x

Para pria suku Karo membawa senjata untuk menjaga ternak mereka dari hewan liar dan suku-suku lain dan juga untuk meningkatkan status mereka. dailymail.co.uk

Iklan

Swasti Mukti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Narsislah dengan Cara yang Aman bagi Satwa Liar

“Mohon berhati-hati saat mengunggah foto wisata Anda ke media sosial. Foto-foto Anda dapat membawa pemburu ke badak-badak kami. Matikan fitur geotag dan jangan memberi tahu dimana Anda mengambil foto.”

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

foto wisatawan safari di AfrikaBagi Anda yang hobi berwisata ke alam, pasti belum sah rasanya kalau belum berfoto dan membaginya pada dunia melalui Instagram, aplikasi berbagi foto paling populer sedunia. Dunia memang harus tahu betapa serunya liburan Anda. Lagipula, berfoto dengan latar belakang alam dan satwa liar yang hidup bebas di habitat aslinya hampir pasti akan mengundang banyak “view”,“like”, dan “comment”.

Tetapi, sebelum berfoto sudahkah Anda ingat untuk menonaktifkan fitur geotagging di ponsel Anda dan di pengaturan Instagram? Pernahkan Anda berpikir bahwa fiitur geotagging yang memudahkan Anda untuk berbagi lokasi dimana Anda mengambil foto, ternyata juga dapat membahayakan keselamatan satwa liar yang muncul dalam bidang foto Anda?

 

Fakta terungkap bahwa ternyata bukan hanya wisatawan yang gemar menggunakan fitur geotagging saat mengunggah foto, para pemburu di Afrika pun rupanya juga memanfaatkan foto-foto yang diunggah wisatawan untuk mengetahui dimana posisi satwa liar (terutama Badak) yang terdapat dalam foto-foto  tersebut. Mereka tidak lagi harus bersusah payah mencari dimana satwa buruan mereka, karena mereka dapat langsung mendatangi lokasi berdasarkan informasi koordinat yang terunggah bersama foto wisatawan. Beberapa smartphone akan merekam secara otomatis koordinat titik pengambilan foto, yang dapat dilihat di properti ata EXIF data foto, sementara beberapa smartphone masih harus disetting secara manual.

Saat ini, para pegiat konservasi badak di Afrika tengah dibuat super galau oleh banyaknya wisatawan yang sembrono dalam mengambil dan mengun ggah foto, hingga tanpa sadar malah disalahgunakan oleh para pemburu untuk menemukan kawanan badak. Bahkan para pemburu rela membiayai pasangan-pasangan kekasih untuk mengikuti tur safari, agar mereka dapat berfoto dengan satwa liar dan sekaligus mengirim data koordinat lokasi pada para pemburu. Hal tersebut akhirnya memaksa pengelola wisata safari di sebuah taman nasional di Afrika Selatan memasang papan peringatan yang sangat tegas pagi para pengunjung, yang dalam Bahasa Indonesia kira-kira berbunyi seperti ini:

papan peringatan pengunjung di Afrika Selatan

“Mohon berhati-hati saat mengunggah foto wisata Anda ke media sosial. Foto-foto Anda dapat membawa pemburu ke badak-badak kami. Matikan fitur geotag dan jangan memberi tahu dimana Anda mengambil foto.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

 

 

Jangan dikira pemburu satwa liar zaman sekarang hanya bersenjatakan senapan dan jebakan. dalam kasus terdahulu, mereka bisa meretas data microchip dan tracker yang dipasang oleh para ilmuwan untuk memonitor pergerakan satwa. Sekarang mereka bersenjata smartphone, yang bahkan bukan milik mereka sendiri.Siapa sangka bernarsis ria di Instagram ternyata dapat berkontribusi bagi kepunahan badak Afrika?

 

 

Bukan tidak mungkin fenomena serupa juga terjadi di Indonesia, mengingat Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah pengguna media sosial terbesar di dunia. Belajar dari apa yang terjadi di Afrika, maka jadilah wisatawan yang bertanggung jawab. Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak kaki dan jangan mengambil apapun selain foto...yang tidak ter-geotag!

 

Ikuti tulisan menarik Swasti Mukti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler