x

Wadirut PLN Darmawan Prasodjo sedang memberikan penjelasan online tentang persiapan pembangunan infrastruktur kendaraan listrik oleh PLN.

Iklan

Puji Handoko

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 November 2020

Selasa, 5 Januari 2021 16:18 WIB

Persiapan Menyambut Era Mobil Listrik, Masa Depan yang Semakin Dekat

Untuk mewujudkan hal itu, kata Darmawan, PLN akan menggunakan teknologi internet of thing. Di sana ada Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) yang memungkinkan server PLN terkoneksi dengan alat charging. Dengan begitu pemakaian listrik akan terpantau polanya antara siang dan malam hari. Maksud dari pemantauan itu, nantinya akan terlihat mana pemakaian untuk keperluan charging dan mana pemakaian listrik lainnya. Itulah yang disebut dengan sub-billing tadi. Dengan begitu, pengguna kendaraan listrik akan mengetahui berapa besaran pengeluaran untuk kendaraannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Polusi yang disebabkan oleh bahan bakar fosil terus meningkat. Paris Agreement memang telah diteken pada 2015 lalu, berkat kesepakatan itu negara-negara di dunia mulai mengurangi emisi karbon mereka. Namun penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil masih banyak dan terus tumbuh. Jika bertambahnya kendaraan berbahan bakar fosil itu tidak segera dikendalikan, kesepakatan yang diteken oleh masyarakat internasional itu akan berakhir sia-sia.

Kabar baiknya, negara-negara maju di dunia akan membatasi penjualan kendaraan berbahan bakar fosil. Masing-masing negara telah melakukan ancang-ancang yang berbeda dalam menentukan batasan itu. Norwegia menjadi negara tercepat yang akan melarang penjualan mobil baru berbahan bakar fosil pada 2025. Indonesia memang belum mengambil sikap, namun yang melegakan, persiapan untuk menyambut hadirnya kendaraan listrik terus dilakukan.

PLN terus berpacu dengan waktu. Sebab tahun ini, 2021, adalah awal dari merebaknya tren mobil listrik. Memang saat ini belum sebombastis itu, tapi kecenderungan itu telah terlihat dari progres pembangunan pabrik baterai di beberapa daerah dan juga animo masyarakat terhadap kendaraan listrik yang terus bertambah besar. Saat ini proses peralihan dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik sedang berjalan lebih cepat dari yang dibayangkan sebelumnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN antusias sekali menyambut hadirnya mobil listrik. Persiapan infrastruktur penunjang charging disediakan untuk umum (SPKLU) dan di rumah pelanggan. Untuk tahun 2021, PLN mempersiapkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebanyak 60 titik.

“Sesuai dengan Permen, (SPKLU) itu bukan hanya PLN saja yang menyediakan, tapi Pertamina juga akan ikut mengubah SPBU-nya dengan bekerja sama dengan swasta,” kata Darmawan, sebagaimana dikutip dari CNBCIndonesia.com, Senin, 4 Januari 2021.

Karena menurut Darmawan, hal itu bukan tugas yang diberikan pada PLN saja, tapi juga akan mengikutsertakan masyarakat. Sebab ada margin keuntungan yang akan jadi pola usaha baru. Dengan adanya margin itulah para pengusaha akan tertarik untuk mengembangkan tempat pengecasan untuk umum itu.

“Tapi yang lebih penting lagi, kita juga menyediakan charging listrik di rumah. Jadi nanti pada pembelian mobil itu biasanya ada alat chargingnya. Bahkan kami nanti akan menyediakan, billing-nya itu tidak digabung menjadi satu, tapi terpisah, ada sub-billing,” kata Darmawan.

Untuk mewujudkan hal itu, kata Darmawan, PLN akan menggunakan teknologi internet of thing. Di sana ada Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) yang memungkinkan server PLN terkoneksi dengan alat charging. Dengan begitu pemakaian listrik akan terpantau polanya antara siang dan malam hari.

Maksud dari pemantauan itu, nantinya akan terlihat mana pemakaian untuk keperluan charging dan mana pemakaian listrik lainnya. Itulah yang disebut dengan sub-billing tadi. Dengan begitu, pengguna kendaraan listrik akan mengetahui berapa besaran pengeluaran untuk kendaraannya.

Sebagai informasi, pengecasan mobil listrik biasanya dilakukan pada malam hari saat pemiliknya tidur. Pada momen itu, tarif listrik yang dikenakan pada pelanggan jauh lebih murah. Oleh sebab itu, mobil listrik itu selain murah perawatannya, juga menguntungkan bagi pemiliknya, karena mendapat keringanan harga listrik dari PLN saat dicas pada malam hari.

“Kami berikan diskon tiga puluh persen. Jadi hanya sekitar Rp1000 per kWh. Karena kebetulan pembangkit kami kalau siang itu kerja keras, tapi kalau malam hari ada penurunan sekitar dua puluh persen,” kata Darmawan.

Dengan konsep itu kedua belah pihak akan saling diuntungkan. PLN yang sebelumnya mengalami penurunan pemakaian saat malam hari akan bisa menjual listriknya, sedangkan pemilik mobil listrik akan mendapatkan diskon yang lumayan besar. Sebuah bentuk dari simbiosis mutualis yang melegakan.

Masa depan kendaraan listrik adalah sekarang. Sebuah proses besar yang akan mengubah banyak hal. Selain ramah lingkungan, terbukti kendaraan listrik juga sangat hemat dan gampang untuk merawatnya. Dalam hal ini, PLN adalah tulang punggung yang menjadi landasan bergulirnya era baru itu. Dan untungnya, perusahaan negara yang mengurusi setrum itu telah mempersiapkan diri jauh-jauh hari.

Terbukti seminggu sebelumnya, Komisaris PLN Dudy Purwagandhi telah melakukan perjalanan Jakarta-Bali untuk menunjukkan kesiapan tempat mengecas kendaraan listrik di sepanjang perjalanan menuju Pulau Dewata. Dan di sepanjang jelajah Jakarta-Bali itu, perjalanan berlangsung dengan aman dan sukses tanpa kendala.

 

Ikuti tulisan menarik Puji Handoko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler