x

Iklan

الطالبة ١.

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 November 2020

Jumat, 4 Desember 2020 12:52 WIB

Kesenjangan Sosial, Siapakah yang Disalahkan?

Rendahnya rasa tanggung jawab yang dipikul dan lemahnya hukum di negeri ini menjadikan virus ini dengan mudahnya menginfeksi para perangkat Negara ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setiap kita akan menginjakan kaki di jantung Negara Indonesia, yang terbesit di benak kita adalah gedung-gedung pencakar langit, fasilitas-fasilitas yang memadai dengan teknologi yang canggih, dan kehidupan masyarakatnya yang glamor. Namun, apakah kita sempat menerawang potret kehidupan di balik itu semua? Rumah-rumah yang hampir runtuh di sekitar bantaran sungai, serta ribuan masyarakat yang mengais rezeki di gunung-gunung sampah. Semua orang saling menyalahkan satu sama lain saat menyaksikannya, namun jarang sekali untuk memberikan uluran tangan.

Rezeki memang sudah diatur sejak sebelum dilahirkannya anak cucu adam. Namun, apakah Negara ini hanya membisu saat mendengar setiap jeritan tangis mereka? Menurut survey yang dilakukan Negara Inggris, Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Indeks 2018, Indonesia tercatat sebagai Negara yang paling dermawan. Dan yang menjadi tanda tanya besar adalah, mengapa masih saja kita dapati ketimpangan-ketimpangan seperti ini?

Aparatur Negara, apakah anda memiliki dalil untuk menyalahkan mereka semua? Tentu saja tidak. Karena kita masih mendapati dari mereka yang bahkan tidak mengambil gajinya. Namun, kasus korupsi yang meraja-lela dan sudah menjadi rahasia umum telah menumbuhkan rasa ketidak percayaan masyarakat kepada pemimpinnya. Mereka menjadikan jabatan untuk melakukan bisnis tanpa mengeluarkan banyak keringat. Dari aparat Negara bahkan sampai yang menduduki jabatan RT sekalipun sudah banyak terinfeksi dengan virus yang merugikan masyarakat ini.
 
Rendahnya rasa tanggung jawab yang dipikul dan lemahnya hukum negeri ini menjadikan virus ini dengan mudahnya menginfeksi para perangkat Negara ini. Ganjaran yang kurang setimpal bagi para pelakunya tidak membuat mereka jera dan menjadikan generasi penerusnya penasaran untuk mencicipi kenikmatan sesaat.
 
Bayangkan saja, jika tidak ada yang melakukan perbuatan yang tercela tersebut, maka akan banyak warga sipil yang mendapatkan fasilitas pendidikan secara gratis yang dapat mendobrak pintu kemiskinan. Meskipun pendidikan bukanlah acuan untuk mendapatkan sebuah jabatan dan kesuksesan duniawi, namun paling tidak mereka tidak akan terpuruk dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Kesehatanpun demikian, masyarakat tidak akan bertambah parah saat mengetahui bahwa biaya pengobatan tidak ditanggung sendiri.
 
sumber :
https://www.pinterest.com/pin/601160250236078284/
 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ikuti tulisan menarik الطالبة ١. lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler