Jawa Timur menduduki peringkat pertama kasus terbanyak sejumlah total 28.598 kasus positif. Sampai saat ini Jawa Timur masih berjuang memerangi penyebaran Covid-19, karena 23 dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur berstatus zona merah. Kota Jember ditetapkan sebagai zona merah dengan jumlah 263 kasus positif baru dan meninggal dunia sebanyak 39 orang sehari. Hal ini membuat kota Jember mencetak rekor positif dan kematian tertinggi Covid-19 per 17 Juli 2021.
Kabupaten Jember adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Tepatnya di salah satu kecamatan di Jember, yaitu Kecamatan Balung, penulis melaksanakan kegiatan KKN Mandiri Universitas Jember bertemakan Back to Village.
Kecamatan Balung memiliki desa salah satunya Desa Balung Lor yang memiliki empat dusun, yaitu Dusun Krajan, Karanganyar, Kebonsari, dan Wetan Kali. Jumlah penduduk Balung Lor cukup pesat, yaitu sebanyak 29.489 penduduk dengan kurang lebih 6.600 kepala keluarga. Dengan kondisi geografis Desa Balung yang terdiri dari persawahan membuat penduduk desa ini memiliki sebaguan besar mata pencaharian, yaitu petani. Selain itu juga diduduki peringkat terbanyak selanjutnya, yaitu pedagang dan pegawai informal.
Kesehatan menjadi sebuah hal yang meningkat keistimewaannya terlebih di tengah kondisi wabah seperti saat ini. Perlu kita perhatikan pula bahwa permasalahan kesehatan tidak hanya sebatas urgensi yang tengah terjadi, namun banyak penyakit lain pula yang perlu mendapatkan perhatian serupa karena dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan masyarakat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karenanya, salah satu inisiatif yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Jember adalah melalui program KKN yang menyasar masyarakat di suatu desa tertentu.
Salah satu program tersebut diangkat dalam bentuk edukasi interaktif di Desa Balung Lor yang berada di Kabupaten Jember. Dalam hal fasilitas kesehatan, desa tersebut sudah memiliki beberapa fasilitas seperti rumah desa sehat, puskesmas, serta posyandu yang berjalan setiap bulannya. Selanjutnya, fasilitas yang ada tersebut tentu saja dapat dimaksimalkan guna mendukung program yang akan dijalankan.
Menurut Bapak Hariyono sebagai perawat di POSKESDES Balung Lor, terdapat beberapa permasalahan yang disoroti dan dirasa perlu untuk mendapat perhatian dengan harapan bahwa masalah-masalah tersebut dapat diatasi atau setidaknya dikurangi. Misalnya saja, pandemi yang mempengaruhi hampir segala aspek kehidupan termasuk warga desa yang kehilangan mata pencahariannya. Dampaknya tentu saja cukup luas, salah satunya adalah sulit untuk memenuhi kebutuhan gizi anggota keluarga.
Selain itu, saat melakukan riset sederhana, pelaku program menemukan hal unik yang biasa disebut dalam bahasa jawa sebagai angel dikandani. Istilah tersebut memiliki makna bahwa masyarakat desa memiliki kecenderungan sulit dalam menerima edukasi yang diberikan oleh orang lain. Hal tersebut diperburuk dengan kurangnya pemahaman mereka akan pentingnya pemenuhan gizi yang baik bagi keluarga.
Selain itu, masih terdapatnya angka stunting di kalangan anak di desa tersebut sehingga secara tidak langsung meningkatkan urgensi dari pelaksanaan program ini. Bahkan menurut Ibu Dian sebagai sekretaris di Rumah Sehat Desa Balung Lor, masih terdapat 61 anak terimdikasi stunting pada laporan POSYANDU di bulan Agustus dari 31 mahoni. Mahasiswa KKN dari Universitas Jember tentu saja melaksanakan programnya bukan tanpa arah.
Telah ada Visi dan Misi yang secara terstruktur dibuat yang mana program ini memiliki visi antara lain:
- Menjadikan Desa Balung Lor sebagai desa dengan angka stunting dan AKI AKB terendah dengan kader yang berwawasan dan berkelanjutan.
Serta misi yang diangkat adalah:
- Memberikan bekal wawasan kepada kader posyandu Dusun Krajan Desa Balung Lor.
- Melakukan tindakan preventif untuk mengurangi angka stunting dan AKI AKB.
- Melakukan kontrol kegiatan dari program sebagai tindak lanjut.
- Mengevaluasi hasil kegiatan sebagai tindakan nyata dari program KKN.
Program ini juga memiliki tujuan serta dampak yang diharapkan dapat diciptakan antara lain:
- Meningkatkan pengetahuan kepada kader posyandu melalui kegiatan promotif dalam program edukasi interaktif.
- Mengurangi angka stunting.
- Mempertahankan persentase AKI dan AKB tetap nol.
Selanjutnya, bagaimana para mahasiswa KKN dapat melaksanakan tugasnya dengan baik? Hal tersebut terangkum secara komprehensif dalam program kerja serta teknis yang juga telah direncanakan dengan baik. Para mahasiswa ini bekerja di bawah sebuah program yang bernama KEMPING ASIK yang berarti Kader Mesti Paham Stunting Melalui Edukasi Interaktif.
Nantinya program tersebut akan menggunakan media berupa modul emotional demonstration yang menyasar para kader dari posandu. Program ini juga bersifat interaktif dan tidak lupa juga secara langsung mengikutsertakan ibu hamil dan baduta guna diberikan pemahaman akan pentingnya menjaga kesehatan serta bagaimana cara mendapatkannya dengan biaya yang terjangkau.
Para mahasiswa memiliki harapan yang besar terhadap program ini agar dapat membawa manfaat yang dirasakan dalam waktu yang cukup lama.
Harapan-harapan tersebut terangkum dalam beberapa poin yakni:
- Menambah pengetahuan bagi kader posyandu mengenai gizi dan skrining perkembangan ibu hamil serta baduta.
- Menambah penegathuan bagi ibu hamil dan ibu baduta mengenai pentingnya gizi bagi maternitas dan perkembangan bayi.
- Mendapatkan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan ibu dan bayi.
- Terkendalinya angka stunting di desa Balung Lor.
KEMPING ASIK ini dilakukan secara offline namun juga terekam secara live di youtube dan instagram milik naila zanubah arifah. Berikut link yang dapat diakses : https://www.youtube.com/watch?v=KiudRDt4gck&t=1101s&ab_channel=NailaZanuba
Ikuti tulisan menarik Naila Zanuba lainnya di sini.
