x

Foto tersebut menggambarkan seorang anak kecil yang mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun. Gambar tersebut dapat digunakan sebagai contoh agar kita dapat mengedukasi anak-anak agar terbias mencuci tangan dan mengetahui manfaat dari mencuci tangan, dan akibat tidak mencuci tangan. Dengan adanya foto ini, diharapkan para orang dewasa dapat mengajarkan anak-anak untuk membangun kebiasaan mencuci tangan agar menghindari kuman dan virus.\xd \xd Sumber foto : https://www.dettol.com.au/media/4379/washing-hands-large.jpg?width\x3d1140\x26height\x3d641\x26center\x3d0.5,0.5\x26mode\x3dcrop

Iklan

Lia Tri Ayuningtyas

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 21 Oktober 2021

Kamis, 21 Oktober 2021 13:18 WIB

Bina Diri sebagai Salah Satu Upaya Pencegahan Covid-19 untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus menjadi salah satu kelompok yang rentan tertular COVID-19. Sebagai salah satu upaya pencegahan penularan COVID-19 pada anak berkebutuhan khusus, program bina diri dapat dilaksanakan untuk melatih anak merawat diri, mengurus diri, serta menolong diri agar mereka dapat secara mandiri melakukan upaya pencegahan COVID-19.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami kelainan/penyimpangan dari kondisi rata-rata anak normal baik secara fisik, mental, intelektual, sosial dan emosional.

Di masa pandemi ini, anak berkebutuhan khusus menjadi salah satu kelompok yang rentan tertular Covid-19. Sebagai salah satu upaya pencegahan penularan Covid-19 pada anak berkebutuhan khusus, program bina diri dapat dilaksanakan untuk melatih anak merawat diri, mengurus diri, serta menolong diri agar mereka dapat secara mandiri melakukan upaya pencegahan Covid-19.

Pelaksanaan program bina diri dilakukan oleh tenaga pendidik dengan kolaborasi bersama keluarga peserta didik untuk membiasakan anak melakukan kegiatan merawat diri dan menolong diri secara mandiri maupun dengan bantuan. Menurut Emil Kurniawan (2012) ruang lingkup program bina diri meliputi komponen merawat diri, mengurus diri menolong diri berkomunikasi, dan adaptasi. Komponen merawat diri meliputi kemampuan makan, minum dan kebersihan. Komponen mengurus diri meliputi kemampuan berpakaian dan berhias. Komponen menolong diri meliputi kemampuan menjaga keselamatan dan mengatasi bahaya. Komponen berkomunikasi meliputi kemampuan berkomunikasi lisan, tulisan, isyarat, dan gambar. Komponen adaptasi meliputi kemampuan adaptasi dengan lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan bermain atau bekerja sama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Sudrajat dan Rosida (2013), terdapat empat prinsip bina diri. Pertama, prinsip fungsional, yaitu layanan yang diberikan dalam bentuk latihan-latihan fungsi otot dan sendi. Tujuannya adalah meningkatkan fungsi gerak otot dan sendi agar mencapai kemampuan gerak yang optimal sesuai dengan standar gerak. Kedua, prinsip suportif, yaitu latihan atau pembinaan untuk meningkatkan motivasi, dan percaya diri bahwa dirinya mempunyai kemampuan yang dapat dikembangkan. Tujuannya adalah menanamkan rasa percaya diri dan motivasi sehingga mempunyai keyakinan bahwa gangguan/kecacatan yang dialaminya tidak menjadi hambatan untuk berprestasi. Ketiga, prinsip evaluasi diri, yaitu kegiatan layanan atau pembinaan secara terstruktur dan berkelanjutan diadakan evaluasi tentang keberhasilan yang telah dicapai dengan standar perkembangan atau kemampuan standar normal. Keempat, yaitu prinsip Activity of Daily Living, yaitu pembinaan atau latihan yang diberikan mengacu kepada segala aktivitas yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. 

Pembelajaran bina diri sebagai salah satu upaya pencegahan penularan COVID-19 pada anak berkebutuhan khusus dapat difokuskan pada kegiatan membersihkan diri seperti mencuci tangan dan desinfeksi barang-barang pribadi serta pembentukan kebiasaan memakai masker. 

Peserta didik berkebutuhan khusus diajarkan materi mencuci tangan pada program bina diri serta pembiasaan mencuci tangan ketika pergi atau berkunjung ke tempat umum dan menggunakan fasilitas-fasilitas umum, sebelum makan, setelah dari toilet, dan sebelum masuk rumah. Selain itu guru juga dapat mengenalkan dan mengajarkan anak penggunaan hand sanitizer jika fasilitas cuci tangan tidak tersedia untuk membersihkan tangan.

Dalam pelaksanaan program bina diri, guru berperan mulai dari perencanaan dan perancangan program pembelajaran hingga evaluasi. Perencanaan dan perancangan program pembelajaran bina diri anak berkebutuhan khusus disesuaikan dengan kebutuhan, kesulitan, serta karakteristik siswa. Selama pelaksanaan, guru sebagai pendidik mengajarkan kepada siswa keterampilan bina diri yang dibutuhkannya demi kehidupan sehari-hari yang mandiri. Guru juga memberikan motivasi, dukungan serta penguatan selama pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan guru berupa evaluasi program, evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.

Untuk mendukung pelaksanaan program bina diri siswa selama pembelajaran daring, orang tua atau keluarga siswa hendaknya mendampingi siswa ketika melakukan pembelajaran. Sesuai dengan hambatan atau kesulitan yang dialami siswa, orang tua membantu siswa memahami penjelasan atau materi yang diberikan oleh guru. Selama pelaksanaan program bina diri, orang tua mengakomodasi, mendampingi, serta membantu siswa selama pembelajaran. Orang tua juga memonitor dan mendorong anak terus melakukan keterampilan yang diajarkan pada program bina diri yang telah diajarkan selama pembelajaran untuk secara berkelanjutan dilaksanakan secara mandiri di rumah.

Selama pembelajaran daring, pemerintah memberikan bantuan kuota internet bagi pelajar dan guru untuk mendukung pembelajaran. Penyediaan kuota internet membantu berjalannya proses belajar yang menggunakan media berbasis internet selama pandemi.

Ikuti tulisan menarik Lia Tri Ayuningtyas lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler