x

gambar hati

Iklan

Fikri Robbani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 21 Januari 2020

Selasa, 11 Februari 2020 15:22 WIB

Seputar Valentine

artikel ini berkaitan dengan valentine dan cerita dibaliknya dan berkaitan pula dengan perayaannya dalam pandangan islam

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

SEPUTAR VALENTINE

Hari kasih sayang atau hari valentine adalah salah satu hari yang paling ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, termasuk remaja indonesia yang mayoritasnya beragama Islam. Hari yang bertepatan pada tanggal 14 februari ini cukup memikat perhatian mereka yang sedang jatuh cinta. Mengapa tidak? Karena hari ini telah dijadikan sebagai salah satu momen untuk saling mengungkapkan dan mengekspresikan perasaaan mereka tersebut.

Tapi tahukah kamu? Di balik perayaannya yang cukup marak, hari Valentine memiliki beberapa kisah yang bertentangan dengan agama Islam. Dan yang paling penting pertentangan ini berkaitan dengan dasar agama yang tak boleh diganggu, ya, pertentangan ini berkaitan dengan aqidah atau kepercayaan yang dianggap sebagai identitas bagi diri seorang muslim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terdapat banyak versi cerita yang berkaitan dengan Valentine. Dimulai dengan hari besar bangsa Romawi yang mereka rayakan pada tanggal 15 Februari yang dinamakan dengan ‘Lupercalia’ dengan serangkaian upacara yang diadakan pada hari ini. Mulai dari kegiatan undian gadis oleh para pemuda yang apabila sudah terpilih, gadis tersebut harus menjadi pasangan pria yang mengundinya yang bisa diperlakukan sesuka hatinya selama setahun. Dilanjutkan upacara pelecutan kaum wanita dengan keyakinan bahwa lecutan ini akan membawa kesuburan bagi mereka. Kegiatan-kegiatan ini mereka persembahkan untuk dewi cinta yang mereka sembah yaitu Juno Februata.

Ketika agama Kathlik menjadi agama negara Romawi para penguasa dan tokoh agama mengadopsi upacara ini dengan nuansa Kristiani dalam perayaan gereja St. Valentine yang kemudian diganti namanya menjadi hari Valentine untuk menghormati St. Valentine yang kebetulah mati pada tanggal 14 februari (The Word Book Encyclopedia, 1998).

Untuk nama Valentine pun memiliki pertanyaan tentang siapa dia sebenarnya dan tentang kisahnya yang memiliki banyak versi. Menurut versi pertama, ketika Kaisar Claudius II memenjarakan St. Valentine karena pernyataannya bahwa Isa Al-Masih sebagai Tuhannya dan menolak untuk menyembah dewa-dewa bangsa Romawi. Orang-orang yang mendambakan St. Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di penjaranya. 

Dalam versi kedua, ketika Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih kuat dam bersemangat ketimbang tentara yang telah menikah, namun St. Valentine melanggarnya dan mulai menikahkan banyak tentara tanpa persetujuan dari kaisar. Ia pun ditangkap dan dihukum gantung pada tanggal 14 Februari 269M (The World Book Encyclopedia, 1998).

Versi lainnya menceritakan bahwa sore hari sebelum kematian St. Valentine ia menulis surat cinta kecit kepada sipir penjaranya yang bertuliskan “dari Valentinusmu” (http:// id.wikipedia.org/).

Dapat disimpulkan bahwa:

  1. Hari Valentine berasal dari upacara keagaamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme (persembahan dewa-dewa) dan Kesyirikan.
  2. Upacara Romawi Kuno diatas akhirnya diubah menjadi perayaan gereja yang juga bertepatan dengan kematian St. Valentine.
  3. Hari valentine dijadikan sebagai hari penghormatan untuk tokoh katholik sebagai pejuang cinta.

Maka bagaimana sikap kita sebagai kaum muslimin?

Islam adalah agama yang konsisten yang tak meniru perayaan dan keyakian agama lain dengan sabda nabi Muhammad “Barangsiapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum(agama) maka dia termasuk dari kaum(agama) tersebut” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031. Syaikhul Islam dalam Iqtidho‘ 1: 269 mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Irwa’ul Gholil no. 1269)

(https://rumaysho.com/3076-mengikuti-gaya-orang-kafir-tasyabbuh.html)

Jadi sudah jelas bagi kita kaum muslimin agar tidak meniru atau mengikuti kegiatan-kegiatan mereka yang non muslim dalam hal kepercayaan dan ibadah, istilah toleransi yang selama ini kita kenal adalah dengan membiarkan saudara non muslim kita untuk beribadah dan mengadakan perayaan sesuai kepercayaan mereka tanpa ikut campur ataupun menggaggu kegiiatan mereka tersebut, karena Allah telah berfirman dalam surat Al-Kaafirun ayat enam:

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

Artinya:
Bagi kalian agama kalian yang kalian bersikukuh mempertahankannya, dan bagiku agamaku yang aku tidak akan mencari selainnya.
(https://tafsirweb.com/37398-surat-al-kafirun.html).

Ikuti tulisan menarik Fikri Robbani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler