x

Diambil dari https://www.worldwaterday.org/share\xd

Iklan

Novita Dwi Andini

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 Maret 2021

Selasa, 16 Maret 2021 17:42 WIB

Water is Everything, Be Inspire to Love Water with Ditjen SDA & Tempo

Artikel ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat untuk bisa lebih menghargai air dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Air merupakan sumber kehidupan. Air akan selalu mempengaruhi aktivitas makhluk hidup, namun masih jarang dari manusia yang memikirkan betapa pentingnya air bagi kehidupan di bumi. Oleh karena itu, masyarakat perlu mendapatkan edukasi mengenai cara menghargai air, khususnya air bersih.

Menurut science daily dikatakan bahwa sekitar 3 miliar orang setidaknya dalam satu tahun terdapat satu bulan di mana mereka mengalami kelangkaan air bersih. Penggunaan air dalam kegiatan rumah tangga sehari-hari merupakan salah satu faktor penyebabnya. Apalagi pada saat pandemi Covid-19, konsumsi air di rumah meningkat. Firdaus Ali, Pendiri dan Ketua Indonesia Water Institute mengatakan total konsumsi air rumah tangga meningkat hingga 3 kali lipat. Sebelum pandemi konsumsi air dalam rentan 416-615 liter per rumah setiap harinya. Setelah pandemi konsumsi air melonjak menjadi 995-1.415 liter per rumah setiap harinya.

Kegiatan yang menghabiskan air paling banyak yaitu untuk keperluan mandi. Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Departemen PU tahun 2006 telah melakukan survei dan memperoleh hasil yang menyatakan bahwa sebesar 45% dari pemakaian air dalam rumah tangga digunakan untuk mandi, yaitu sebesar 60 liter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Firdaus Ali juga memaparkan kondisi air bersih di Indonesia yaitu sejak tahun 2000 kelangkaan air memang sudah terjadi di beberapa kawasan. Di Pulau Jawa defisit air sebesar 2,809 miliar m3, Sulawesi 9,232 miliar m3, Bali 7,531 miliar m3, dan NTT 1,343 miliar m3. Pada tahun 2013 cakupan layanan air bersih di Jakarta hanya mampu menjangkau kurang lebih 38% dari 10,1 juta jiwa.

Berdasarkan fakta tersebut, harus ada perubahan perilaku menggunakan air dengan sikap bijak dan hemat agar prediksi akan kelangkaan air bersih tidak terjadi, sekaligus menyelamatkan generasi kehidupan masa depan. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghemat air, salah satunya dengan mengubah kebiasaan dalam penggunaan air di rumah melalui R2P: Reduce, Reuse, Preservation.

Reduce artinya mengurangi penggunaan air di rumah. Membiasakan untuk mematikan keran pada saat sikat gigi dan mengatur durasi mandi dapat menghemat air lebih baik. Meskipun tidak terlihat berarti namun jika kedua hal tersebut diterapkan akan membuat perbedaan yang signifikan pada konsumsi air.

Reuse artinya menggunakan air yang telah digunakan. Jangan membuang air limbah non kakus, misalnya seperti air yang digunakan untuk mencuci buah atau sayuran. Air tersebut dapat digunakan kembali untuk menyiram tanaman atau toilet. Dengan mendaur ulang air, penggunaan air bersih tentu saja akan semakin hemat.

Preservation artinya melestarikan air. Walaupun di rumah, masyarakat tentu saja dapat turut andil melestarikan air. Mengecek pipa saluran air secara berkala agar ketika terjadi kebocoran dapat segera diperbaiki sehingga air tidak terbuang sia-sia merupakan hal yang dapat dilakukan.

Menerapkan R2P di rumah jika dilakukan secara rutin dan konsisten, akan berdampak besar pada penghematan air bersih sehingga mengurangi faktor penyebab kelangkaan air. Oleh karena itu, diharapkan bahwa penerapan R2P dapat mengubah kebiasaan untuk bisa lebih menghargai air dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari.

#HariAirDuniaXXIX2021

#MengelolaAirUntukNegeri

#SigapmembangunNegeri

#Water2me

Ikuti tulisan menarik Novita Dwi Andini lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan