Pariwisata menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan semua kalangan masyarakat. Manusia perlu melepas lelah, berpergian ke tempat ataupun daerah yang bukan menjadi rutinitas mereka.
Pada masa sekarang ini, pariwisata berkembang menjadi beberapa jenis, dan minat, sesuai kebutuhan yang diincar oleh wisatawan. Jenis wisata yang cukup digandrungi wisatawan adalah urban tourism atau wisata urban. Wisata urban dapat disebut sebagai wisata perkotaan, merupakan jenis wisata yang berpusat pada satu kota, Wisata ini berpusat pada area dan spot suatu kota yang menjadi komoditas utama (Prijadu dkk. 2014).
Pariwisata perkotaan dapat dilakukan semua orang. Kelebihan yang dimiliki oleh wisata urban adalah kondisi infastruktur dan transportasi yang layak.
Sebuah kota lazimnya memiliki infrastruktur yang baik, seperti halte bus, stasiun kereta, jalanan kota, hingga toilet publik dengan kondisi baik dan prima. Hal ini membuat wisatawan tidak perlu repot-repot mencari transportasi publik jika berkunjung ke suatu kota.
Kelebihan lain yakni jarak antar atraksi wisata tidak terlalu jauh. Wisatawan yang sedang berkunjung ke museum, hanya perlu berjalan kaki selama tiga hingga lima menit untuk mencapai taman kota, misalnya. Ini berdampak pada mobilitas wisatawan yang cepat dan cocok bagi mereka yang ingin mengunjungi banyak atraksi wisata dalam satu hari.
Namun, masalah pada pariwisata urban adalah arus wisatawan yang sangat acak dan tidak bisa dikontrol. Wisatawan yang datang seringkali bertingkah tidak baik dan mengganggu penduduk asli kota. kegiatan seperti membuang sampah sembarangan, merokok sembarangan dan kegiatan tidak terpuji lainnya kerap terjadi di wilayah perumahan warga. Tindakan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya, seperti atraksi wisata dengan alur masuk-keluar wisatawan yang tidak tertata hingga wisatawan terlalu fokus pada satu atraksi wisata. Padahal area perumahan warga kota dekat dengan area atraksi wisata. Jadi perangai buruk wisatawan yang dibawa dari negara asalnya memperparah kondisi tersebut.
Pengelola atraksi wisata harus dilibatkan dalam melakukan evaluasi dan mengatur ulang alur masuk wisatawan. Solusi lain adalah dengan membatasi jumlah pengunjung setiap jam dan mengarahkan wisatawan yang tidak tertampung pada jam tersebut menuju atraksi wisata lain yang letaknya cukup berdekatan.
Solusi jangka pendek dapat dilakukan pemerintah dengan mengatur jam buka atraksi wisata. Mislanya menjadi sedikit lebih siang atau sebisa mungkin tidak bersamaan dengan jam kantor buka. Solusi lain adalah memudahkan akses pedestrian antar atraksi wisata. Misalnya melebarkan trotoar, membuat tempat transit dan titik kumpul untuk wisatawan yang ditanami pepohonan. Sehingga timbul kesan hijau dan rindang.
Adapun solusi jangka panjang adalah melarang area perumahan masyrakat berada dekat dengan area wisata. Hal tersebut diharapkan menjadi win-win solution bagi masyarakat dan wisatawan yang datang untuk menikmati urban tourism
Ikuti tulisan menarik Muhammad Imaduddin lainnya di sini.