Mengenal K.H. Noer Ali, si Singa Karawang Bekasi

Jumat, 2 Juli 2021 09:50 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Beliau lahir pada 15 Juli 1914 di Ujung Malang Bekasi yang sekarang bernama menjadi Ujung Harapan. Beliau putra dari Anwar bin Layu dan Maimunah. Sejak kecil beliau memiliki cita-cita yang sangat mulia yakni membangan dan menciptakan perkampungan surga.

Beliau mulai belajar mengaji sejak usia lima tahun pada ayah dan kakaknya. Setelah beranjak usia tujuh tahun beliau mulai berguru pada guru Maksum Bekasi dan guru Mughni. Dari mereka beliau memperoleh ilmu sangat banyak yang menjadi pondasi islami pada dirinya.

Saat remaja beliau berguru pada ulama besar di Betawi, bernama guru Marzuki, yang menguasai ilmu agama serta beladiri. Karena semangat belajar yang tinggi beliau mengutarakan keinginannya pada sang ayah yang seorang petani untuk menuntut ilmu di kota kelahiran Islam, yakni Mekkah almukarromah. Mendengar hal itu sang ayah tak ingin mematahkan semangat belajar sang anak dan menyetujuinya meski dengan pinjaman yang dicicil bertahun-tahun.

Hingga pada tahun 1934 keinginan beliau terwujud untuk belajar di Mekkah di madrasah Daar Al 'ulum. Diantara guru-guru beliau ialah Syeikh Ali Al Maliki, Syeikh Umar Turki, Syeikh Ahmad Fathani, Syeikh Umar Hamdan dan masih banyak lagi.

Setelah enam tahun di mekkah beliau pun pulang ke Indonesia lalu mendirikan pondok pesantren Attaqwa di tempat kelahirannya Ujung Harapan dan menjadi pengajar di sana. Selain menjadi pengajar ia juga umat untuk angkat senjata melawan penjajahan Belanda walau dengan senjata yang seadanya.

Di Mekkah beliau bertemu K.H. Masturo dan K.H. Hasbullah dan pelajar Betawi lainnya yang kemudian membentuk Himpunan Pelajar Betawi dan Himpunan Pelajar Indonesia atas dasar nasionalisme melihat keadaan Indonesia saat itu. Bersama rekan-rekannya beliau banyak melakukan pertemuan untuk mencari solusi serta dukungan untuk mengusir penjajah dari tanah Indonesia.

Beliau pun tergabung dalam Batalyon III Barisan Hizbullah sebagai komandan dan mendapat julukannya "Singa Karawang Bekasi".

Beliau wafat pada 3 Mei 1992 di usianya yang ke 78. Kepergiannya membawa rasa kehilangan yang mendalam bagi rakyat. Ppada tahun 2006 pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional padanya dan namanya pun diabadikan sebagai nama jalan di Kalimalang, Bekasi.

 Sumber: laduni.id serta kerabat dekatnya.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Fikri Robbani

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Seputar Valentine

Selasa, 11 Februari 2020 15:22 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler