x

Sampah Plastik

Iklan

Raditia Prasetyo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 2 Maret 2021

Selasa, 23 Maret 2021 14:17 WIB

Percayakah Mikroplastik Bisa Menyiksa Air?

Sampah plastik yang sudah terurai menjadi bagian lebih kecil akan menjadi ancaman bagi tubuh manusia. Mikroplastik tidak terlihat oleh mata, dan ikan juga tidak bisa membedakan mana plankton mana mikroplastik. Pada tahun 2020 terdapat 1,3 miliar ton sampah plastik di Indonesia. Mengenaskan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mikroplastik merupakan potongan plastik yang sangat kecil dan dapat mencemari lingkungan. Meskipun ada beberapa pendapat mengenai ukurannya, mikroplastik didefinisikan memiliki diameter yang kurang dari 5mm. Berbeda dengan sampah plastik yang besar dan mudah untuk dibersihkan, sedangkan sampah mikroplastik tidak bisa.

Menurut Muhammad Reza Cordova, salah satu peneliti P20–LIPI mengatakan selama 13 bulan melakukan kajian terdapat 100– 400 ribu ribu ton sampah -lastik per tahun sampah plastik yang dibuang dalam kegiatan antropogenik masyarakat Indonesia. Sampah itu kemudian masuk ke laut. Data lapangan menyebutkan sampah plastik yang ditemukan terbanyak adalah plastik sekali pakai, seperti kemasan saset sekali pakai dll.

Di Indonesia isu mikroplastik hangat menjadi pembicaraan sekitar tahun 2016. Padahal di Eropa sudah dimulai sejak tahun 2004. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, setiap tahunnya sampah plastik selalu bertambah sekitar 6%. Saat ini para aktivis lingkungan sedang marak mengkampanyekan untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai. Pemerintah pusat juga mendukung dengan peraturan yang memuat larangan menggunakan kemasan plastik sekali pakai seperti di toko kelontong dan minimarket.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengapa mikroplastik dapat membuat air tercemar? Plastik yang ukurannya besar akan terurai menjadi bagian yang kecil dan tidak terlihat oleh mata dan disebut mikroplastik. Inilah yang memicu pencemaran baik di air maupun di darat.

Penulis akan membahas pencemaran mikroplastik di air permukaan. Pada dasarnya mikroplastik yang kecil tidak dapat terlihat mata, dan ikan tidak bisa membedakan mana plankton mana mikroplastik. Dilansir dari BBC, pada tahun 2020 terdapat 1,3 miliar ton sampah plastik di Indonesia. Mengutip dari postingan instagram greenpeaceid, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai paling berdampak pada kantong plastik dan alat makan plastik. Pengurangan penggunaan kantong plastik dan alat makan plastik mencapai 60%. Tapi masih ada masalah lainnya, yaitu penggunaan kemasan makanan dan minuman serta kemasan perawatan pribadi menjadi plastik yang tersulit untuk bisa dikurangi penggunaannya oleh masyarakat.

Tentunya kalian akan bertanya apa saja yang termasuk air permukaan? Penulis menanyakan kepada salah seorang pekerja di Direktorat Jenderal Sumber Daya Aair, yang termasuk dalam air permukaan, antara lain, sungai, danau, situ, embung, dan air irigasi (sawah).

Tapi apa iya mikroplastik dapat ditemukan di air permukaan? Tentu saja. Kurangnya pengetahuan masyarakat yang tinggal di pesisir sungai serta sudah menjadi kebiasaan dalam membuang sampah ke sungai. Ini menyebabkan timbulnya mikroplastik di sungai. Kebiasaan ini membuat air sungai tercemar dan mengganggu biota lainnya.

Menegur orang yang membuang sampah sembarangan mungkin adalah salah satu cara. Tapi terkadang orang yang membuang sampah sembarangan akan merasa lebih benar ketika ditegur atau bahkan akan marah. Mengakui memang lebih gengsi ketimbang membuang sampah sembarangan.

Menghargai air memang mudah diucap, tapi apakah kita sudah melakukannya hari ini? Ada banyak cara untuk menghargai air seperti, menghemat air tatkala sedang mandi, tidak membuang sampah secara sembarangan, menggunakan air secara bijak (secukupnya), melakukan sebuah inovasi untuk mengelola air menjadi siap pakai dan masih banyak cara lainnya.

Kita belum terlambat untuk memulai gerakan menghargai air, seperti dengan membuang sampah pada tempatnya adalah gerakan yang dapat dilakukan oleh banyak orang. Ketika gerakan kecil ini dilakukan oleh 100 orang, maka mereka sudah menyelematkan lingkungan seluas 100 sampah.

Mikroplastik memang dapat menyiksa air, tapi kita dapat mencegahnya dengan tidak menggunakan plastik. Dari kalimat publik terjerat plastik menjadi publik bebas plastik. Air memang bukan makhluk hidup, tetapi air menjadi ketergantungan bagi makhluk hidup.

 

#HariAirDuniaXXIX2021

#MengelolaAirUntukNegeri

#SigapMembangunNegeri

Ikuti tulisan menarik Raditia Prasetyo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler