x

Iklan

Fitriani Fattah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 November 2021

Kamis, 27 April 2023 18:52 WIB

Sensitif

Apakah kalian menyadari bahwa kita (manusia) menjadi jauh lebih sensitif belakangan ini? Bagaiamana jika sensitivitas seseorang menghalanginya untuk berubah menjadi jauh lebih baik? Kritikan sebetulnya diperuntukkan untuk sebuah perubahan. Kita yang kurang peka menjadi sosok yang begitu jahat karena berusaha membuat perubahan dengan cara menghinayang merupakan sinonim dari katakritik bagi orang-orang tertentu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Apakah kalian menyadari bahwa kita (manusia) menjadi jauh lebih sensitif belakangan ini? Bagaiamana jika sensitivitas seseorang menghalanginya untuk berubah menjadi jauh lebih baik? Kritikan sebetulnya diperuntukkan untuk sebuah perubahan. Kita yang kurang peka menjadi sosok yang begitu jahat karena berusaha membuat perubahan dengan cara menghinayang merupakan sinonim dari katakritik bagi orang-orang tertentu.

Lihatlah sekeliling kalian bukannya mereka tampak jauh lebih sensitif dibanding yang seharusnya?Tapi bagaimana mengukurnya? Perempuan memperoleh keuntungannya dalam hal ini .Ia bebas meluapkan amarahnya dan para pria dengan sopan memakluminya sebagai ciri khas wanita.

“Perempuan selalu lebih sensitif dibanding pria.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ini hadiah. Terimalah .Entah kenapa para wanita mulai kehilangan nalurinya dalam menilai sesuatu .Bahkan para pria juga menyadarinya karena itu sesekali menampakkannya untuk melindungi dirinya dari perkataan-perkataan kejam orang lain. Ini menunjukkan bahwa klaim diri adalah sesuatu yang sangat menyenangkan.

“Beginilah aku. Memang seperti ini.”

Bukankah menurut kalian ini terlalu egois? Ya. Saya suka minum kopi tapi menolak anggapan ‘kekinian. ’Toh dari dulu kakek nenek kita juga melakukan ritual yang sama lalu kebanggaan semacam apa yang diinginkan dari kebiasaan yang sebenarnya kuno? Oh, apa kita sedang membicarakan merek tertentu sebagaimana manusia melabeli dirinya sebagai orang yang sensitif?

Sepertinya saya sensitif. Lihatlah bagaimana kata ‘kekinian’ mengganggu saya. Padahal, kenapa?Saya bilang bahwa saya ini sensitif. Bukankah itu akan membantu kalian untuk memfilter apa-apa yang sebaiknya diucapkan?

Lalu, apa yang salah dengan ‘kekinian? ’Tidak ada. Ketika setiap orang mulai melakukan aktivitas yang sama maka daya tariknya akan berkurang. Bukannya menjadi berbeda selalu menarik?Keistimewaan kelompok kecil?

Diagnosa diri menjadi jauh lebih berbahaya dibanding sebelumnya .Bukan karena para profesional kehilangan keakuratannya, tapi para amatir yang berlagak. Saya tidak membicarakan mereka tapi kita. Entah keuntungan apa yang kita harapkan dari penegasan subjektif  “Aku pendendam. ”Apakah itu cara baru menolak perdamaian? Validasi untuk berperilaku kasar dan kejam? Ancaman tidak langsung pada lawan bicara untuk berhati-hati? Ataukah hanya sekedar pernyataan tanpa maksud? Sungguh meragukan.

Klaim diri adalah cara baru manusia mengontrol lawan bicaranya dalam berucap. Sebaliknya ia bebas melakukan serangan berlatar belakang masa lalu untuk melindungi dirinya di masa sekarang. Afirmasi diri negatif semacam ini benar-benar egois. Kalian tau bahwa sifat itu buruk tapi lebih memilih untuk mempertahankannya karena menguntungkan.Kamu tidak peduli betapa sulitnya orang lain berusaha untuk memaklumi tindakanmu karena pelabelan diri yang ugal-ugalan.

“Setiap orang mengalami kecemasan dalam intensitas yang berbeda-beda.”

Emosi negatif itu mengganggu semua umat manusia di belahan dunia mana pun ia berada. Semua orang tanpa terkecuali .Dunia memang dibuat menantang tapi manusia bisa melawannya. Dunia memang sulit dan memang seperti itulah adanya. Alih-alih mengubah bagaimana semesta seharusnya bekerja ubahlah bagaimana cara kita memandang dunia.

Jika kalian menganggap diri sendiri sebagai pencemas maka kekhawatiran-kekhawatiran lainnya akan mulai bermunculan. Jika kalian menyebut diri sendiri sebagai orang yang sensitif,maka setiap celotehan lucu yang terucap dari seseorang akan terdengar sebagai hinaan yang menjijikkan. Jika kalian yakin sebagai sosok pendendam maka permusuhan-permusuhan baru akan mulai menyerang.

Jangan katakan bahwa kamu adalah orang yang cerdas sehingga telingamu tetap bisa menyimak. Jangan katakan bahwa kamu adalah orang yang pintar sehingga mulutmu mampu untuk terdiam.Jangan mempercayakan diri sebagai sosok yang lucu sehingga menahanmu dari olok-olok yang menghina tanpa sadar.Jangan merasa sebagai sosok yang penting nan istimewa sehingga kemarahanmu tertahan dari perilaku yang tidak semestinya.

Sejauh ini saya belum bisa mengartikulasikan secara jelas apa sebenarnya arti dari kata sensitif. Apa yang saya yakini adalah setiap orang memilikinya. Tidak konstan dan tentunya bisa diubah. Kita membutuhkannya dalam kadar yang moderat agar tidak menjadi monster. Bahkan kebutuhan ini akan meningkat kedepannya seiring munculnya robot-robot manusia yang cerdas tanpa hati. Sensitifitas perasaan mungkin akan menjadi satu-satunya kelebihan manusia yang tersisa di masa depan.

Ngomong-ngomong saya benar-benar menyenangi rasa kopi. Satu-satunya hal yang mengganggu adalah atribut-atribut yang mengekorinya.

“Kopi hitam dan kecenderungan psikopat?” Egh…

Ikuti tulisan menarik Fitriani Fattah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

9 jam lalu

Terpopuler