Rehabilitasi Mangrove Si Pelindung Dunia di Morowali

Rabu, 4 Agustus 2021 07:01 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mangrove dikenal menjadi pelindung dunia. Dari mencegah erosi di pesisir hingga dapat menyerap emisi karbon. Pemerintah RI lewat Kementerian Lingkungan Hidup terus menggalakkan program rehabilitasi mangrove. PT IMIP di Morowali turut serta mendukung program pemerintah ini dengan rehabilitas lahan mangrove seluas 30 hektar.

Pada peringatan Hari Mangrove Sedunia di tanggal 26 Juli, Pemerintah RI lewat Kementerian Lingkungan Hidup kembali menggalakkan program rehabilitasi 250 ribu lahan mangrove yang tersebar di seluruh Indonesia.

Mangrove adalah jenis tanaman dikotil yang biasa tumbuh di air payau dan laut, ditanam di sekitar perairan seperti pantai atau muara. Tumbuhan ini bisa hidup di darat dan di air. 

Rehabilitasi mangrove ditujukan sebagai langkah untuk menghadapi perubahan iklim dunia dan Indonesia sebagai negara yang mempunyai total 3.1 juta hektar mangrove, menjadikannya yang terluas di dunia, terus terus mengupayakan program ini tetap berjalan.

Salah satu yang konsisten mendukung program rehabilitasi mangrove ialah PT IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park). Dalam upayanya yang turut menjaga kelestarian lingkungan, PT IMIP menyiapkan 30 hektar lahan baru untuk melakukan rehabilitasi mangrove. Terutama di daerah Morowali tempat kawasan industri ini berada.

“Tahun ini kita menargetkan ada lima hektar lahan Mangrove, tahun depan kita upayakan 25 hektar lahan mangrove baru akan dibuka di sekitar pesisir Bahodopi,” ujar Manajer Environmental PT IMIP, Yundi Sobur pada acara penanaman secara simbolis 100 mangrove di Desa Fatufia, Selasa (27/7/2021). 

Aksi penanaman kembali mangrove oleh PT IMIP bukan baru bau ini saja dilaksanakan namun sudah dari tahun-tahun sebelumnya.

“Sebelumnya, tahun 2020 kemarin, kita telah menanam 1.300 mangrove dengan luasan 0,1182 hektar, periode Januari-April 2021 lalu, luasan yang ditanam adalah 0,2962 hektar yang jumlahnya mencapai 3.185 bibit mangrove,” urai Yundi. 

Yundi juga mengatakan rehabilitasi mangrove yang dijalankan oleh IMIP sebagai cara untuk menghadapi empat isu strategis terkait konservasi mangrove yakni degradasi bakau, mitigasi bencana, adaptasi perubahan iklim dan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu menanam mangrove juga memberikan banyak perlindungan terutama untuk daerah pesisir. Seperti mencegah erosi dan abrasi, mempercepat proses penguraian limbah domestik sehingga mencegah pencemaran limbah domestik.

Selain melindungi pesisir pantai, mangrove juga mampu menyerap emisi karbon yang yang ada di bumi sekaligus mencegah pencemaran udara. Rehabilitasi mangrove dapat melindungi pesisir Morowali khususnya di Bahodopi dari kerusakan. 

“Melestarikan mangrove sama dengan menjaga pesisir pantai, mencegah bencana dan membantu pelestarian hayati yang ada di sekitar pesisir Morowali, khususnya di Bahodopi,” jelas Yundi.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler