x

Semangat selalu

Iklan

Fitriani Fattah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 November 2021

Minggu, 21 November 2021 08:54 WIB

Apa Kabar Negeriku

Dipaksa sehat di negara yang sakit sebuah mural yang dianggap provokatif. Sebagian dari kita tentunya menganggap ini sebagai sebuah kritik meskipun sebagian yang lain nampak merasa terancam.Apa sebenarnya indikator yang menjadikan suatu negara dapat dikatakan berpenyakit?Kritik bukanlah sebuah kejahatan dan sebaiknya tidak dipandang demikian. Jika kritik datangnya dari berbagai sudut Nusantara bukankah ini menjadi alarm bahwa sesuatu yang tidak beres sedang terjadi?P embungkaman terhadap kritik bukanlah suatu yang bijaksana. Ada batasan yang jelas antara fitnah dan kritik.Fitnah yang berbalut kritik tentunya mengancam.Dan abai terhadap kritik adalah bentuk kecongkakan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Apakah suatu kebohongan jika saya mengatakan bahwa saat ini Indonesia berada dalam kondisi yang sangat baik, sehat ,tentram dan siaga dalam menyambut masa depan yang menjanjikan? Jika Anda termasuk salah satu warga dengan tingkat nasionalisme yang begitu tinggi yang sangat perhatian terhadap negara-nya dengan selalu memantau pemberitaan di media massa maka bisa jadi langkah awal yang Anda ambil adalah melaporkan saya ke polisi karena telah menyebarkan hoax mengenai kesehatan Indonesia yang ‘sesungguhnya’.Berlebihankah? Entahlah karena saya sendiri belum memahami indikator suatu negara dapat dikatakan berpenyakit.

Saya sepakat ketika seorang mengatakan bahwa menonton berita tiap hari tidak akan menjadikan dunia jauh lebih baik. ”Hidup sudah sulit ngapain mikirin Negara?” Rangkuman informasi yang tersimpan dimemori kita tentang kualitas Nusantara saat ini nyatanya belum menjadi bukti kecintaan kita terhadap Negara.Sekedar memikirkan rasanya belum cukup.Banyak anak muda yang begitu antusias ketika mendiskusikan keadaan Negara-nya.Antusiasme yang lahir dari jiwa pancasilais sudah tentu akan menghasilkan solusi yang demokratis.Demonstrasi massa?Inikah aksi yang menjadi bukti bahwa seseorang sedang memikirkan Negara-nya?Apakah Negara mengalami penurunan fungsi pendengaran sehingga harus selalu ‘diteriaki’?

Masalah pada hakikatnya akan menjadikan kita semakin dewasa dan bijaksana.Entah sebuah institusi bekerja dengan hukum alam yang sama dengan manusia.Namun,usia 76 diyakini mendekatkan manusia pada ajalnya.Manusia BUKAN bangsa. Bagi negara yang terdiri dari 1331 kelompok suku dan 652 bahasa daerah yang berbeda,rasanya masalah,persoalan,konflik,itu wajib dan wajar terjadi. Apakah homogenitas menjadi solusi? Tuhan menciptakan manusia bersuku-suku agar saling kenal mengenal bukan saling mencela, mencaci, dan memaki satu sama lain. Setiap hari mungkin antara rakyat dan pemerintahnya senantiasa berbeda pendapat.Namun,apakah perbedaan ini kemudian melahirkan kebencian,apatisme,dan amarah dari masyarakat kepada Negara-nya? Lebih dari perbedaan.Ingin dikenali seperti apakah wajah Indonesia ini pada rakyatnya? Tak kenal maka tak sayang. Jika kami sebagai objek kebijakan dipinggirkan perannya,dikecilkan suaranya,diabaikan pandangannya bagaimana kami bisa menyanyangi Anda sementara Anda tidak memperkenalkan diri dengan cara yang semestinya?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa indikator sebuah negara bisa dikatakan sehat? Kita mempercayai bahwa sebagian kritik membangun dan sebagiannya lagi secara sengaja digunakan untuk menjatuhkan lawan tertentu.Diperlukan kehati-hatian ketika memilah berbagai kritik . Tapi bagaimana jadinya ketika nasehat dianggap sebagai suatu serangan? Ada yang mengatakan bahwa jika kita ingin seseorang itu menjadi baik maka sampaikan ketika ia sedang sendiri agar tidak mempermalukannya .Apakah "Dipaksa Sehat di Negara Yang Sakit" membuat kita malu atau justru mendorong kita untuk memperbaiki diri? Kritik itu terkadang mencegah kita dari perbuatan yang mungkin saja bisa merusak.Bisa jadi vaksin yang mengurangi gejala berat dari virus otoritarianisme. Silahkan jutek pada fitnah tapi kekuasaan itu harus ramah pada kritik.Setiap serangan tidak melulu berbentuk fitnah meskipun manjur. Sayangnya kritikan tidak memiliki formasi lain selain menyerang. Berikan batasan yang jelas antara apa yang dikritik dan siapa yang mengkritik agar tidak sakit hati. Pembungkaman bukan solusi.Berteriak-teriak juga tidak bijaksana.Kembalikan fungsi pendengaran dan mulut biar komunikasi berjalan lembut.Jadikan mata sebagai saksi.

Selalu menarik untuk membahas suatu negara yang sedang berkembang.Sama seperti orang tua yang selalu memantau tumbuh kembang anaknya. Ada harapan ada kecemasan.Ada saat dimana anak ini memasuki usia yang menjadikannya begitu aktif .Orang tua biasanya menjadi waspada jika ada fase yang terlewati. Bagaimana dengan Indonesia? Apakah kita telah berjalan dengan tegak,tegap,dan lurus tanpa jatuh dan tanpa pegangan? Atau barangkali kita baru saja memasuki fase merangkak?Entahlah. Satu hal yang pasti saat ini kita begitu aktif dalam memperbaharui dinding-dinding agar senantiasa bersih dari jamur yang sehat.

 

 

Ikuti tulisan menarik Fitriani Fattah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler