- mengenang Candra Nurhayati
sajak cinta yang kau tuliskan
membakar putihnya kertas
melukai ujung penaku
hingga butiran cahaya jatuh bagai kidung duka
bayanganmu seakan menyatu warna langit
hitam-kelabu seperti jelaga
entah, apakah itu isyarat
di antara lebarnya langit
timbul tenggelam berarak cemas
tinggalkan rindu yang kudekap
jika esok sajakku memutih tulang
itu karena bait-baitku mulai gersang
mengarungi dahaga kemarau
yang berjalan jauh di padang tandus
dan berselimutkan pasir-pasir membara
sajakku bukanlah sebatang kaktus
hidup liar di gersangnya padang pasir
tidur dan mimpi, berselimut tanah kering
hingga pesona senja makin merona
engkau hadir di balik cakrawala langit
melukis keindahan tubuhmu menjadi panorama
tetapi engkau hanyalah gadis senja
yang kupuisikan bersama sajak kematian
tertidur abadi, ketika senja menghampirimu
entah kapan, sajakku menjadi doa terindah untukmu
Malang, 2021
Ikuti tulisan menarik Vitto Prasetyo lainnya di sini.