Pagi itu sedikit mendung. Saya menjalankan rutinitas saya. Kegiatan saya sehari-hari berjualan sepatu di pasar. Seperti biasa, sekarang pasar jarang pembeli. Karena sekarang konsumen lebih suka membeli barang melalui online. 

Siang itu sangat hening tanpa ada seorang calon pembeli yang lewat. Tiba-tiba ada seorang wanita tua. Dia berpakaian lusuh dengan wajah pucat. Saya pun kaget dan dengan memberanikan diri dan mencoba untuk berkomunikasi dengan wanita tua tersebut "buk ada apa anda membuat raut wajah seperti itu". Wanita itu terdiam dengan mengadahkan. Saya tersadar, ternyata beliau adalah seorang pengemis.

Akhirnya saya mencari uang di saku saya untuk diberikan kepada wanita tua tersebut. Ternyata saya tidak membawa uang. Akhirnya dengan berat hati mengatakan "Maaf Buk saya tidak membawa uang."

Ibu itupun pergi meninggalkan toko saya untuk beranjak ke toko lain. Saat itu hati saya sangat sedih karena tidak bisa memberikan sesuatu kepada orang tersebut.

Keesokan harinya wanita tua itu datang lagi. Dengan gelagat yang sama, dengan mimik wajah yang sama beliau menengadahkan tangannya. Akhirnya saya kembali mencari uang di saku saya. Terdapat uang receh. Lalu saya bersyukur akhirnya saya dapat memberikan sesuatu kepada ibu tersebut. 

Berselang setengah jam didepan toko saya ada seorang wanita tua yang memakai kerudung. Tapi saya tidak asing dengan gelagat tersebut. "Sepertinya saya tidak asing dengan orang ini," pikir saya. Setelah saya amati, orang itu ternyata wanita tua yang sama satu jam lalu.  Lalu saya mengatakan dengan nada sumbang "Tidak... Tidak... Saya bangkrutt, Hey wanita tua pergi uang saya habis".

Ikuti tulisan menarik MOCH Fatur Al Mabruri lainnya di sini.