x

Iklan

Abdulloh Harisf

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 2 Desember 2020

Rabu, 23 Desember 2020 06:47 WIB

Lika-liku Belajar di Rumah

 New normal pendidikan akan mengedepankan protokol kesehatan sebagai upaya mencegah sebaran virus corona, sehingga siswa belajar dan terhindar dari covid 19.    Beberapa aturan baru telah disiapkan pemerintah mengenai skenario Masuk sekolah memasuki era new normal. Mulai dari protokol kesehatan umum sekolah, protokol kesehatan sarana dan prasarana sekolah, maupun protokol kesehatan dari rumah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Abdullah Haris Fakhri
NIM 170601392

New normal adalah hal yang baru. Sesuatu yag harus dilakukan di masa pandemi dalam rangka pencegahan penyebaran Covid 19. Pemerintah telah membuat kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan hal tersebut. Salah satu statemen yang dikeluarkan Presiden RI Joko Widodo adalah kita harus bersahabat dengan corona. Bersahabat artinya bersandingan dengan penyakit yang membahayakan.

Apakah statemen tersebut pantas dan sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini? Kalau kita berpatokan pada kata sahabat merupakan selalu berdampingan atau hal yang tidak dipisahkan dalam segala aktifitas kita. Apa mungkin sebuah penyakit harus kita dampingi ? Apakah mungkin sebuah penyakit harus kita curhati? Apakah mungkin sebuah penyakit selalu kita bersama?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun ajaran baru 2020/2021 dimulai pada Juli 2020. Wacana membuka kembali sekolah di tengah pandemi SARS-CoV-2 penyebab Coronavirus disease 2019 (Covid-19) pun mengemuka. Wacana itu muncul seiring dengan rencana new normal atau kenormalan baru di beberapa wilayah di Indonesia.
New normal pendidikan akan mengedepankan protokol kesehatan sebagai upaya mencegah sebaran virus corona, sehingga siswa belajar dan terhindar dari Covid-19.

Beberapa aturan baru telah disiapkan pemerintah mengenai skenario Masuk sekolah memasuki era new normal. Mulai dari protokol kesehatan umum sekolah, protokol kesehatan sarana dan prasarana sekolah, maupun protokol kesehatan dari rumah. Dunia pendidikan telah dibuat bingung dan tidak jelas, mau dibawa ke mana arah pembelajaran siswa-siswi ini. Dalam hal ini adalah sekolah dasar yang berada dalam lingkungan desa yang jauh dari kota. Ok, penerapan aturan New Normal akan sangat digunakan di sekolah lingkungan kota. Tetapi dalam lingkungan desa, apakah bisa digunakan?

Dinas Pendidikan kabupaten Lamongan telah membuat aturan uji coba New Normal di sekolah pada bulan Juni 2020. Setiap lembaga dianjurkan untuk mencoba menerapkan aturan new normal di lembaga masing-masing. Sekolah harus  mempersiapkan semua alat yang digunakan dalam penerapan aturan new normal diantaranya adalah Thermogan, disinfektan, handsanistizer, memakai masker dll.

Tiga bulan setengah sekolah di Kampung telah belajar melalui daring. Kemendikbud telah mengeluarkan beberapa peraturan tentang masuk sekolah di tengah-tengah pandemi. Pelajaran tatap muka secara langsung dihentikan. Membaca dan menulis pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah juga istirahat. Anak didik SD belajar melalui TVRI, mulai dari hari senin sampai jum at jam 8.30 – 09.30. Materi yang ditayangkan melalui TVRI hanya menggunakan 2 tahap yaitu kelas bawah dan kelas tinggi. Kelas bawah yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas III . Begitu juga dengan kelas atas yang terdiri dari kelas IV – VI. Pelajaran yang ditayangkan sama rata antara kelas I sampai dengan kelas III. Dan kelas IV sampai dengan kelas VI.

Wali murid Sekolah Dasar dibuat sibuk dengan berbagai tugas dan pembelajaran melalui TVRI tersebut, mulai dari penayangan sampai dengan tugas yang diberikan. Mereka sering mengeluh dan mengadu kepada bapak ibu guru tentang pembelajaran daring di masa pandemi ini. Mereka sering cekcok bahkan berantem dengan anaknya karena tidak bisa mengikuti pelajaran, sehingga mau tidak mau orang tua ikut serta mengawasi dan bertanggungjawab terhadap pembelajaran anak di rumah (BDR). Peristiwa tersebut berlaku bagi orang tua yang tinggal di rumah. Bagaimana dengan siswa yang tinggal dengan neneknya karena bapak ibunya bekerja ?

Sekolah kami berada di area pesisir pantai utara. Sebagian besar wali murid yang bekerja di luar rumah, baik di pabrik, tambak, maupun ke luar negeri. Wali murid yang bekerja di pabrik atau tambak, masih memperhatikan pembelajaran anaknya ketika musim pandemi ini. Namun bagaimana dengan mereka yang di luar negeri?. Mereka tinggal dengan neneknya. Kebanyakan neneknya kurang paham dengan pembelajaran di rumah. Mereka lebih asik bermain tanpa mengetahui pelajaran yang telah diberikan bapak ibu gurumya melalui daring.

Sekitar 50 persen dari jumlah siswa tidak mengerjakan tugas, dengan alasan tidak dapat memenuhi paket internet, atau bahkan ada yang tidak punya HP. Bapak ibu guru telah melaksanakn tugas sebagai guru bayangan mereka. Bapak ibu guru hanya bisa melaksanakan tugas dengan memberi tugas pelajaran yang ada di buku paket mereka.

Bapak ibu guru tidak bisa menjadi model mereka seperti biasa yang dilakukan di dalam kelas. Bapak ibu guru hanya bisa membuat penilaian bagi siswa yang setor hasil tugasnya melalui foto yang diunggah di WAG. Mereka menyelesaikan tugas pun tidak sesuai dengan jadwal yang diberikan bapak ibu guru. Bagi yang sudah selesai tugasnya di minggu pertama mereka serahkan kepada bapak ibu pada minggu ke dua, selanjutkan di minggu ke dua disetor di minggu ke tiga dan seterusnya. Lika liku permasalahan BDR yang berada di desa atau di pesisir sangat rumit dan pelik. Tetapi, karena kebijakan bapak menteri tidak boleh memaksa dan memberatkan siswa, maka bapak ibu guru di sekolah kami pun santai-santai saja. Yang penting ada tugas.

Proses Belajar Dari Rumah bagi siswa sekolah sebenarnya tetap seperti belajar di sekolah, hanya saja tidak menggunakan tatap muka antara siswa dan guru. BDR melalui online atau daring yang dicanangkan bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merupakan pembelajaran berbasis teknologi. Artinya bagaimana guru menggunakan teknologi pembelajaran melalui dunia maya, baik WAG maupun aplikasi yang dibuat dalam lembaga.

Sebuah lembaga Negeri yang ada di pesisir atau desa belum dapat membuat aplikasi sesuai yang diinginkan Mas Menteri, maka yang digunakan hanya melalui whattsap Grup saja. Jadi pembelajarannya monoton memberi tugas. Ini adalah sebuah permasalahan Sumber Daya Manusia yang ada di kampung. Mungkin daya saing yang kurang mendukung, atau sarana dan prasarana kurang memadahi ?

Itulah lika-liku permasalahan yang ada di sekolah kampung, baik dari BDR, program New Normal dan lain. Mudah-mudahan Allah cepat mengangkat cobaan virus pandemi ini di muka bumi ini. Dan dunia pendidikan segera kembali sedia kala.
Aamiin.

Ikuti tulisan menarik Abdulloh Harisf lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB