x

Seorang wanita mengenakan topeng Yoda dibelakang kepalanya saat ia mengambil gambar sebelum ajang Star Wars Run di Buenos Aires, Argentina (3/5). REUTERS/Marcos Brindicci

Iklan

Wardoyo Suwardoyo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Filosofi ‘Nganu’ di Cover Super

Kalau boleh cerita sedikit, di kantor kami, ada sebuah kata yang sering menjadi trending topic pembicaraan diantara para karyawan Cover Super. Dan, kata tersebut hanya bisa dipahami oleh karyawan Cover Super.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

nganu

Kalau boleh cerita sedikit, di kantor kami, ada sebuah kata yang sering menjadi trending topic pembicaraan diantara para karyawan Cover Super. Dan, kata tersebut hanya bisa dipahami oleh karyawan Cover Super. Selain karyawan Cover Super, akan susah memahami kata yang satu ini. Termasuk Anda, wahai Costumer. Hehehe.

Kata tersebut adalah kata “Nganu…”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kami sendiri selaku karyawan Cover Super kesulitan dalam menerjemahkan arti dari kata ini. Tapi, walaupun kami kesulitan mencari arti kata nganu tersebut, kalau ada diantara kami yang mengucapkan perkataan itu dalam komunikasi kami, kami sebenarnya paham apa maksudnya. Hehehe.

Terus, kesimpulannya apa?

Kesimpulannya ya.. nganu iku. Pokoknya nganu, kalau kami lagi ngomong nganu, itu pada dasarnya kami sedang mencari kata yang tepat untuk melanjutkan percakapan. Mencari kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan, atau menyanggah sebuah pernyataan, dan sebainya.

Kata nganu juga biasa dipakai kalau kami mau menyuruh seseorang tapi nggak enak hati. Biasanya kami menambahi kata Nganu di sela-sela pertanyaan kami. Contohnya,

“Mas D, itu tadi Cover Supernya ada yang belum dikirim ke alamat pelanggan. Nganu mas… Minta tolong dikirim lagi ya?”

Misalnya juga, kata Nganu dipakai kalau kita lagi bingung mau ngomong apa. “Mas Hasbul ini kok suara headsetnya ini yam as.. Nganu.. Kurang .. kurang ada bass nya..”

“Ciye, Mbak A itu siapanya mas B?” “Oh, mbak A itu nganu-nya mas B, temannya,”

Anda mulai paham sekarang?

Hehehe. Kalau belum paham, ya kami juga sadar dan itu wajar. Karena, tidak semua ungkapan itu bisa diartikan, ada ungkapan-ungkapan tertentu yang hanya bisa dirasakan, tanpa perlu diungkapkan.

Seperti kata Nganu tadi. *Halah

Ikuti tulisan menarik Wardoyo Suwardoyo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan