x

Gambar oleh jodeng dari Pixabay

Iklan

Fandy Syah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 September 2020

Jumat, 16 April 2021 18:42 WIB

Puisi | Nukilan Qalbu

Gambaran kehidupan kikisan kalbu

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

PAHLAWAN KU

Telah syuhada enkau di medan perang
Melawan ke zaliman, dari penjajahan
Rela diri binasa demi anak bangsa bahagia
Agar bisa hidup lebih tenang

Rela terhunus pedang di dalam peperangan
Melawan musuh-musuh bangsa
Darah berkobar teriakan Allahuakbar
Musuh bangsa harus kita lawan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lucutan senjata tak di hiraukan demi abdi diri
Negeri Pertiwi harus merdeka
Bukan ke tenarang yang di cari
Tapi hanya sebuah ayat yang di rindui
Islam harus tetap jaya

Teriakkan laskar putih suci
Doa di usung ke dada bumi
Demi pertiwi, agama harus jaya
Keseluruh pelosok nusantara Indonesia

Bintang bulan selalu harus berkibar
Di Indonesia negara tercinta
Rela syahit diri, namun bangsa harus damai
Utuh sentosa, dalam pelukan kasih sayang Allah

PESONA MU

Indah molek jelita, tatapan yang manja
Bunga desa yang teramat ku puja
Rasanya hati tergoda pada tatapannya
Sudikah diri menemani, dalam tutur sapanya

Seyuman mu seperti ranum bulan
Bak menawan sunguh jiwa terkesima
Dalam cahaya malam deraian cinta
Kasih sayang utuh murni

Dalam pemandangan cahaya rembulan
Molek, tenang, dan hati damai
Selalu bahagia dalam sinar angin malam

ACEH TEMPAT LAHIR KU

Dari bersuku-suku dan berbangsa
Beraneka ragam budaya
subur negeri Jinga
Sukses damai diri, dalam jalinan silahturahmi
Kami merindukan persahabat, dalam sebuah kemenangan

Bahasa kami ada sebelas dalam adat warna budaya
Namun ingatlah satu pekikan
Bumi Aceh harus damai sentosa
Dalam naungan Riza Rabi

Adat istiadat harus di kembangkan
Dalam setiap garis kehidupan
Baju adat kami ada sembilan
Jika suka boleh diri memakainya

Indah hati tenang bisa hidup berdampingan
Aceh adalah gabungan
dari lima negara
Dari Arab, Amerika, cina, eropa, dan hindia
Inilah pengabungan dari bangsa kami

Bila diri keliru boleh puan memperbaikinya
Inilah nukilan diri dari cerita leluhur kami
Aceh kaya dengan gas alam
Minyak bumi juga kami punya

Namun diri juga tidak tahu siapa yang mengelolanya
Salam diri anak bangsa
Cinta kasih sajak diri
Semoga damai sentosa dalam cinta

Pada Tuhan kami kembali mohon diri yang hina
Di jaga oleh Allah, pemilik pelindung hati
Penentu takdir diri ini
Dari riwayat hidup hamba
Izin pada Tuhan kembali
Mohon jaga selalu jiwa hamba
ACEH TEMPAT LAHIR KU

Dari bersuku-suku dan berbangsa
Beraneka ragam budaya
subur negeri Jinga
Sukses damai diri, dalam jalinan silahturahmi
Kami merindukan persahabat, dalam sebuah kemenangan

Bahasa kami ada sebelas dalam adat warna budaya
Namun ingatlah satu pekikan
Bumi Aceh harus damai sentosa
Dalam naungan Riza Rabi

Adat istiadat harus di kembangkan
Dalam setiap garis kehidupan
Baju adat kami ada sembilan
Jika suka boleh diri memakainya

Indah hati tenang bisa hidup berdampingan
Aceh adalah gabungan
dari lima negara
Dari Arab, Amerika, cina, eropa, dan hindia
Inilah pengabungan dari bangsa kami

Bila diri keliru boleh puan memperbaikinya
Inilah nukilan diri dari cerita leluhur kami
Aceh kaya dengan gas alam
Minyak bumi juga kami punya

Namun diri juga tidak tahu siapa yang mengelolanya
Salam diri anak bangsa
Cinta kasih sajak diri
Semoga damai sentosa dalam cinta

Pada Tuhan kami kembali mohon diri yang hina
Di jaga oleh Allah, pemilik pelindung hati
Penentu takdir diri ini
Dari riwayat hidup hamba
Izin pada Tuhan kembali
Mohon jaga selalu jiwa hamba
SUARA PETIR

Petir menyambar ke muka bumi
Menghela nafas yang panjang
Bersuara dengan gelegar, dan kencang
Seakan-akan ada yang akan terjadi

Ketakutan pun kembali memuncah
Diam saja, Tanpa perduli
Lorong mana yang akan di susuri
Untuk segera ingin pergi

Nyanyian hujan pun semakin kencang
Bertambah lagi gemetaran
Rasa yang seakan membuat hati kerasukan
Hingar bingar bertaburan orang ramai

Memandang sekitaran alam ini
Sayup-sayup terdengar, suara mereka lalu lalang
Beranjak untuk segera pulang
Setelah hujan badai, dan petir menyambar

DOKUMEN DIRI

Setiap yang terjadi, akan tersimpan di memori
Segala panca indera, akan merasa getar yang sama
Segala kesakitan, membuat diri diam
Dan segala peri hal senang
Pasti akan membuat hati riang

Sendawa tengah malam bisikan warna diri
Menanti pagi petang, khabaran warna mimpi
Peluk hari dengan senyuman
Piawai dalam merajut mimpi

Hadirkan kedamaian, petikan gitar sunyi
Indah senandung tengah malam
Alunan suara mimpi, mari kembali
Menuai aksara dalam bait puisi

Dokumen diri telah usai
Dengan beribu kejadian diri
Peristiwa masa depan, kisah sedih ataupun bahagia
Semua akan tersimpan di dalam hati dan pikiran

Cahaya warna sunyi, iklaskan setiap kejadian
Jadi obat penyejuk hati, dalam sentuh tangan Ilahi
Melukis penuh mimpi, tenangkan pikiran jadi hikmah kejadian ini
Penuh doa bertaburan, panjatkan ke pagkuan Rabi
Setiap dari kesedihan, itulah awalan dari senyum esok hari

KETENANGAN JIWA

Serpihan cakrawala ujung Maya
Mempesona penuh makna
Pongah, dan congkak ujub diri
Mohon Tuhan buangkan jua
Terlalu sakit rasanya menelan api dusta
Lebih baik hidup dalam baris suci cinta

Agar kehormatan selalu terjaga
Dalam untaian mutiara cinta
Warna gelap jangan di tiru
Simpan saja dalam warna putih

Kasih sayang jangan di benci
Karena diri nanti akan binasa
Detik menit berlalu waktu
Sang dara cantik jelita
Indahnya rupa mu dan manja

Tatapan bola mata, hati dan telinga
Pun terdengar jua, petikan biola
Yang selalu mendebarkan dada
Sebaris nyanyian kau senandung kan jua
TAMAN HATI

Simpan saja risau cinta
Sekalah dalam rimbunan senja
Usut sudah bias mentari
Agar warna tidak akan terganti lagi

Bias mentari pagi kembali
Usaikan persetruan diri dengan hati
Tenangkan pikiran diri ini
Agar rindu mendapat tempat lagi

Tandusnya pasang ilalang duri
Pepohon yang tumpang kini
Namun ingin ku tanam lagi
Si kumbang melati yang wangi
Agar indah kebun ku mewanggi

SUKU MU TIDAK BERADAP

Desir angin di senja utara
melewati garis batas, keterangan jiwa
Resah, desah kilas balik warna diri
Itulah jawaban dari pertanyaan jiwa ini

Tanya dan berharap kian pasang makna diri
Susun rapi dan berharap sabar pada Ilahi
Bila baik kau lakukan, maka ucapkanlah
Biar hati mu tenang setelah menghina ku

Sujud jiwa dalam sunyi, seperti ku iklaskan
Nasehat jati diri, sabda cinta indah jiwa
Mugkin pantas hinaan untuk diri
Atau saja memang benar diri tak beradap

Terima kasih guru, cacian mu sunguh indah
Semoga Allah maafkan kilaf mu
Mohon izin Tuhan jangan kabulkan
Titah perkataannya, terlalu di sayangkan
Para yang baik, harus menerima petir bahasa mu

Sunguh guru kau teramat ku segani,
Dari kini dan sampai nanti
Maafkan diri bila salah pada mu
Mohon jangan hukum jiwa ini

Mohon Tuhan iklaskan jiwa ku, tutup pilu ini
Dengan kesabaran sejati jua
Perbanyak diri iklaskan untuk orang-orang yang tak menyukai
Semoga Ya Allah, engkau ganti dengan senyuman di esok hari

APRIL INI

Mengawali sejuta kisah kini
Berenda di jiwa yang hampir patah
Sayap perlindungan ku temui juga
Dengan hadir sejuta cinta

Dan puasa pun tiba diri
Insan beriman sunguh bahagia
Tamu Allah telah tiba, tempat munajat doa
Dalam bait-bait perbaikan diri

Lewat nukilan sang kiyai
Indah mengagumkan hati ku
April kini ku tengadahkan jiwa
Sujud di hadapan Tuhan yang Kuasa

Sedih diri, itulah warna seni
Dalam april ini merenda ketenangan
Dapatkan hikmah diri, syukuri ketenangan
Atasi segala hujatan dan hinaan
Dengan iklas jiwa, insyallah nanti dia akan pergi
Kitakan adalah mahluk Tuhan, Zat pembebas persetruan

NUKILAN KALBU

Wujud diri seadanya, agar tidak gelisah
Dalam diri berbentuk sebuah palung hati
Sunyi mengeyitkan dada yang lara
Sadari akan suci murni jiwa

Kasih berlabuhlah sebatas makna diri
Sepahit apapun rasa diri
Namun maknailah diri seadanya
Jangan menyimpan ranting yang rapuh

Didiklah diri, sebaik-baiknya
Biar tidak rusak binasa
Tanamkan sebuah semangat tenang
Biduk hati jangan di usik dengan benci

Madah suara makna rembulan
Pekat Jagan di lekatkan jua
Bangun istana hati tenang dan senang
Sahabat akan damai di sisi mu

Jangan suramkan hari dengan pertengkaran
Semua itu takkan ada artinya
Hanya tersisa jadi puing-puing dendam
Lalu kemana makna diri "Islam"

Masih meneriakkan kebencian,
Dia itu manusia, kita juga sama
Lalu kenapa harus berdebat jua
Tenangkan hati perbanyak maaf, dendam cobalah singkirkan
Warnai hari dengan damai dan tenang
Dengan persahabatan seluruh manusia di jagat nusantara

BARISAN SEMUT

Semangat yang berkobar tinggi
Salam silaturahmi duhai teman seperjuangan
Mari bentuk barisan, cari rejeki titipan Tuhan
Pada manusia yang rela memberi sebutir nasi
Berjalan dengan penuh tenang
Barisan kita jangan putus,
Dapat makan harus bagi-bagi
Agar kita masih bisa bertahan hidup
Ucapan sang semut, bisa di sebut dia ketua

Jangan main-main sembarangan
Ingat nanti engkau tengelam
Kadang manusia lupa menolong mu
Jangan buat waktu terbuang sia-sia
Ikuti hati, berzikir diri ingat selalu pada yang Kuasa
Walaupun kita kecil, namun yakinlah
Kita nanti pasti ada gunanya

Kuatkan ranting-ranting kering
Bangunkan tempat perkemahan kita
Galilah tanah untuk beteduh
Dari serangan berbagai macam jenis mara bahaya
Sigap diri kembali, tetap semangat bangkit
Bangunkan kekerabatan, kita harus bersatu
Bergandeng tangan agar bisa melewati setiap rintangan

Lawan ketakutan, kumpulkan makanan
Nanti kita akan makan bersama
Biar semua kebagian, jangan ada yang menyembunyikannya
Ingat harus jujur, jangan mundur
Ayo bergerak untuk bisa buat kesepakatan
Bersama itu lebih baik, sendri itu sepi
Banjir pun tidak berarti, kalau kita saling gengam tangan
Pasti kita akan bisa melawan dari arus gelombang
Insyallah kita akan selamat dengan pertolongan Tuhan
Manusia itu kadang lupa buang air sembarangan
Karena kita mahluk kecil, jadi kita harus siaga
Mengadulah ke Allah agar kita di selamatkan

CINTA TERHALANG NIGRAT

Karam gersang batu cinta
Harus hancur dan binasa
Karena hanya ke egoan semata
Tulus suci tidak lagi di angap ada

Hanya tahu tentang pintu, dan jendela
Dapat hidup dalam kemewahan
Padam api nyala cinta,
Semangat untuk tenang jiwa

Sedih miris, tenanglah, diri
Iklaskan hati untuk jadi penawarnya
Bila nigrat yang kau cari izin jua
Diri pergi, biar hati tidak terluka

Hiduplah dengan adat mu
Biarlah diri terluka, nanti ada Allah maha ganti
Dengan yang lain cinta
Tenang hati, sujud pada Sang Maha Sempurna

Jiwa kerontang tidak berdayung
Kesucian hati mohon doa
Nyala terus aura lampu biar bisa jadi terangnya
Hingar bingar akan jadi tawanya

Sekat rindu yang berlabuh penuh deru
Kini engkau usik lagi diri ini
Dengan harapan semangat baru
Namun maaf kasih, aku angap itu telah berlalu

Ruas sekam jerami padi
Tak akan bisa jadi padinya
Jika ada patahan diri
Biarlah ini kita tutup cerita

Mugkin tak layak diri
Biarlah ku tersenyum, di sini
Dalam menungu titah tuhan
Menungu perintah pulang, atau akan di beri ganti

Payung udara berteduh indah
Seikat bunga di dalam taman
Penuhilah gelap ruang, ganti diri dengan lampunya
Semoga ada kedamaian pemisah ruang tutup usia

Iklas rela gapai ketenangan
Insyallah hari akan berwarna
Salah mu telah ku maafkan
Biar diri bisa damai, mengobati bisa tenang
Semoga bisa tercipta sebuah tali persaudaraan

 

Fandi ahmad syah dan chairi marzuki

Ikuti tulisan menarik Fandy Syah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler