didaki oleh khalayak umum pun, dapat dijamah oleh wisatawan hanya dengan teknologi cable car. Sesampai di stasiun cable car di atas, kami pun masuk ke Gedung Titlis. Di dalam gedung ternyata ada toko-toko penjual souvenir dan restaurant.
Tujuan kami, setelah sampai di Titlis, adalah langsung ke luar dan bermain dengan salju. Seluruh sudut area yang boleh diinjak pengunjung pun saya jelajahi dan tak lupa, saya ikutan main “prosotan” di salju. Cukup lama kami berada di atas ketinggian Titlis, hingga waktu makan siang pun tiba. Luar biasanya, makan siang kami juga di Panorama Restaurant di dalam Gedung Titlis. Sambil menatap pemandangan indah pegunungan yang penuh salju, kami melahap makan siang yang semuanya hangat.
Tanpa terasa, kami pun sudah harus meninggalkan Titlis, kembali naik cable car untuk turun ke bawah. Saat turun ke bawah, kami juga melihat cable car yang ke arah atas masih banyak diisi oleh wisatawan asing lainnya.
Mengunjungi Swiss, ternyata tidak cukup dengan satu atau dua hari, bila ingin menjamah semua destinasi di sini. Namun, kemarin kami sudah setengah hari di kota tua Lucerne, bermain di pinggir danau. Kini, sudah setengah hari di Titlis. Dan, selanjutnya kami akan menjelajah kota Zurich sebelum akhirnya kami harus ke Zurich Airport pukul 18.00 waktu setempat.
Sekarang kami pun sudah dalam perjalanan antara Engelberg-Zurich, sekitar 36 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Di Zurich, saya dan rombongan memiliki waktu sekitar empat setengah jam.
Begitu sampai di Zurich, kami hanya berjalan kaki seperti apa yang kami lakukan di Lucerne.
Kota Zurich berada di tepi danau Zurich, jadi di sini pun kami berecengkerama di pinggir danau lagi. Zurich termasuk kota dengan kualitas hidup terbaik di dunia. Dibandingkan dengan Berlin, Paris, Hamburg, Amsterdam dan Bruessel, Zurich adalah kota terbesar di Swiss, berpenduduk sekitar tigaratus ribu jiwa ini tak terlalu besar, namun dia memiliki keunikan ala mediteran.
Satu di antara bukti tertua adalah berdirinya pada tahun 929 masehi. Tahun 1351, Zurich bergabung dengan Konfederasi Swiss. Saat mengunjungi kawasan kota tua, pengunjung bisa melihat suasana khas abad pertengahan dan juga jaman renaissance yang sangat kental. Bukan hanya bangunan saja, namun jalanan dan juga rambu-rambu sendiri masih menggunakan rambu-rambu khas abad pertengahan. Kami juga mengunjungi beberapa butik yang menjual aneka pakaian dan juga aksesoris dan bersantai menikmati pemandangan di kota tua ini di sekitar cafe-cafe di pinggir jalan.
Menjelang pukul 18.00, usai sudah kunjungan kami di Swiss. Kami pun sudah bergeser di Zurich Airport. Sekitar tiga jam, kami terbang menuju Istanmbul Airport. Di Istanbul sekitar pukul 22.00, kami hanya memiliki waktu satu jam sebelum kami harus sudah berada di dalam pesawat Turkish Airline yang akan memboyong kami tepat pukul 23.25 menuju Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dengan tetap transit di Changi Airport Singapura.
Inilah akhir perjalanan misi budaya dan wisata saya di Benua Biru. Mengingat masih ada souvenir yang akan saya beli, saya pun mencoba mencari souvenir di dalam bandara Istanbul, meski harganya sudah berkali lipat di banding dengan harga di pasar tradisional Istanbul dan barangnya juga sama, namun karena sudah tak ada waktu lagi, maka saya tetap membelinya.
Saat itu, saya jadi teringat pesan teman. “Ingat kalau pergi ke Eropa, belanja oleh-oleh itu di Volendam-Amsterdam belanda, terus coklat Brussel-Belgia, dan oleh-leh dari Paris dan Swiss”. Ternyata, oleh-oleh yang harganya murah dengan kualitas barang yang tak berbeda, adanya di Turki dan Bulgaria.
Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.