saya seorang tenaga pengajar di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. saat ini menjadi Ketua MGMP PAI Kota Bandar Lampung, Pengurus APKS PGRI Propinsi Lampung. Pengurus Forum Guru Motivator Penggerak Literasi (FGMP;) Lampung. \xd Guru Penggerak angkatan 7 dan Pengajar Praktik angkatan 11 kota bandar Lampung.\xd saya aktif menulis di berbagai media elektronik daerah/nasional

Guru Wali, Pilar Pendidikan Bermutu dan Pembinaan Karakter di SMPN 22 Balam

1 hari lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Pertemuan Dengan Guru
Iklan

Dengan kedekatan yang terbangun, guru wali mampu memahami keunikan setiap siswa.

***

Pendidikan di abad ke-21 menuntut sekolah tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter siswa. Hal inilah yang menjadi perhatian serius SMPN 22 Bandar Lampung. Sekolah ini berupaya merealisasikan pendidikan yang bermutu dengan menjadikan guru wali sebagai garda terdepan dalam mendampingi siswa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peran guru wali selama ini sering dipersepsikan sebatas pengelola administrasi kelas dan penyampai informasi dari sekolah ke orang tua. Namun, di SMPN 22, makna guru wali diperluas: mereka menjadi pendidik, pengarah, sekaligus teladan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.

Dengan kedekatan yang terbangun, guru wali mampu memahami keunikan setiap siswa. Hal ini penting agar pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan kebutuhan dan potensi anak. Pendidikan yang bermutu memang tidak bisa dibangun dengan pendekatan seragam; ia harus menyentuh sisi personal siswa.

Kepala SMPN 22 Bandar Lampung, Sriyati, S.Pd., M.M., menegaskan bahwa guru wali adalah mitra utama sekolah dalam menanamkan nilai disiplin, tanggung jawab, empati, serta sikap menghargai sesama. Peran tersebut menjadikan guru wali sebagai figur yang tidak hanya mengajar, tetapi juga membina.

Melalui program yang digagas sekolah, guru wali diberikan ruang untuk membangun komunikasi intensif dengan orang tua. Kolaborasi ini melahirkan sinergi positif yang menguntungkan siswa. Dengan adanya koordinasi yang baik, perkembangan akademik maupun perilaku siswa dapat dipantau dan diarahkan secara optimal.

Pendidikan bermutu selalu menekankan keseimbangan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Guru wali di SMPN 22 berperan menjaga keseimbangan tersebut. Mereka memastikan siswa tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter kuat dan berkepribadian matang.

Realisasi ini juga selaras dengan semangat Merdeka Belajar, di mana siswa diberikan ruang untuk mengembangkan potensi diri. Guru wali hadir untuk memastikan kebebasan tersebut tetap berjalan dalam koridor nilai dan norma yang berlaku. Dengan demikian, siswa belajar secara merdeka tanpa kehilangan arah.

Tantangan zaman semakin kompleks. Fenomena degradasi moral, pengaruh negatif media sosial, hingga pergeseran budaya menjadi ancaman nyata. SMPN 22 menjawab tantangan itu dengan memperkuat peran guru wali sebagai benteng nilai-nilai moral sekaligus pembimbing siswa dalam memilah pengaruh positif dan negatif di lingkungannya.

Guru wali juga menjadi tempat curhat bagi siswa. Kedekatan emosional ini memberi ruang aman bagi siswa untuk berbicara tentang masalah pribadi yang mereka alami. Dari sini, guru wali dapat memberikan solusi bijak atau merujuk siswa ke pihak yang lebih kompeten bila diperlukan.

Tidak bisa dipungkiri, guru wali juga berperan sebagai role model. Sikap, tutur kata, dan cara berinteraksi guru wali menjadi cermin bagi siswa. Oleh karena itu, guru wali di SMPN 22 dituntut untuk konsisten menunjukkan teladan positif dalam kehidupan sehari-hari.

Keberhasilan pembinaan karakter siswa di SMPN 22 Bandar Lampung tidak lepas dari komitmen seluruh elemen sekolah. Namun, peran guru wali menjadi yang paling menonjol karena interaksi mereka dengan siswa berlangsung setiap hari, sehingga dampaknya terasa nyata dan berkesinambungan.

Masyarakat pun perlu memberikan apresiasi terhadap langkah ini. Sebab, pendidikan karakter tidak bisa hanya dibebankan pada keluarga atau lingkungan, tetapi harus dibangun bersama oleh sekolah. Kehadiran guru wali menjadi bukti nyata adanya komitmen kolektif untuk membina generasi muda.

Pendidikan bermutu yang diupayakan SMPN 22 melalui penguatan peran guru wali pada akhirnya akan melahirkan lulusan yang tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga memiliki integritas, rasa hormat, dan kepedulian sosial yang tinggi. Inilah tujuan sejati pendidikan: mencetak manusia seutuhnya.

Langkah SMPN 22 Bandar Lampung ini seharusnya bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain. Guru wali jangan ditempatkan sebatas “penjaga kelas”, melainkan sebagai motor penggerak pendidikan karakter. Dengan begitu, wajah pendidikan Indonesia akan semakin bermartabat.

Pada akhirnya, SMPN 22 Bandar Lampung telah menegaskan bahwa guru wali adalah pilar utama pendidikan bermutu dan pembinaan karakter. Dengan komitmen kuat dari seluruh warga sekolah, strategi ini menjadi pondasi penting untuk menyiapkan generasi yang unggul, berilmu, dan berkarakter mulia.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler