x

Iklan

Nashwa Putri Sabina___SI06

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 November 2021

Minggu, 21 November 2021 08:30 WIB

Masa SMA-ku

kenangan masa SMa

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aku pijakan kakiku di pagi ini, berangkat dengan teman masa kecilku bernama Salma. Aku Nashwa putri sabina teman-temanku suka memanggilku dengan nama Wawa, aku gadis pendiam dan tak suka banyak bicara.

Tapi aku suka membela anak perempuan di kelasku yang tertindas oleh anak laki-laki, kebanyakan anak perempuan sering mengadukan masalah mereka padaku. Di kelas ada salah satu anak laki-laki yang tidak naik kelas.

Awalnya aku tak begitu tertarik dengannya. Dilihat dari wajahnya memang tampan tapi bukan tipe dan seleraku. Namanya Alfa sampai suatu ketika aku tertarik dengan Khalis, wajahnya seperti orang Ambon tapi dia asli Solo mungkin karena hobinya yang suka berenang dan bermain futsal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di lain hari aku memakai baju batik bicara di kantin dengan teman yang aku kenal, sampai ketika aku tercengang mendengar obrolan mereka ternyata Alfa adalah anak dari pemilik perusahaan dari sini aku tercengang bagaimana mungkin bisa orang kaya tapi tidak naik kelas.

Dari situ aku juga tidak mulai tertarik, aku tetap tertarik dengan Khalis meskipun wajahnya tidak putih tapi aku suka senyumnya. Giginya rapih, keren, rambunya keriting pendek dengan gaya cepak, dan masih banyak hal yang membuatku kagum olehnya.

Ini termasuk awal masa-masa SMA saya. Mengingat masa lalu aku mencicip rasanya manis dan pahit ada kalanya aku jatuh dan ada kalanya aku berdiri seperti pohon yang kokoh. Masa itu yang aku rindukan dimana belum banyak tugas seperti sekarang.

Aku bisa dengan bebas memilih di waktu senggang, membaca novel, menulis cerita di aplikasi, bermain game, dan jalan-jalan di akhir pekan jika ada uang. 

Kembali saat aku menjadi sangat di sukai oleh anak laki-laki di waktu SMA, aku mengingat kenangan indah yang aku kenang selama ini. Meskipun aku waktu SMA aku bandel tapi pendiam aku cukup di kagumi oleh beberapa murid anak perempuan.

Saat masuk kuliah aku mulai sibuk dengan tugas kuliah sampai tak ada waktu untuk beristirahat, tapi tak apa semua ada proses jika ingin sukses.

Di waktu Sma hal yang paling aku ingat saat tanpa sengaja aku jatuh dan tubuhku dan tubuh Alfa saling menindih lalu semua orang bertepuk tangan untuk kami berdua. Yah, masa SMA ku memang banyak anak-anak dari kalangan CEO, Maneger, Doctor, bahkan militer.

Aku jadi ingat waktu kelas dua SMA ada anak murid pindahan baru aku lupa namanya sebut saja Rehan, kulitnya gelap seperti orang Jawa, rambutnya cepak seperti potongan rambut abdi negara, dan di tambah postur tubuh yang menjulang tinggi.

Kebetulan aku duduk sendiri karena jumlah murid ganjil di kelas, jadi aku duduk dengannya. Aku mencoba mengenalnya lebih dekat tapi anak kelas yang lain mengosipkanku jika aku menjalin cinta dengan anak baru itu lebih tepatnya PDKT.

Padahal itu baru satu hari. Saat itu Bu Citra wali kelas kami sedang berusaha memanggil nama Rehan.

Tapi anak baru itu tak mendengar sampai akhirnya aku sebagai seksi keamanan memanggilnya. "Hei di panggil!!" sontak satu kelas langsung cie...cie aku.

Khalis dan Alfa tersenyum ke arahku sambil berusaha menunjukan ketampanan mereka dan aku lansung tersipu malu melihat orang-orang menyorakiku. Saat itu aku belum duduk dengan Rehan.

Momen yang aku ingat dengannya saat aku bicara sambil duduk waktu itu pelajaran geografi dan kami sudah ingin jam pulang, aku bicara dengannya sambil menelisik latar belakang keluarga masing-masing.

Ternyata ibunya seorang tentara berpangkat Letnan Kolonel sedangkan Ayahnya adalah seorang Dokter, dia pindah karena ikut kedua orang tuanya. 

"Gua dari kecil ikut ama opung gua di Sumatra."

Ucapnya yang aku ingat. "Alasannya lu ikut ama opung lu bukan ama Nyokap atau bokap lu apa?" tanyaku pada Rehan.

"Nyokap mikir karir dan Bokap kerja lanjut kuliah ngambil spesialis."

"Oh, mendiang bokap gua Polisi."

Setelah mengenal latar belakang keluarga kami, lalu kami menukar senyuman aku perlahan punya teman baru. Tanpa aku kami sadari Khalis dengan jailnya melempari kami kulit kacang dan teman satu kelas menyoraki kami.

"Cieee...yang udah pindah ke lain hati."

Saat aku pulang pun aku tak lepas dari pertanyaan para infotaiment. Sekian dariku.

Ikuti tulisan menarik Nashwa Putri Sabina___SI06 lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler